Rabu, April 22

PERBEDAAN INDIVIDU DALAM BELAJAR DAN MENGINGAT



Oleh: Jumadi Tuasikal

            Ada anak yang cepat menghafal angka-angka, namun ada juga anak yang sulit menghafal angka-angka. Perbedaan-perbedaan itu hendaknya dicermati dan disikapi dengan bijak oleh Pendidik. Tindakan menyama-nyamakan seseorang dengan orang lain, tindakan memaksa pembelajar untuk mengikuti kehendak pendidik pada akhirnya akan memperburuk suasana. Pendidik setidaknya harus memahami perbedaan itu, sehingga sentuhan yang diberikan kepada siswa dapat disesuaikan dengan keadaan siswa. Contohnya saja, tentunya berbeda strategi pembelajaran bagi anak yang normal membaca dengan disleksia.

1.      Hakikat Perbedaan Individu
            Pada umumnya manusia mempunyai perbedaan dalam hal bagaimana cara belajar. Sistem atau konsep yang paling baik digunakan untuk memahami perbedaan-perbedaan tersebut yaitu:
1)      Dengan mengelompokkan orang berdasarkan tipenya. Cara ini banyak dikenal dalam sejarah perkembangan psikologi, meskipun sebenarnya tidak berdasarkan metode ilmiah, namun metode.
2)      Dengan cara mengembangkan sebuah skala pengukuran ciri (trait). Individu tidak dikelompokkan kedalam beberapa kelas atas ciri tersebut. Fokus dari trait itu adalah ciri manusia yang konsisten dari satu situasi ke situasi berikutnya, dan bukan ciri yang bersifat sementara dari individu tersebut.

2.      Sejarah Pendahulunya
            Dalam beberapa tahun terakhir banyak perhatian telah difokuskan pada perbedaan dalam cara-cara individu belajar dan mengingat. Meskipun daerah ini sebagian besar diabaikan sampai saat ini oleh para teoritisi belajar, sejarah adalah sebagai tua sebagai yang dari topik lain yang dibahas dalam teks ini. Pada awal 1000 SM bangsa China menggunakan tes bakat di berbagai bidang seperti memanah dan aritmatika untuk menyaring calon-calon untuk posisi di pemerintah mereka.
            Meskipun budaya Eropa awal tidak menekankan pentingnya individu, penilaian perbedaan individu diberikan dorongan besar sekitar tahun 1700 oleh pertumbuhan Protestanisme dengan penekanan pada individu dan pertumbuhan ilmu pengetahuan dengan penekanan pada pengukuran. Mungkin faktor yang paling penting yang mengarah pada kepentingan ilmiah luas dalam perbedaan individual adalah pengembangan dari teori evolusi dan penekanan terkait pada prinsip variasi. Bahkan, pengukuran perbedaan antara individu dalam karakteristik psikologis biasanya dihubungkan dengan Sir Francis Galton sepupu Darwin. Tapi pekerjaan perintis Galton jauh berbeda dari upaya saat ini untuk mempelajari perbedaan dalam kemampuan kognitif. Pada Laboratorium antropometrik di London, seseorang "kemampuan intelektual" dievaluasi oleh ukuran kekuatan pegangan, tes keterampilan motorik, dan ukuran ketajaman visual dan pendengaran.
            Sebuah kesimpulan penting yang dapat ditarik dari studi sejarah ini adalah bahwa ilmu perbedaan individu telah lama terkait erat dengan teknologi pengujian mental. Sebagai contoh, tes kecerdasan modern pertama dikembangkan oleh Alfred Binet pada tahun 1904 atas permintaan pejabat sekolah Prancis. Binet ditugaskan untuk memproduksi sebuah alat yang akan memungkinkan pemisahan mereka yang akan menjadi pelajar paling lambat di sekolah-sekolah di Paris. Secara umum, tes Binet lebih kompleks daripada Galton dan keterampilan motorik. Fitur lain yang patut dicatat dari tes Binet adalah bahwa dalam menanggapi tuntutan pratical ia terstruktur tes untuk yicld satu skor kecerdasan umum yang mewakili individu. Tidak sampai kemudian bahwa para pekerja berkonsentrasi pada kemampuan khusus seperti yang relevan dengan kisaran yang lebih kecil dari tugas, seperti keterampilan administrasi dan mekanik.

