Selasa, April 30

BELAJAR KONSEP



Oleh: Jumadi Tuasikal

A.    HAKIKAT BELAJAR KONSEP
Belajar konsep membantu untuk mengatasi keragaman yang spesifik dan tak terbatas dari lingkungan dan untuk memperlakukan peristiwa-peristiwa yang memiliki sifat-sifat yang sama sebagai bagian dari suatu jenis atau kelompok tertentu.
Pembelajaran konsep dapat mengupayakan individu untuk mampu merespon bentuk-bentuk yang relevan (berhubungan) dengan konsep tersebut dan tidak menghiraukan (ignore) bentuk-bentuk yang tidak relevan dengan mengidentifikasikannya. Dengan kata lain dari banyak kata, bisa disempitkan lagi kepada hal yang lebih spesifik. Pembelajaran konsep dipandang sebagai sebuah kombinasi dari perbedaan antara kelompok-kelompok kejadian dengan generalisasi dalam kelompok-kelompok kejadian.
Ciri-ciri belajar konsep melibatkan stimulus (rangsangan), respon (tanggapan), dan beberapa bentuk umpan balik (feed-back) kepada learner (pelatih). Stimulus meliputi contoh positif dan contoh negatif, respon dapat memakai cara yang paling sederhana sampai kepada yang agak rumit, dan umpan balik diberikan sebagai pembetulan terhadap respon.
Adanya pembentulan terhadap respon dapat dilihat dengan ada dua prosedur dasar dalam pembelajaran konseptual, yaitu: reception paradigm (paradima penerimaan) dan selection paradigm (paradigma seleksi). Pada paradigma penerimaan,  stimulus dihadirkan secara acak atau telah ditetapkan sebelumnya oleh yang melakukan eksperimen dan subjek mengklasifikasikan masing-masing stimulus tersebut. Sementara itu pada paradigma seleksi, subjek diberikan keseluruhan bentuk dari stimulus pada permulaan eksperimen dan kemudian memilih stimulus, percobaan dilakukan secara berulang-ulang dan menginginkan adanya balikan (feedback).
Pembelajaran konseptual terdapat beberapa atribut dan aturan. Atribut merupakan sifat atau karakteristik stimulus yang relevan terhadap konsep. Konsep yang sederhana mungkin hanya memiliki satu atribut seperti warna, sedangkan konsep yang lebih rumit memiliki lebih banyak atribut, seperti warna dan rasa. Atribut dapat menegaskan sebuah aturan konseptual, maksudnya konsep terhadap sesuatu objek ada penguatan didalamnya.
Ada perbedaan antara belajar konsep (concept learning) dengan paired associate learning. Paired associate learning menghendaki pembelajaran respon tertentu terhadap suatu stimulus, jadi rasio antara stimulus dan respon adalah satu – satu. Sedangkan belajar konsep mencakup pembelajaran satu respon terhadap dua atau lebih stimulus, jadi rasio antara stimulus dengan respon bukan satu-satu, tetapi satu lawan banyak. Umpamanya, dalam kegiatan di sekolah dasar anak diajarkan konsep warna putih. Anak akan diberikan contoh warna putih dari sebuah objek seperti kertas putih dan dikatakan bahwa warna kertas ini adalah putih adalah putih. Kemudian anak tersebut diminta mengulangi respon yang sama (“putih”) pada lembaran-lembaran kertas lain yang juga berwarna putih.
            Untuk menyakinkan apakah sebuah konsep telah terbentuk perlu diperhatikan dua faktor. Pertama kita harus memberikan contoh objek (instance) tambahan untuk melihat apakah konsep tersebut telah dikelompok secara benar, dan kedua kita harus memberikan yang bukan contoh (noninstance) atau contoh yang salah untuk melihat apakah mereka mampu mengeluarkan bagian ini dari konsep yang telah terbentuk. Jadi pembelajaran konsep menghendaki sipelajar melakukan respon bentuk-bentuk yang relevan dari konsep tersebut dan tidak menghiraukan (ignore) bentuk-bentuk yang tidak relevan di dalam pengelompokan peristiwa.

