Minggu, Maret 12

Teori Perkembangan Karir: Anne Roe

Jumadi Mori Salam Tuasikal, M.Pd

            Hubungan dini di dalam keluarga dan pengaruhnya kemudian terhadap arah karir merupakan fokus utama karya Anne Roe (1956). Analisis tentang perbedaan dalam kepribadian, aptitude, intelligensi, dan latar belakang yang mungkin terkait dengan pilihan karir merupakan tujuan utama penelitiannya. Dia meneliti sejumlah ilmuwan terkemuka dalam bidang fisika, biologi, dan sosial untuk menentukan apakah arah vokasional itu erat hubungannya dengan perkembangan dini kepribadian.
Roe (1956) mengklasifikasikan okupasi ke dalam dua kategori utama: person oriented dan nonperson oriented. Dia berpendapat bahwa pemilihan sebuah kategori okupasi terutama didasarkan atas struktur kebutuhan individu tetapi tingkat pencapaian dalam suatu kategori lebih tergantung pada tingkat kemampuan dan latar belakang sosio-ekonomi individu. Iklim hubungan antara anak dan orang tua merupakan kekuatan utama yang membangkitkan kebutuhan, minat, dan sikap yang kemudian tercermin dalam pemilihan pekerjaan.
Roe memodifikasi teorinya setelah beberapa studi menyangkal pendiriannya bahwa perbedaan interaksi orang tua-anak menghasilkan perbedaan dalam pemilihan pekerjaan. Kini dia mengambil posisi bahwa orientasi dini seorang individu terkait dengan keputusan utama yang diambilnya di kemudian hari terutama dalam pemilihan okupasi tetapi variable-variabel lain yang tidak diperhitungkan dalam teorinya pun merupakan faktor-faktor yang penting.

