Minggu, Maret 12

TEORI DAN PERKEMBANGAN KARIR (SUPER LIFE SPAN THEORY)

Oleh: Jumadi Mori SalamTuasikal, M.Pd

A.  Konsep Teori Super
Super menggunakan istilah pendekatan dan bukan teori serta menyarankan agar pendekatannya dapat diberi merek “Psikologi diferensial-perkembangan-sosial-fenomnologis”. Fokusnya adalah pada empat unsur pokok:
-          tahap-tahap kehidupan vokasional
-          kematangan vokasional
-          meneterjemahkan konsep diri ke dalam konsep diri vokasional
-          pola-pola karir
            menurut pendekatan ini, individu berkembang secara vokasional sebagai salah satu aspek dari perkembanganya secara keseluruhan dengan laju yang sebgaian ditentukan oleh atribut-atribut psikologi dan fisiologisnya yang sebgaian oleh kondisi-kondisi lingkungannya, termasuk orang-orang penting lainnya. Tugas-tugas vokasionanl-perkembangan khusus di kuasai untuk mencapai taraf-taraf kematangaan vokasional berikutnya. Kemajuan melalui kehidupan vokasional kurang leih teratur. Pada waktunya pola-pola karir bisa diprediksi bila data yang cukup tersedia dan makna data ini bagi individu diketahui  (Tolbert,18980:41)
            Selanjutnya Donald E. Super (dalam hardiani,Imran127) menyatakan bahwa karir yang akan di lalui oleh seseorang di pengaruhi oleh beberapa factor , diantaranya :
1.      Faktor yang terdapat pada diri individu itu sendiri berkaitan dengan bakat, minat, kemauan, sikap, kemampuan intelektual dan berbagai potensi diri lainnya
2.      Faktor yang berada di luar diri individu diantaranya: taraf kehidupan social ekonomi keluarga, tuntutan lingkungan setempat, budaya yang berkembang, kesempatan atau peluang kerja yang tersedia.
Hal yang mendasar pada diri seseorang pada pemilihan pekerjaan adalah vocational self-concept yang merupakan sebagian dari keseluruhan gambaran tentang diri seseorang dan pekerjaan hal ini akan mendorong seseorang untuk memasuki suatu pekerjaan atau karir tertentu. Jika di telusuri lebih jauh ternyata konsep yang di kembangkan oleh teori super di pengaruhi oleh teori traid and factor yang menyatakan bahwa kerir seseorang adalah perpaduan antara sifat dengan factor. Selanjutnya Super berpendapat bahwa penyelesaian tugas-tugas yang sesuai pada masing-masing tahapan merupakan indikasi kematangan vokasional (vocational maturity). Kematangan vokasional itu tampaknya lebih terkait dengan inteligensi daripada usia.
            Pada tahun 1950-an, super bersama sejumlah koleganya, mulai memformulasi teori perkembnagan karirnya. Suatu perangkat dengan 10 proposisi mengenai mengenai sifat perkembangan karier-karir diterbitkan pada tahun 1953 (Super:1953). Pada tahun 1957, dilakukan lagi penambahan dua proporsi. Kedua belas proposi yang disajikan ini sebagai modifikasi dan perbaikan dari Super (Super,1984:194-196), yaitu:
1.      Orang itu berbeda-beda kemapuannya, minat, dan kepribadiannya
2.      Karena sifat- sifat tersebut orang mempunyai kewenangan untuk melakukan sejumlah pekerjaan
3.      Setaip pekrjaan menghendaki pola kemampuan, minat, dan sifat, kepribadian yang cukup luas, sehingga bagi setiap orang tersedia beragam pekerjaan dan setiap perkerjaan terbuka bagi bermacam-macam orang
4.      Prefensi dan kemapuan vokasional, serta konsep diri orang itu berubah-rubah. Pilhan dan penyeasuaian merupakan proses yang berkelanjutan.
5.      Orang mengalami proses perubahan melalui tahap-tahap perubahan ,eksplorasi, kemampuan, pemeliharaan , dan kemunduran
6.      Pola karir orang di tentukan oleh taraf sosio ekonomi orang tau, kemampuan mental, cirri kepribadian, dan oleh tersedianya kesempatan .
7.      Perkembangan orang dalam melewati tahap-tahap dapat di pandu dengan bantuna untuk pematangan kemapuan dan minat dan dengan bantuan untuk melakukan dan uji realitas serta untuk mengembangkan konsep diri
8.      Perkembangan karir adalah proses mensintesis dan membauat kompromi dan ini adalah konsep diri
9.      Proses mensintesisi atau kompromi antara factor-faktor individu dan social, antara konsep diri dan realitas adalah proses permainan peran dalam berbagai latar dan keadaan
10.  Penyaluran kemapuan , minat, sifat kepribadian dan nilai menentukan di perlolehnya kepuasan kerja dan kepuasan hidup.
11.  Kepuasaan yang di peroleh dari pekerjaan itu selaras dengan penerapan konsep diri
12.  Bekerja dan perkerjaan merupakan titik pusat organisasi kepribadian bagi kebanyak orang sedangkan bagi segolongan lain yang menjadi titik pusat adalah hal lain.