B.     ATURAN DASAR BELAJAR KONSEP, YAITU:

1.      Aturan Affirmation, menegaskan konsep secara sederhana dengan pemberian atribut yang sederhana.
2.      Aturan Conjunction, yaitu menjelaskan konsep dengan menggabungkan dua atribut.
3.      Aturan Disjunction, yaitu menjelaskan konsep dengan dua atribut dengan menggunakan hubungan dan/atau dari keduanya.
4.      Aturan Conditional, dimana sesuatu berlaku sebagai sebuah atribut yang relevan tergantung pada adanya atribut lain.
5.      Aturan Biconditional, mengilustrasikan contoh menggunakan dua atribut dengan hubungan jika dan hanya jika.
           C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELAJARAN KONSEP
            Secara umum ada dua faktor yang mempengaruhi pembelajaran konsep yaitu variabel tugas (task variabel) dan variabel pelajar (learner variabel). Contoh-contoh dari variabel tugas tersebut adalah contoh negatif dan positif (positif and negatif instances), atribut yang relevan dan yang tidak relevan, stimulus abstrak dan stimulus nyata, umpan balik dan faktor temporal, dan aturan-aturan konseptual.
1.      Contoh Positif dan Negatif
Dalam hal positive dan negative instaces, ditemukan bahwa manusia cenderung menggunakan positive instance dalam mempelajari konsep ketimbang negative instances. Hal ini disebabkan oleh kurangnya informasi pada negative instances, dan manusia lebih banyak bertemu dengan positive intances daripada negative intances.

2.      Atribut yang Relavan dan Tidak Relevan
            Berkaitan dengan atribut yang relevan dan yang tidak relevan, ada dua hal yang harus diperhatikan. Pertama semakin banyak jumlah atribut yang tidak relevan didalam sebuah tugas pembelajaran konsep, semakin sulit tugas pembelajaran tersebut. Kedua, semakin banyak atribut redundant (perulangan/sama) yang relevan, semakin mudah pembelajaran konsep. Yang dimaksud dengan atribut redundant yang relevan adalah bentuk-bentuk yang berhubungan secara sempurna, sehingga bentuk tersebut dapat dijadikan dasar peramalan yang sahih untuk sebuah konsep. Umpamanya setiap lingkaran diberi warna biru, setiap segitiga diberi warna kuning dan setiap segiempat diberi warna merah.

3.      Stimulus Abstrak dan Stimulus Nyata
            Kejelasan kunci (cues) yang relevan dapat pula membantu memudahkan pembelajaran konsep. Anak-anak lebih cepat mempelajari konsep warna daripada mempelajari konsep perbedaan dimensi atau bentuk. Mereka juga lebih mudah mempelajari konsep yang kongrit seperti ‘mobil’, ‘rumah’, ‘anjing’, dll daripada konsep abstrak. Jika kunci lebih mirip, yang mengakibatkan berkurangnya kejelasan, maka pembelajaran konsep semakin sulit. Umpamanya, pembelajaran konsep ‘socialisme’ atau ‘demokrrasi’ akan lebih sulit karena kedua konsep tersebut memiliki banyak kunci (cues) yang tumpang tindih.
4.       Umpan Balik dan Faktor Temporal/ Waktu
            Balikan (feedback) merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran konsep. Feedback akan memberikan tanda bahwa respon yang dilakukan benar atau tidak. Bahkan ia dapat digunakan untuk mengarahkan respon berikutnya di dalam tugs-tugas konseptual. Penggunaan kata ‘benar’ dan ‘salah’ sudah merupakan balikan yang berarti dalam pembelajaran konsep, tetapi hal ini tidak banyak berpengaruh pada manusia. Untuk manusia, postfeedback delay (penundaan antara balikan yang diberikan untuk sebuah trial dan pemberian stimulus berikutnya) mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam kinerja (performance). Bila postfeedback delay diperpanjang pembelajaran konsep akan lebih terbantu.

