Minggu, Maret 12

TEORI DAN PERKEMBANGAN KARIR: HOLLAND

Jumadi Mori Salam Tuasikal, M.Pd

            Teori John L. Holland adalah teori dengan mengajukan pendekatan yang lebih komprehensif dengan memadukan sain-sain yang telah ada. Pada intinya teori ini menganggap bahwa suatu pemilihan pekerjaan atau jabatan adalah merupakan hasil dari interaksi antara faktor hereditas dengan segala pengaruh budaya, teman bergaul, orang tua dan orang dewasa yang dianggap memiliki peranan yang penting
            Berdasarkan pengalaman yang cukup luas sebagai seorang konselor vakasional dan bekerja dalam klinik, dan juga didasarkan atas inventori kepribadian yang disusun atas dasar minat, maka Holland merumuskan tipe kepribadian menjadi enam golongan. Setiap golongan dijabarkan ke dalam suatu model teori yang disebut model orientasi (the model orientation). Model orientasi ini merupakan suatu rumpun perilaku penyesuaian yang khas. Setiap orang memiliki urutan orientasi yang berbeda-beda, dan hal inilah yang menyebabkan mengapa setiap orang itu mempunyai corak hidup yang berbeda
            Holland berusaha menjelaskan soal pilihan perkerjaan dari sudut lingkungan, pribadi dan perkembangannya, dan interaksi pribadi dengan lingkungannya yang merupakan perpaduan pandangan lain yang dinilainya terlalu luas/terlalu dalam.

A.       Pokok-pokok pikiran teori pilihan jabatan Holland
            Dewa Ketut Sukardi (1987) menyimpulkan ada 12 pokok pikiran teori Holland yang berkaitan dengan perkembangan Karir:
1.     Pilihan suatu pekerjaan atau jabatan adalah merupakan pernyataan dari kepribadian seseorang
2.     Stereotipe vokasional mempunyai makna psikologis dan sosiologis. Dengan pengertian lain seseorang dapat mengadakan interpretasi terhadap orang lain didasarkan atas pergaulan dengan teman-temannya, pakaiannya, perilakunya serta pekerjaan yang sedang ditekuninya
3.     Inventori minat adalah merupakan inventori kepribadian
4.     Individu-individu akan memasuki suatu pekerjaan atau jabatan yang sama disebabkan karena mereka memiliki kepribadian, dan sejarah kepribadian yang serupa, maka dari itu setiap jabatan atau pekerjaan akan menarik bagi individu-individu yang mempunyai kepribadian yang sama atau serupa
5.     Disebabkan oleh karena individu–individu berada dalam suatu kategori atau satu rumpun pekerjaan memiliki kepribadian yang sama atau serupa, maka mereka akan menanggapi situasi dengan cara yang sama atau serupa, dan lebih lanjut akan membentuk lingkaran hubungan antar pribadi
6.     Kepuasan, kemantapan dan hasil prestasi kerja itu akan dapat dicapai oleh individu itu bergantung dengan kongruensi antara kerpribadian individu dengan lingkungan dimana individu itu berada
7.     Pengetahuan tentang kehidupan adalah seringkali tidak tersusun dan terpisah dari batang tubuh ilmu pengetahuan psikologi dan sosiologi
8.     Terdapat enam model lingkungan atau suasana pekerjaan, yaitu: realistis, intelektual, pelayanan (sosial), pengabdian, usaha dan artistik. Masing-masing suasana dikuasai oleh satu tipe kepribadian tertentu dan masing-masing suasana ditandai oleh keadaan fisik yang menimbulkan tekanan dan masalah tertentu. Setiap tipe merupakan hasil interaksi antara faktor hereditas, budaya dan pribadi yang ada disekitarnya
9.     Individu-individu berusaha untuk memperoleh pekerjaan atau jabatan bertujuan untuk melaksanakan potensi-potensi yang dimilikinya, menyatakan sikap dan nilai-nilai yang dimilikinya, mengambil peranan di dalamnya, serta menghindari berbagai peranan atau problema yang tidak dikehendaki atau disetujuinya
10. Perilaku seseorang dapat dipahami dan dibaca melalui bagaimana terjadinya interaksi antara pola kepribadiannya dengan lingkungannya. Pemahanan pola interaksi ini bermanfaat digunakan terutama dalam pemilihan job training dan pekerjaan, tingkat keberhasilan dalam pekerjaan, mobilitas pekerjaan dan lain-lainnya
11. Di dalam masyarkat pada umumnya individu dapat digolongkan ke dalam salah satu dari enam model orientasi. Setiap tipe merupakan hasil dari suatu proses interaksi antara faktor hereditas, budaya dan pribadi-pribadi di sekitarnya. Kelompok sifat-sifat pribadi ini kemudian akan membentuk sejumlah potensi khusus untuk mendapatkan keberhasilan dan aspirasi tertentu. Membanding-bandingkan sifat-sifat pribadi seseorang dengan sifat-sifat pribadi lainnya, akan dapat ditentukan tipe model seseorang. Tipe model ini nantinya akan menjadi tipe kepribadiannya.
            Jadi inti dari pokok pikiran teori Holland adalah suatu pemilihan pekerjaan atau job merupakan hasil dari interaksi antara faktor hereditas dengan segala pengaruh budaya, teman bergaul, orang tua dan orang dewasa yang dianggap memiliki peranan yang penting.

