Oleh: Jumadi Mori SalamTuasikal, M.Pd
A. Konsep
Teori Super
Super
menggunakan istilah pendekatan dan bukan teori serta menyarankan agar
pendekatannya dapat diberi merek “Psikologi
diferensial-perkembangan-sosial-fenomnologis”. Fokusnya adalah pada
empat unsur pokok:
-
tahap-tahap
kehidupan vokasional
-
kematangan
vokasional
-
meneterjemahkan
konsep diri ke dalam konsep diri vokasional
-
pola-pola
karir
menurut pendekatan ini, individu
berkembang secara vokasional sebagai salah satu aspek dari perkembanganya
secara keseluruhan dengan laju yang sebgaian ditentukan oleh atribut-atribut
psikologi dan fisiologisnya yang sebgaian oleh kondisi-kondisi lingkungannya,
termasuk orang-orang penting lainnya. Tugas-tugas vokasionanl-perkembangan
khusus di kuasai untuk mencapai taraf-taraf kematangaan vokasional berikutnya.
Kemajuan melalui kehidupan vokasional kurang leih teratur. Pada waktunya
pola-pola karir bisa diprediksi bila data yang cukup tersedia dan makna data
ini bagi individu diketahui
(Tolbert,18980:41)
Selanjutnya
Donald E. Super (dalam hardiani,Imran127) menyatakan bahwa
karir yang akan di lalui oleh seseorang
di pengaruhi oleh beberapa factor , diantaranya :
1.
Faktor yang terdapat pada diri individu
itu sendiri berkaitan dengan bakat, minat, kemauan, sikap, kemampuan
intelektual dan berbagai potensi diri lainnya
2. Faktor
yang berada di luar diri individu diantaranya: taraf kehidupan social ekonomi
keluarga, tuntutan lingkungan setempat, budaya yang berkembang, kesempatan atau
peluang kerja yang tersedia.
Hal
yang mendasar pada diri seseorang pada pemilihan pekerjaan adalah vocational
self-concept yang merupakan
sebagian dari keseluruhan gambaran tentang diri seseorang dan pekerjaan hal ini
akan mendorong seseorang untuk memasuki suatu pekerjaan atau karir tertentu.
Jika di telusuri lebih jauh ternyata konsep yang di kembangkan oleh teori super
di pengaruhi oleh teori traid and factor yang menyatakan bahwa kerir seseorang
adalah perpaduan
antara sifat dengan factor.
Selanjutnya Super berpendapat bahwa penyelesaian tugas-tugas
yang sesuai pada masing-masing tahapan merupakan indikasi kematangan vokasional
(vocational maturity). Kematangan vokasional itu tampaknya lebih terkait dengan
inteligensi daripada usia.
Pada tahun 1950-an, super bersama
sejumlah koleganya, mulai memformulasi teori perkembnagan karirnya. Suatu
perangkat dengan 10 proposisi mengenai mengenai sifat perkembangan karier-karir
diterbitkan pada tahun 1953 (Super:1953). Pada tahun 1957, dilakukan lagi
penambahan dua proporsi. Kedua belas proposi yang disajikan ini sebagai
modifikasi dan perbaikan dari Super (Super,1984:194-196),
yaitu:
1. Orang
itu berbeda-beda kemapuannya, minat, dan kepribadiannya
2. Karena
sifat- sifat tersebut orang mempunyai kewenangan untuk melakukan sejumlah pekerjaan
3. Setaip
pekrjaan menghendaki pola kemampuan, minat, dan sifat, kepribadian yang cukup
luas, sehingga bagi setiap orang tersedia beragam pekerjaan dan setiap
perkerjaan terbuka bagi bermacam-macam orang
4. Prefensi
dan kemapuan vokasional, serta konsep diri orang itu berubah-rubah. Pilhan dan
penyeasuaian merupakan proses yang berkelanjutan.
5. Orang
mengalami proses perubahan melalui tahap-tahap perubahan ,eksplorasi, kemampuan, pemeliharaan , dan kemunduran
6. Pola
karir orang di tentukan oleh taraf sosio ekonomi orang tau, kemampuan mental,
cirri kepribadian, dan oleh tersedianya kesempatan .
7. Perkembangan
orang dalam melewati tahap-tahap dapat di pandu dengan
bantuna untuk pematangan kemapuan dan minat dan dengan bantuan untuk melakukan
dan uji realitas serta untuk mengembangkan konsep diri
8. Perkembangan
karir adalah proses mensintesis dan membauat kompromi dan ini adalah konsep
diri
9. Proses
mensintesisi atau kompromi antara factor-faktor individu dan social, antara
konsep diri dan realitas adalah proses permainan peran dalam berbagai latar dan
keadaan
10. Penyaluran
kemapuan , minat, sifat kepribadian dan nilai menentukan di perlolehnya
kepuasan kerja dan kepuasan hidup.
11. Kepuasaan
yang di peroleh dari pekerjaan itu selaras dengan penerapan konsep diri
12. Bekerja
dan perkerjaan merupakan titik pusat organisasi kepribadian bagi kebanyak orang
sedangkan bagi segolongan lain yang menjadi titik pusat adalah hal lain.
Selanjutnya Super menjelaskan proses perjalan
dan pemilihan karir seseorang, sejalan
dengan tahap-tahap perkembangan dirinya. Secara rinci tahap-tahap tersebut di
jelaskan oleh Super
(dalam Hardiani, 130:2009) sebagai
berikut :
1.