Selanjutnya Super menjelaskan proses perjalan dan pemilihan karir seseorang, sejalan dengan tahap-tahap perkembangan dirinya. Secara rinci tahap-tahap tersebut di jelaskan oleh Super (dalam Hardiani, 130:2009) sebagai berikut :
1.    Fase Pertumbuhan (growth) terhitung semenjak anak lahir sampai umur lebih kurang 15 tahun. Diman anak mengembangkan berbagai potensi pandangan khas,sikap, minat, dan kebutuhan-kebutuhan yang di padukan dalam struktur gambaran diri (self – concept structure)
2.    Fase eksplorasi (exsploration) dari umur 15 tahun sampai umur 24 tahun dimana orang-orang mudah memikirkan berbagai alternatif jabatan, tetapi belum mengambil kepiutusan yang mengikat.
3.    Fase pemantapan (Establishment) dari umur 25 tahun sampai 44 tahun mencirikan usaha tekun memantapkan diri melalui seluk beluk pengalaman selama menjalani karir tertentu.
4.    Fase Pembinaan (Maintenance) dari umur 45 tahunsampai umur 64 tahun diman orang-orang yang sudah dewasa menyesuiakan diri dalam penghayatan jabatannya
5.    Fase Kemunduran (Decline) 65 tahun keatas diamana orang-orang memasuki masa pension dan harus menemukan pola hidup baru setelah melepaskan jabatannya.

            Super (1974) mengidentifikasi enam dimensi yang relevan dan tepat untuk remaja sebagai berikut:
1.        Orientation to vocational choice (dimensi sikap yang menentukan pilihan akhir pekerjaannya);
2.       Information and planning (dimensi kompetensi individu untuk memilih jenis informasi tentang keputusan karir masa depannya dan perencanaan yang sudah terlaksana);
3.        Consistency of vocational preferences (konsistensi individu dalam pilihan karir yang disukainya);
4.        Crystalization of traits (kemajuan individu ke arah pembentukan konsep diri); !
5.        Vocational independence (kemandirian dalam pengalaman kerja);
6.     Wisdom of vocational preferences (dimensi yang berhubungan dengan kemampuan individu untuk menentukan pilihan yang realistic yang konsisten dengan tugas-tugas pribadinya).

            Tahapan perkembangan vokasional ini menjadi kerangka untuk perilaku dan sikap vokasional, yang dimanifestasikan melalui lima aktivitas yang dikenal dengan vocational developmental tasks. Kelima tugas perkembangan vokasional tersebut dapat dilihat pada table:
Tabel
: Tugas-tugas Perkembangan Vokasional dari Super.

Tugas Perkembangan Vokasional
Usia
Karakteristik Umum
Kristalisasi
14-18
Periode proses kognitif untuk memformulasikan sebuah tujuan vokasional umum melalui kesadaran akan sumber-sumber yang tersedia, berbagai kemungkinan, minat, nilai, dan perencanaan untuk okupasi yang lebih disukai.
Spesifikasi
18-21
Periode peralihan dari preferensi vokasional tentatif menuju preferensi vokasional yang spesifik.
Implementasi
21-24
Periode menamatkan pendidikan/pelatihan untuk pekerjaan yang disukai dan memasuki dunia kerja.
Stabilisasi
24-35
Periode mengkonfirmasi karir yang disukai dengan pengalaman kerja yang sesungguhnya dan penggunaan bakat untuk menunjukkan bahwa pilihan karir sudah tepat.
Konsolidasi
35+
Periode pembinaan kemapanan karir dengan meraih kemajuan, status dan senioritas.

            Kontribusi lainnya dari Super adalah konsep tentang pola karir. Dia memodifikasi enam klasifikasi yang dipergunakan oleh Miller dan Form dalam studinya tentang pola karir untuk laki-laki menjadi empat klasifikasi dapat dilihat pada tabel

Klasifikasi Pola
Klasifikasi Karir
Karakteristik
Pola karir stabil
Profesional, managerial, pekerja terampil
Masuk ke dalam karir secara dini dengan sedikit atau tanpa masa percobaan.
Pola karir konvensional
Managerial, pekerja terampil, pekerja administrasi
Masa kerja percobaan diikuti dengan masuk ke dalam pola yang stabil.
Pola karir tak stabil
Pekerja semi-terampil, pekerja administrasi dan pekerja domestik
Beberapa pekerjaan dengan masa percobaan yang dapat mengarah pada pekerjaan yang stabil temporer, diikuti dengan pekerjaan dengan masa percobaan lainnya.
Pola karir jamak
Pekerja domestik dan pekerja semi-terampil
Karir tidak tetap yang ditandai dengan pekerjaan yang selalu berubah-ubah.