A.      Dasar Pemikiran Teori Anne Roe
            Teori Roe ini biasanya disebut juga sebagai “a need theory approach to career choice”, teori pemilihan karir dengan pendekatan kebutuhan.Teori karir Roe mempunyai dua tingkatan utama (dalam Samuel H. Osipow, 1968:17). Dalam teorinya roe mamandang pilihan karir seseorang dipngaruhi oleh tiga komponen yang mendasar dalam hidup diantaranya:
1.      Pengaruh genetika terhadap keputusan-keputusan karir
Roe memandang genetika seseorang adalah warisan dari gen ayah atau ibu, sehingga pada prinsipnya individu memiliki berbagai potensi bawaan yang akan menentukan sifat-sifat, minat, bakat dan tempramen. Pada akhirnya potensi tersebut memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan seseorang terutama dalam pemulihan karir yang akan dilalui pada masa yang akan datang. Seorang anak yang terlahir dari keluarga yang bekerja pada bidang jasa cenderung juga akan bekerja pada bidang jasa ketika ia dewasa kelak,
2.      Pengalaman masa kecil.
Berbagai pola asuh yang diterima individu pada masa anak-anak akan mempengaruhi bagaimana pilihan karirnya di masa depan. Selain itu, suasana dan iklim yang ada di keluarga juga memiliki kontribusi besar terhadap pilhan karir individu. Suasana yang terjadi tersebut dapat saja berupa hal yang positif, seperti: kasih sayang, penuh perhatian, dan saling menghargai. Suasana negatif, misalnya: perlakuan kasar, kekerasan, acuh tak acuh dan keluarga yang broken home.
Roe dan Siegelman mengemukakan hipotesis mengenai pengaruh pendiddikan dan pola asuh orang tua terhadap anak, yaitunya sebagai berikut:
a.      Lingkungan keluarga yang mencintai, melindungi dan menuntut secara wajar akan menuntun anak menjadi orang yang memiliki orientasi di masa kanak-kanak dan orang yang berorientasi dalam pekerjaan yang akan ditempatinya,
b.      Lingkungan keluarga yang menolak, mengabaikan dan tidak acuh terhadap anak akan menggiring anak menjadi orang yang tidak memilki orientasi dalam pekerjaan,
c.       Kondisi yang terlalu melindungi (over-protective) atau menuntut terlalu berlebihan akan menjadikan anak tidak memiliki orientasi dalam pekerjaan,
d.      Sebagian anak yang berasal dari keluarga yang bersifat menolak kemungkinan orientasinya menjadi mencari kepuasan, dan
e.      Lingkungan keluarga yang santai dan mencintai akan memberikan jumlah keterkaitan yang memadai.
Dalam perkembangan jabatan Anne Roe menekankan dampak dari keseluruhan pengalaman anak kecil dalam lingkungan keluarga inti. Gaya interaksi orang tua dan anak, serta pengaruh pola pendidikan keluarga menjadi kebutuhan perkembangan anak yang berhubungan dengan kebutuhan pribadi dan gaya hidup dewasa nanti.
Roe mengemukakan  tiga kategori pendidikan yang di terapkan oleh orang tua,  diantaranya :
a.       Menjauhi anak
Perilaku orang tua yang menjauhi anak cenderung akan bersifat ;
·      Menolak: dingin, bermusuhan, menunjukkan kekurangan-kekurangan danmengabaikan preferensi-preferensi dan opini-opini anak.
·      Mengabaikan: memberikan perawatan fisik minimum tidak memberikan afeksi, dingin tetapi tidak menghina.
b.      Konsentrasi Emosional pada Anak
Pemusatan perhatian pada anak memiliki dua kategori,yaitu :
·      Overprotecting. Memberikan perlindungan berlebih-lebihan (cenderung hangat),terlalu baik, penuh kasih sayang, membolehkan sedikit kebebasan pribadi, melindungi dari yang menyakitkan.
·      Overdemanding. Terlalu menuntut (cenderung dingin), menentukan standar-standar tinggi, mendesak untuk memperoleh prestasi akademik yang tinggi, dalam bentuknya yang ekstrim cenderung menolak.
c.       Penerimaan terhadap Anak
Pola penerimaan terhadap anak di bagi menjadi dua, yaitu ;
·      Santai (casual): sedikit kasih sayang, responsif kalau pikiran tidak kacau,tidak ambil pusing tentang anak, membuat beberapa peraturan dan tidak melaksanakannya.
·      Penuh kasih (loving): memberikan perhatian hangat dan penuh kasih sayang, membantu dengan rancangan-rancangan, menggunakan penalaran dan bukan hukuman, mendorong independensi.
Dari kategori emosional yang ada di dalam rumah menurut Roe, Kategori penuh kasih, overprotective danoverdemanding akan cenderung menghasilkan seseorang yang kejuruannya beroriantasi pada kontak dengan orang lain (Person Oriented). Sedangkan kategori santai, menolak dan mengabaikan cenderung menghasilkan seseorang yang kejuruannya beroriantasi pada benda – benda (Non_Person Oriented).
3.      Kebutuhan-kebutuhan manusia.
Kebutuhan-kebutuhan individu dapat mempengaruhi pilihan karir individu tersebut.Dalam hal ini Roe berpijak kepada teori kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow. Secara hirarki Maslow menyebutkan delapan motif kebutuhan individu (dalam Lee E. Isaacson, 1986:39), yaitu
a.      Kebutuhan fisik (Physiological needs),
b.      Kebutuhan akan rasa aman (Safety needs),
c.       Kebutuhan akan kasih sayang dan cinta (Need for belongingness and love),
d.      Kebutuhan Penghargaan diri (esteem Needs)
e.       Kebutuhan akan pengetahuan dan pemahaman ( Need Know & Understand),
f.        Kebutuhan Estetika (aesthetic Needs),
g.      Kebuthan aktualisasi diri (self actualization, and) dan
h.      Kebutuhan hubungan dengan yang kuasa(Transcendence).
Hirarki kebutuhan Maslow ini lazim juga digambarkan sebagai piramida, dimana kebutuhan paling dasar memiliki ruang paling luas dan semakin ke atas ruang yang tersedia semakin kecil.Disana dapat diliat  bahwa manusia dalam kehidupannya memiliki tingkatan-tingkatan kebutuhan yang mesti dipenuhi, sesuai dengan taraf dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan. Ada kebutuhan yang dapat terpenuhi dengan mudah, kebutuhan yang tertunda dan bahkan ada kebutuhan yang tidak dapat terpenuhi sama sekali.