B.       Asumsi-asumsi yang mendasari teori Holland
            Munandir (1996) mengemukakan bahwa asumsi yang mendasari teori Holland adala sebagai berikut:
1.   Dari kecocokan orang dengan lngkungan dapat diramalkan pilihan pekerjaan orang itu dan kemantapan serta prestasi kerjanya, pilihan pendidikan dan prestasinya, kemampuan pribadi, tingkah laku sosial dan seberapa jauh seseorang dapat dipengaruhi
2.   Tipe orang itu bersifat teoritis dan merupakan model yang dapat dipakai untuk menilai orang yang sebenarnya. Dari pengalaman dan interaksinya dengan lingkungan (budaya, sosial, fisik) orang mempunyai preferensi (pilihan), sikap dan kemampuan atas kegiatan tertentu dari pada kegiatan lain
3.   Lingkungan menggambarkan orangnya. Karena diciptakan oleh orang-orang yang mempunyai minat, kemampuan dan pandangan yang cocok
            Selanjutnya versi lain mengenai mengenai asumsi teori Holland dikemukakan oleh Edwin L. Herr (1986), yaitu:
1.     Dalam budaya kita, kebanyakan orang bisa dikategorikan pada salah satu dari 6 tipe, yaitu realistik, investigasi, artistik, sosial, enterprise atau konvensional
2.     Ada 6 macam lingkungan, yaitu realistik, investigasi, artistik, sosial, enterprise dan konvensional
3.     Orang adalah penyelidik untuk lingkungannya yang akan melatih keterampilan dan mengekspresikan kemampuan mereka, nilai serta membantu menyelesaikan masalah dan aturan
4.     Tingkah seseorang adalah gabungan dari interaksi antara kepribadian dan lingkungan
            Jadi teori Holland tentang pilihan karir muncul dari adanya asumsi tentang pengaruh antara faktor hereditas dan lingkungan terhadap diri seseorang sehingga yang kemudian dapat dikelompokannya 6 tipe kepribadian dan lingkungan kerjanya.

C.      Lingkungan/Model Kerja
            Dari sekian banyak pekerjaan yang ada di masyarakat dapat digolongkan 6 lingkungan kerja yaitu:
1.     Lingkungan kerja realistik
Lingkungan kerja realistik ditandai dengan tugas-tugas yang konkrit, fisik, eksplisit yang memberikan tantangan bagi penghuninya. Memerlukan bentuk kecakapan, gerakan, ketahanan. Misalnya lingkungan tukang kayu, petani, sopir operator mesin
2.    Lingkungan kerja intelelektual
Lingkungan kerja intelektual ditandai dengan berbagai tugas yang memerlukan kemampuan abstrak dan kreatif. Untuk memecahkan masalah yang efektif dan efisien diperlukan intelegensi, imajinasi serta kepekaan terhadap berbagai masalah yang bersifat intelektual. Kriteria keberhasilan dalam melaksanakan tugas bersifat objektif, yang bisa diukur tetapi memerlukan waktu yang cukup lama dan secara bertahap. Seperti lingkungan fisikawan, matematikawan
3.     Lingkungan kerja sosial
Lingkungan kerja sosial memiliki ciri-ciri kebutuhan akan kemampuan untuk menginterpretasi dan mengubah perilaku manusia, serta minat untuk berkomunikasi dengan orang lain. Secara umum orientasi kerja dapat menimbulkan rasa harga diri dan status. Contoh pekerja sosial, guru, konselor
4.    Lingkungan kerja konvensional
Lingkungan kerja konvensional ditandai dengan bermacam tugas dan pemecahan masalah yang memerlukan proses informasi verbal dan matematis secara kontiniu, rutin, konkrit dan sistematis. Berhasilnya dalam pemecahan masalah akan nampak dengan jelas dan memerlukan waktu yang relatif singkat. Contohnya kasir, sekretaris, ahli statistik, pengawas keuangan, pegawai arsip
5.    Lingkungan kerja usaha
Lingkungan kerja usaha ditandai dengan bermacam tugas yang menitik beratkan pada kemampuan verbal yang digunakan untuk mengarahkan dan mempengaruhi orang lain. Contohnya politikus, manajer, konsultan bidang industri, pedagang
6.     Lingkungan kerja artistik
Lingkungan kerja artistik ditandai dengan berbagai macam tugas yang memerlukan interpretasi/kreasi bentuk artistik melalui cita rasa, perasaan, dan imajinasi. Contohnya ahli musik, ahli drama, penyair, seniman