Selanjutnya pola karir perempuan menurut super dapat di lihat pada tabel berikut

Klasifikasi Pola Karir
Karakteristik Umum
Pola karir ibu rumah tangga yang stabil
Menikah sebelum mendapatkan pengalaman kerja yang signifikan
Pola karir konvensional
Memasuki dunia kerja setelah pelatihan di SMA atau perguruan tinggi, sekedar untuk mengisi waktu luang sebelum menikah; Selanjutnya menjadi ibu rumah tangga penuh waktu.
Pola karir kerja stabil
Memasuki dunia kerja sesudah mengikuti pelatihan dan memandang pekerjaannya sebagai karir seumur hidup.
Pola karir “double-track”
Memasuki karir sesudah pelatihan, lalu menikah dan memulai karir kedua dalam bidang kerumahtanggaan.
Pola karir terinterupsi
Memasuki dunia kerja lalu menikah dan melepaskan karir untuk menjadi ibu rumah tangga penuh waktu, dan mungkin kembali ke dalam karir tergantung pada situasi di rumah.
Pola karir tak stabil
Khas terjadi pada masyarakat sosioekonomi lemah, di mana polanya adalah: bekerja, PHK, menjadi ibu rumah tangga; dan kemudian siklus ini berulang lagi.
Pola karir “multiple-trial”
Tidak pernah mapan dalam satu karir, selalu berubah-ubah pekerjaan.

B.  Kelebihan
1.    Setiap individu memiliki potensi, sehingga  seseoarang yang memiliki keterampilan dan bakat yang mampu mereka kembangkan menjadikan mereka mampu di berbagai tugas.
2.    Seseorang yang mencari kepuasaan karir melalui peran kerja, ia mampu mengekspresikan diri pada karir mereka .
3.    individu mengimplementasikan konsep dirinya ke dalam karir yang akan menjadi alat ekspresi dirinya yang paling efisien
4.    Kematangan karir tidak hanya terkait dengan tugas-tugas perkembangan yang terselesaikan secara individual tetapi juga dengan perilaku yang dimanifestasikan dalam caranya melaksanakan tugas-tugas perkembangan pada periode tertentu
5.    Kesiapan individu untuk memasuki aktivitas yang terkait dengan karir tertentu memiliki nilai yang sangat berharga dalam proses konseling karir.
6.    Dimensi kematangan karir tersebut mendukung konsep bahwa pendidikan dan konseling dapat menjadi stimulus untuk perkembangan karir.

C.  Aplikasi Teori Super Dalam Konseling
            Konsep kematangan karir yang dikembangkan oleh Super itu mempunyai implikasi yang besar bagi program pendidikan karir dan konseling karir. Fase-fase perkembangan kematangan karir merupakan titik di mana kita dapat mengidentifikasi dan mengases sikap dan kompetensi yang terkait dengan pertumbuhan karir yang efektif. Lebih jauh, gambaran tentang sikap dan kompetensi yang diharapkan dicapai dalam setiap tahap itu memungkinkan kita menentukan tujuan instruksional dan konseling yang dirancang untuk membantu perkembangan kematangan karir.
            Sehubungan dengan teori super di atas dapat di ambil beberapa langkah yang dapat di terapkan dalam proses konseling:
1.      Mengenal diri klien ,dengan menggali berbagai hal yang berkaitan dengan konsep diri klien , maka akan dapat di pahami dan di kenali tentang diri klien yang bersangkutan
2.       Mengenal peluang kerja yang tersedia , pada tahapan ini konselor membantu klien mengenali dunia kerja yang brekaitan dengan kemungkinan klien bias a berkemabang pada karir yang diu tawarkan dengan memperhatikan factor internal yang ada pada diri klien
3.      Mensintesis anatar konsep diri dan realitas tahap ini ditentukan sejauh mana komnselor dalam mengenali konsep diri klien yang di dukung oleh data yang ada dan pengenalan terhadap berbagai informasi kerja yang ada pada masyarakat.
4.      Klien terlibat aktif dalam konseling hal ini dilakukan berkaitan dengan mengkompromikan temuan yang di peroleh dari klien tentang konsep dirinya dan terhadap berbagi data yang ada, sehingga klien dapat mengambil langkah keputusan karir atau solusi terhadap berbagi persoalan  yang  terjadi.
5.      Evaluasi dilakukan berkaitan utukmengetahi sejauh mana tingkat keberhasilan yang  dapat di raih kllien sehubungna dengan keputusan yang telah di ambil dan berbagai problem solving terhadap persoalan yang terjadi
6.      Tindak lanjut dilakukan dalam rangka memperbaiki berbagai kekurangan yang di perlukan dalam evluasi berkaitan dengan keputusan dan solusi yang telah di ambil.




DAFTAR RUJUKAN

Hadiarni, Irman. 2009. Konseling Karir. Stain Batusangkar Press.
Lee E. Isaacson . Career Information in Counseling and career.
Mohammad Thayeb Manrihu. 1992. Pengantar Bimbingan dan Konseling Karir. Jakarta: Bumi Aksara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TEORI PERKEMBANGAN KARIR: KRUMBOLTZ SERTA APLIKASINYA

Jumadi Mori Salam Tuasikal, M.Pd A.    Konsep Dasar             Jika kita bicara mengenai bimbingan karir melalui pendekatan pemilihan...