B.       Pilihan Karir berdasarkan teori Roe
            Roe mengemukakan dua pengelompokan utama dalam pilihan  karir (dalam Lee, 1986:43), yaitu:
1.      Person-oriented,, jabatan yang berorientasi pada kontak dengan orang lain. Misalnya orang – orang yang suka bekerja bersama dengan orang lain, di anggap cenderung demikian karena mereka menghayati kebutuhan yang kuat untuk di terima baik oleh orang lain. Semua orang ini di didik oleh orang tua yang menunjukan sikap menerima dan menyayangi. Antara lain :
a.       Jasa (service); pekerjaan-pekerjaan yang tugas utamanya berhubungan langsung dengan kebanyakan orang dan bertugas untuk melayani orang lain serta berbuat untuk kepentingan orang lain.
b.      Kontak bisnis (business contact); pekerjaan-pekejaan yang langsung berinteraksi langsung dengan orang lain dengan tujuan lebih kepada upaya untuk mempengaruhi dibandingkan dengan berbuat untuk kepentingan orang lainn
c.       Organisasi (organization); pekerjaan-pekerjaan manajerial serta membentuk interaksi yang bersifat formal untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
d.      Kebudayaan (general culture); pekerjaan-pekerjaan yang tujuan utamanya adalah upaya untuk pelestarian dan pewarisan budaya,seperti halnya pendidikan.
e.       Seni dan hiburan (art and entertainment); pekerjaan-pekerjaan yang membentuk interaksi antara orang-orang yang memiliki kreatifitas dan keterampilan khusus.
2.      Nonperson-oriented, yang berorientasi pada benda-benda. Misalnya orang- orang yang lebih suka bekerja dengan menangani barang atau benda tanpa mencari kontak dengan individu di sekitarnya itu di anggap berkecenderungan demikian karena mereka menghayati kebutuhan yang kuat untuk merasa aman dan terlindung dari bahaya.
a.       Tekhnologi (technology); pekerjaan-pekerjaan yang berorientasi kepada produksi, pemeliharaan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan barang.
b.      Luar ruangan (outdoor), pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan di ruangan terbuka/alam bebas dan tidak terlalu tergantung/membutuhkan adanya interaksi dengan banyak orang.
c.       Ilmu pengetahuan (science); pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan pengembangan keilmuan, teori, konsep dibidang ilmu yang berhubungan dengan perilaku.
            Roe (dalam Munandir, 1996:104) mengemukakan bahwa terdapat enam tingkatan karir yang dilalui individu , yaitu:
1.      Tak terampil, pekerjaan pada tingkat ini tidak membutuhakan keahlian atau pendidikan khusus.
2.      Semi terampil; pekerjaan pada tingkatan ini telah menuntut adanya keterampilan dan pengalaman khusus, namun belum mensyaratkan adanya kemandirian dan inisiatif yang tinggi dari individu.
3.      Terampil; pekerjaan pada tingkatan ini menuntut adanya keterampilan dan pendidikan khusus pada individu.
4.      Semi professional dan bisnisk kecil; pekerjaan pada tingkatan ini telah menuntut adanya tanggung jawab dalam skala rendah dan kebijaksanaan untuk diri sendiri. Individu pada tingkatan ini berpendidikan menengah atas umum atau tekhnologi kejuruan.
5.      Professional tingakatan kedua; mensyaratkan adanya kemandirian dan tanggung jawab yang lebih besar serta telah menerapkan sistem manajerial yang baik. Individu yang berada pada tingkatan ini memiliki pendidikan yang baik, yakni berada pada jenjang sarjana hingga master.
6.      Professional tingkatan pertama; secara mandiri telah mampu untuk berkarya cipta dan menerapkan sistem manajerial secara baik. Pada tingkatan ini telah terbentuk tanggung jawab penuh pada individu untuk mengaambil berbagai keputusan dan kebijaksanaan.
            Dalam hal ini Samuel H. Osipow (1973) berpendapat bahwa konselor sekolah dapat membantu orang muda yang belum mengenal dirinya sendiri mengenai pengaruh kebutuhan pokok yang melandasi motifasinya dalam memperjuangkan suatu gaya hidup (life style). Dengan demikian konselor sebaiknya meningkatkan tahap kebutuhan klien karena jaminan ekonomis saja tidak membuat orang dewasa selalu merasa bahagia