3.      Kajian Tentang Perbedaan Individu
            Untuk mengetahhui bagaimana perbedaan individu para ahli telah melakukan penelaahan atas hal tersebut. Ada tiga pendekatan yang digunakan, antara lain: Pertama, psikolog tertarik melakukan diskusi tentang perbedaan individual pada beberapa karakteristik harus dimulai dari beberapa tipe pengukuran atau tes mental. Tes tersebut harus reliabel, dalam artian konsisten mengukur objek dalam waktu yang berbeda. Kedua, melihat perbedaan dengan data yang panjang dan sedikit pada teori. Para peneliti tentang perbedaan individu sering terbawa pada masalah-masalah praktis dari pada teori-teori dalam penelitian. Hasilnya dapat dilihat dari beberapa kasus, yaitu maraknya tes-tes mental yang tidak jelas hubungannya dengan ide-ide teoritis. Ketiga, memberikan penekanan pada aspek kuantitatif. Fokus kuantitatif merupakan hasil dari teknologi tes mental.
  
4.      Beberapa Perbedaan Individu yang Penting dalam Belajar dan Memori
            Dari jumlah yang sangat besar fitur yang membedakan dari peserta didik individu, kita akan membahas hanya empat dari sifat-sifat kognitif yang paling penting yang mempengaruhi pembelajaran dan memori. Pertama, karena ide-ide populer mengenai hubungan IQ dan kemampuan belajar, kita harus mempertimbangkan gagasan kecerdasan. Juga akan dibahas adalah gaya kognitif, strategi pembelajaran, dan kemampuan memori.
Ø  Inteligensi
Tentunya inteligensi berbeda. Baik itu konsep inteligensi menurut weschler ataupun Binet yang mengatakan bahwa inteligensi merupakan potential capacity maupun konsep inteligensi menurut Gardner yang mengatakan bahwa Inteligensi merupakan result of study. Perbedaan inteligensi hendaknya diperhatikan oleh pendidik sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan keadaan peserta didik.


Ø  Gaya Kognitif
Gaya kognitif sangat erat hubungannya dengan kecerdasan dalam belajar. Kecerdasan seseorang dapat dilihat sebagai penentu tingkatan intelektual seseorang dan cognitive style merupkan cara yang dilakukan seseorang untuk menghadapi tugas-tugas intelektual (tugas belajar).
Ø  Strategi Pembelajaran
Dalam penggunaan strategi pembelajaran juga setiap manusia berbeda. Contohnya saja saya dalam belajar banyak materi cenderung say abaca terlebih dahulu kemudian saya tuangkan kembali apa yang telah saya pelajari dalam bentuk tulisan, sedangkan teman saya memiliki cara yang berbeda. Ia menghafal dengan suara yang keras berkali-kali.
Ø  Kemampuan Memori
Ternyata memori setiap manusia memiliki perbedaa. Orang berbeda dalam mengingat. Mungkin ada yang mudah mengingat, ada juga yang mudah melupakan. Hal ini harus disiasati dengan penerapan strategi pembelajaran yang sesuai. Misalnya dengan menemonic atau dengan stratagi repeated again. Pada kemampuan mungkin pernah kita temui orang-orang yang memiliki kemampuan ingatan yang tidak biasa.

5.      Interaksi Atribut dengan Perlakuan (ATI)
Interaksi Atribut dengan Perlakuan (ATI) dideskripsikan sebagai segala situasi di mana perbedaan individu dalam pembelajaran menjadi lebih efisien di bawah kondisi yang berbeda. Ada tiga atribut ATI: Pertama, Attribute adalah semua perbedaan individu, seperti cognitive style dan preferred sensory modality. Kedua, Treatment pada ATI adalah metode pengajaran tertentu seperti pengajaran program atau pengajaran klasikal biasa. Ketiga, interaksi yang memiliki arti secara statistic/ melihat makna. Interkasi juga dapat diartikan sebagai dampak dari treatment/ perlakuan khusus itu berbeda pada tipe-tipe pelajar yang berbeda dan memiliki sifat-sifat yang berbeda.


Reference:
Ellis, Henry C. 1978. Foundamentals Of  Human  Learning, Memory and Cognition (second Edition). Iowa: Wm. C. Brown Company Publisher.

TEORI PERKEMBANGAN KARIR: KRUMBOLTZ SERTA APLIKASINYA

Jumadi Mori Salam Tuasikal, M.Pd A.    Konsep Dasar             Jika kita bicara mengenai bimbingan karir melalui pendekatan pemilihan...