D.      Tipe Kepribadian
            Sesuai dengan macam-macam lingkungan kerja, Holland juga mengenali ada 6 jenis kepribadian, yaitu:
1.    Realistis
Ciri-cirinya: kejantanan, kekuatan otot, mempunyai kecakapan dan koordinasi motorik yang kuat, kurang memiliki kecakapan verbal, konkrit, bekerja praktis, kurang memiliki keterampilan sosial serta kurang peka dalam hubungan dengan orang lain
2.    Intelektual
Ciri-cirinya: memiliki kecederungan untuk merenung, membutuhkan pemahaman, tidak sosial, memiliki nilai dan sikap yang tidak konvensional, dan kegiatan yang bersifat intraseptif
3.    Sosial
Ciri-cirinya: pandai bergaul dan berbicara, bersifat responsif, bertanggung jawab, kemanusiaan bersifat religius, senang memberikan perhatian, memiliki kecakapan verbal, hubungan antar pribadi, lebih berorientasi pada perasaan
4.    Konvensional
Ciri-cirinya: memiliki kecenderungan terhadap kegiatan verbal, menyenangi bahasa yang tersusun baik, numerikal yang teratur, menghindari segala situasi yang kabur, senang mangabdi, mencapai tujuan dengan mengadaptasikan dirinya, ketergantungan pada atasan
5.    Usaha
Ciri-cirinya: memiliki keterampilan berbicara dalam menguasai dan mempengaruhi orang lain, manganggap dirinya paling kuat, mudah mengadaptasikan dengan orang lain, agresif dalam kegiatan lisan
6.    Artistik
Ciri-cirinya: bersifat tidak sosial, lebih menyukai menghadapi keadaan sekitar dengan melalui ekspresi diri, cenderung sukar menyesuaikan diri.

E.       Konsep pokok teori Holland
Holland dalam Munandir (1996) mengemukakan 4 konsep pokok dalam teorinya:
1.    Konsistensi
Berkenaan dengan pertanyaan seberapa dekatkah suatu tipe kepribadian  dan tipe lingkungan dengan tipe-tipe lainnya
2.    Differensiasi
Differensiasi adalah seberapa jauh kemurnian orang, atau kesedikitan kemiripan dengan tipe-tipe lain
3.    Kongruensi
Menunjukan kecocokan tipe kepribadian seseorang dengan tipe lingkungan dimana ia tinggal dan bekerja
4.    Kalkulus
Merupakan pengaturan hubungan yang ada di dalam tipe-tipe (lingkungan) dan diantara tipe-tipe itu, sehingga jarak antara tipe-tipe atau lingkungan-lingkungan berbanding berbalik dengan hubungan teoritis antara tipe-tipe

Sumber Bacaan:
Dewa Ketut Sukardi. (1987). Bimbingan Karir di Sekolah-Sekolah. Jakarta: Ghalia Indonesia
Edwin L. Herr. (1984). Career Guidance Counseling Through the Life Span Systematic Approaches. Toronto: Little, Brown & Company
Munandir. (1996). Program Bimbingan Karir di Sekolah. Jakarta: Depdikbud




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TEORI PERKEMBANGAN KARIR: KRUMBOLTZ SERTA APLIKASINYA

Jumadi Mori Salam Tuasikal, M.Pd A.    Konsep Dasar             Jika kita bicara mengenai bimbingan karir melalui pendekatan pemilihan...