C.      Kelemahan dan Kelebihan teori Roe.
1.    Kelemahan
Lee (1986:43) mengemukakan empat kelemahan dari teori yang dikemukakan oleh Roe, yaitunya:
a.    Keakuratan pembuktian teori yang dikemukakan Roe susah dinilai, karena membutuhkan rentang waktu yang sangat panjang mulai dari tahapan anak-anak, remaja hingga dewasa. Beberapa ahli berpendapat bahwa kebenaran teori karir yang dikemukakan oleh Roe sulit untuk diperoleh pembuktian secara cepat dan tepat. Hal ini dikarenakan oleh panjangnya rentang waktu yang diperlukan oleh seorang ahli untuk membuktikannya.
b.    Sebagian besar/ banyak dari proposal-proposal yang dikemukakan oleh Roe hanya berupa pengenaralisasian sehingga keterangan yang diberikan rancu dan ambigu.
c.    Perilaku yang ditampilkan oleh orang tua bukanlah sesuatu yang tetap/konsisten. Dalam menampilkan perilaku, orang tua sebagai individu yang dinamis tidak menampilkan perilaku yang sama setiap waktu. Banyak faktor yang dapat menimbulkan terjadinya perubahan perilaku yang ditampilkan individu dalam kehidupan keseharian.
d.   Anak tidak hanya mendapatkan pengaruh dari lingkungan rumah,tetapi banyak lagi faktor lingkungan lain yang mempengaruhinya. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan terbesar yang mempengaruhi individu tetapi bukan merupakan satu-satunya lingkungan yang memberikan pengaruh.

2.      Keunggulan
a.       Dengan adanya teori Roe ini dapat mempermudah mengklasifikasikan jabatan apa yang sesuai dengan potensi individu tersebut berdasarkan pola asuh orang tua, interaksi, serta pemenuhan kebutuhan.
b.      Dengan melihat cultural seseorang  maka dalam penyesuaian diri di lingkungan pekerjaan akan lebih mudah untuk mempertahankan jabatannya.
c.       Memudahkan konselor dalam memberikan layanan karir kepada klien dengan melihat latar belakang klien di masa kecil.
d.      Memudahkan konselor dalam memberikan layanan karir pada kliennya, karena menurut roe karir anak di pengaruhi oleh pola asuh orang tua.

D.      Implikasi dalam Konseling
1.      Suasana dan sikap keluarga/orang tua yang diterima anak memberikan pengaruh secara langsung terhadap pilihan karir anak di masa depan. Oleh karena itu, konselor dapat mengidentifikasi pilihan karir anak berdasarkan suasana dan sikap yang diterima anak dari keluarga/orang tua.
2.      Pilihan karir juga dipengaruhi oleh faktor sosialisasiantara anak dengan lingkungan terutama lingkungan keluarga. Oleh karena itu konselor dapat membantu mengarahkan anak untuk mampu mengidentifikasi perilakunya dan mengaitkan dengan pilihan karir yang tepat dengan perilaku tersebut.
3.      Suasana dan sikap yang diterima dalam keluarga memiliki peran utama terhadap pilihan karir anak berdasarkan kesesuaian karir dengan jenis kelamin. Oleh karena itu, konselor dapat juga memberikan pemahaman kepada orang tua tentang nilai-nilai dan hubungan antara kesesuaian antara jenis kelamin dan karir terhadap pemilihan pekerjaan anak di masa depan.
            Dari penjelasan yang telah dikemukakan, dapat dikemukakan beberapa hal yang dapat dilakukan Konselor dalam konseling karir beradasarkan teori Anne Roe, yaitu:
1.      Penerimaan terhadap klien,
2.      Penjajagan berbagai latar belakang klien dipandang dari teori karir Roe, yakni: genetika/keturunan dan pengalaman-pengalaman masa kecil klien. Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi bagaimana suasana dan sikap yang diterima klien dari keluarga/orang tua.
3.      Mengenali berbagai kebutuhan klien berdasarkan hirarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow.
4.      Melakukan penafsiran terhadap data dan keterangan yang telah diperolah dari klien mengenai sifat, minat, bakat, pengalaman masa kecil klien, dan kebutuhan klien.
5.      Konselor bersama-sama dengan klien melakukan penetapan/pengambilan keputusan tentang karir yang sesuai untuk klien,
6.      Evaluasi terhadap pilihan karir yang telah diputuskan oleh klien

Daftar Pustaka
Dewa Ketut Sukardi. 1994. Tes dalam Konseling Karir. Surabaya: Usaha Nasional.
Lee E. Isaacson. 1986. Career Information in Counseling and Career Development. Boston: Allyn & Bacon, Inc.
Munandir.1996. Pengantar Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Ditjen Dikti.
Samuel H. Osipow.1983. Theories of Career Development. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Winkel,W.S dan M.M Sri Hastuti.2007. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. yogyakarta: Media Abadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TEORI PERKEMBANGAN KARIR: KRUMBOLTZ SERTA APLIKASINYA

Jumadi Mori Salam Tuasikal, M.Pd A.    Konsep Dasar             Jika kita bicara mengenai bimbingan karir melalui pendekatan pemilihan...