5.      Aturan – Aturan Konseptual
            Cara penggabungan hukum konseptual (conseptual rules) akan menentukan kemudahan pembelajaran konsep. Konsep yang menggunakan hukum konjungtif (conjuntive rules), hukum sebuah konsep dimana kedua atribut harus digabungkan, seperti ‘meja bundar’, lebih mudah dipelajari dari pada konsep yang menggunakan hukum kondisional (conditional rules), jika A, maka B dan biconditional, yakni jika A maka B, maka A.
6.      Memori dan Intelegensi
            Faktor terakhir yang mempengaruhi pembelajaran konsep adalah memory dan intelegensi. Pembelajaran konsep ternyata tidak hanya tergantung pada karakteristik tugas tetapi juga pada karakteristik sipelajar. Memori dan kecerdasan merupakan variabel individu yang berbeda yang mempengaruhi kemudahan pembelajaran konsep. Untuk mengetahui konsep dengan jelas seseorang perlu mengingat informasi yang berkaitan dengan konsep tersebut. Begitu pula dengan kecerdasan, semakin cerdas seseorang memecahkan tugas konseptual semakin, cepat ia mempelajari sebuah konsep.
D.    TEORI-TEORI BELAJAR KONSEP
1.      Teori Asosiasi Stimulus Respon
            Salah satu pendekatan yang digunakan dalam belajar konsep adalah konsepsi asosianistik stimulus-respon dan mengadopsi prinsip pengaruh keadaan untuk menjelaskan perilaku konseptual. Dengan pendekatan ini, belajar konsep dianggap sebagai pengembangan cara pembedaan yang sederhana di dalam pembelajaran dan dianggap sebagai kasus khusus di dalam pengeneralisasian dan pendiskriminasian. Selain itu pendekatan yang digunakan dalam belajar konsep adalah teori asosiasi stimulus respon (S-R association theory). Pendekatan ini menekankan pada pentingnya hipotesis (jawaban sementara) dan strategi. Pendekatan ini bersifat kognitif. Dalam hal ini keaktifan peranan sipelajar merupakan faktor yang sangat penting untuk menguji hipotesis.
            Teori Stimulus respon (S-R theory) beranggapan bahwa kekuatan asosiasi antar dimensi yang relafan dengan respon terbentuk secara bertahap sampai seseorang dikatakan telah memperoleh konsep tersebut. Bila seseorang merespon sebuah stimulus baru yang berisi bentuk yang  relevan, maka orang itu dikatakan telah mengeneralisasikan konsep tersebut. Jadi, sebuah konsep dikatakan telah didapatkan oleh seseorang bila konsep tersebut telah mampu diterapkannya pada situasi lain.
            Teori stimulus respon antara (S-R Meditional Theories) berasumsi bahwa belajar konsep berkembang karena respon perantara (mediating response) yang diberikan terhadap stimulus tersebut.  Di dalam teori S-R Mediasional, ada dua jenis masalah pengalihan pemecahan yang digunakan di dalam belajar konsep. Yang pertama, disebut dengan pengalihan reversal atau intradimensional.dalam hal ini pemecahan masalah yang dipelajari oleh subjek pada tahap awal dibalik secara total dengan stimulus yang sama. Sehingga subjek harus mempelajari pemecahan masalah yang berlawanan tersebut untuk mempelajari konsep yang sedang diajarkan. Kedua dinamakan dengan pengalihan nonreversal atau extramentional. Dalam jenis ini pemecahan masalah yang diajarkan sama dengan yang diterapkan pada tahap ujian, dalam rangka memantapkan konsep.
2.      Teori Pengujian Hipotesis
            Teori belajar konsep lain adalah teori pengujian hipotesis (Hypothesis-testing theory). Teori ini menekan pada prinsip bahwa manusia lebih aktif dalam melaksanakan tugas dalam arti bahwa ia aktif memilih dan mencoba atau menguji kemungkinan pemecahan masalah. Teori ini menekankan pada pentingnya pemilihan hipotesis, memilih karakter tugas pemecahan masalah, sehingga proses ini melibatkan teori kognitif. Dalam menerapkan teori ini kita bisa memilih dua strategi yakni conservative focusing, dan strategi focus gambling. Dengan strategi conservative focusing, subjek diminta untuk memilih respon diantara beberapa respon sesuai dengan hipotesis awalnya, kemudian diberi balikan dengan kata ‘benar’, maka ia telah mempelajari konsep tersebut. Sedangkan didalam focus gambling, subjek diberikan kesempatan dan memvariasikan dua atau lebih atribut pada saat menguji hipotesisnya. Biasanya dengan strategi yang kedua, bila berhasil dengan baik, subjek akan lebih cepat mempelajari konsep.

3.      Teori Proses Informasi
            Terakhir, teori pembelajaran konsep yang biasa diterapkan adalah Information-Processing theories atau teori pengolahan informasi. Teori ini menekan pada ciri pengolahan informasi manusia dalam belajar konsep. Teori ini diangkat dari analogi kerja konputer dan memandang belajar konsep dalam artian urutan proses pengambilan keputusan oleh sipelajar.

       E. BEBERAPA PRINSIP-PRINSIP PRAKTIS DALAM BELAJAR KONSEP
1) Think of new examples of concept, memikirkan contoh-contoh baru untuk konsep tersebut.
2) Use both positive and negative instances, menggunakan kejadian atau contoh-contoh positif dan negative.
3) Use a variety of example, menggunakan contoh-contoh yang bervariasi.
4) High-light relevant features, berikan penekanan pada bentuk-bentuk relevan, untuk  menhindari terjadinya kesalah pahaman.

TEORI PERKEMBANGAN KARIR: KRUMBOLTZ SERTA APLIKASINYA

Jumadi Mori Salam Tuasikal, M.Pd A.    Konsep Dasar             Jika kita bicara mengenai bimbingan karir melalui pendekatan pemilihan...