Fase Pertumbuhan (growth) terhitung semenjak anak lahir sampai umur lebih
kurang 15 tahun. Diman anak
mengembangkan berbagai potensi pandangan khas,sikap, minat, dan kebutuhan-kebutuhan
yang di padukan dalam struktur gambaran diri (self – concept structure)
2.
Fase eksplorasi (exsploration) dari umur
15 tahun sampai umur 24 tahun dimana orang-orang
mudah memikirkan berbagai alternatif
jabatan, tetapi belum mengambil kepiutusan yang mengikat.
3.
Fase pemantapan (Establishment) dari
umur 25 tahun sampai 44 tahun mencirikan usaha tekun memantapkan diri melalui
seluk beluk pengalaman selama menjalani karir tertentu.
4.
Fase Pembinaan (Maintenance) dari umur
45 tahunsampai umur 64 tahun diman orang-orang yang sudah dewasa menyesuiakan
diri dalam penghayatan jabatannya
5.
Fase Kemunduran (Decline) 65 tahun
keatas diamana orang-orang memasuki masa pension dan harus menemukan pola hidup
baru setelah melepaskan jabatannya.
Super (1974)
mengidentifikasi enam dimensi yang relevan dan tepat untuk remaja sebagai berikut:
1. Orientation
to vocational choice (dimensi sikap yang menentukan pilihan
akhir pekerjaannya);
2. Information
and planning (dimensi kompetensi individu untuk
memilih jenis informasi tentang keputusan karir masa depannya dan perencanaan
yang sudah terlaksana);
3.
Consistency
of vocational preferences (konsistensi individu dalam pilihan
karir yang disukainya);
4.
Crystalization
of traits (kemajuan individu ke arah pembentukan konsep
diri); !
5. Vocational
independence (kemandirian dalam pengalaman kerja);
6. Wisdom
of vocational preferences (dimensi yang berhubungan dengan
kemampuan individu untuk menentukan pilihan yang realistic yang konsisten
dengan tugas-tugas pribadinya).
Tahapan perkembangan vokasional ini menjadi kerangka untuk perilaku dan sikap vokasional, yang dimanifestasikan melalui lima aktivitas yang dikenal dengan vocational developmental tasks. Kelima tugas perkembangan vokasional tersebut dapat dilihat pada table:
Tabel : Tugas-tugas Perkembangan Vokasional dari Super.
Tugas Perkembangan
Vokasional
|
Usia
|
Karakteristik Umum
|
Kristalisasi
|
14-18
|
Periode proses kognitif untuk
memformulasikan sebuah tujuan vokasional umum melalui kesadaran akan
sumber-sumber yang tersedia, berbagai kemungkinan, minat, nilai, dan
perencanaan untuk okupasi yang lebih disukai.
|
Spesifikasi
|
18-21
|
Periode peralihan dari preferensi
vokasional tentatif menuju preferensi vokasional yang spesifik.
|
Implementasi
|
21-24
|
Periode menamatkan
pendidikan/pelatihan untuk pekerjaan yang disukai dan memasuki dunia kerja.
|
Stabilisasi
|
24-35
|
Periode mengkonfirmasi karir yang
disukai dengan pengalaman kerja yang sesungguhnya dan penggunaan bakat untuk
menunjukkan bahwa pilihan karir sudah tepat.
|
Konsolidasi
|
35+
|
Periode pembinaan kemapanan karir
dengan meraih kemajuan, status dan senioritas.
|
Kontribusi lainnya dari Super adalah
konsep tentang pola karir. Dia memodifikasi enam klasifikasi yang dipergunakan
oleh Miller dan Form dalam studinya tentang pola karir untuk laki-laki menjadi
empat klasifikasi dapat dilihat
pada tabel
Klasifikasi Pola
|
Klasifikasi Karir
|
Karakteristik
|
Pola karir stabil
|
Profesional, managerial, pekerja
terampil
|
Masuk ke dalam karir secara dini
dengan sedikit atau tanpa masa percobaan.
|
Pola karir konvensional
|
Managerial, pekerja terampil,
pekerja administrasi
|
Masa kerja percobaan diikuti dengan
masuk ke dalam pola yang stabil.
|
Pola karir tak stabil
|
Pekerja semi-terampil, pekerja
administrasi dan pekerja domestik
|
Beberapa pekerjaan dengan masa
percobaan yang dapat mengarah pada pekerjaan yang stabil temporer, diikuti
dengan pekerjaan dengan masa percobaan lainnya.
|
Pola karir jamak
|
Pekerja domestik dan pekerja
semi-terampil
|
Karir tidak tetap yang ditandai
dengan pekerjaan yang selalu berubah-ubah.
|
Selanjutnya pola karir perempuan menurut super dapat di lihat pada tabel berikut
Klasifikasi Pola Karir
|
Karakteristik Umum
|
Pola karir ibu rumah tangga yang
stabil
|
Menikah sebelum mendapatkan
pengalaman kerja yang signifikan
|
Pola karir konvensional
|
Memasuki dunia kerja setelah
pelatihan di SMA atau perguruan tinggi, sekedar untuk mengisi waktu luang
sebelum menikah; Selanjutnya menjadi ibu rumah tangga penuh waktu.
|
Pola karir kerja stabil
|
Memasuki dunia kerja sesudah
mengikuti pelatihan dan memandang pekerjaannya sebagai karir seumur hidup.
|
Pola karir “double-track”
|
Memasuki karir sesudah pelatihan,
lalu menikah dan memulai karir kedua dalam bidang kerumahtanggaan.
|
Pola karir terinterupsi
|
Memasuki dunia kerja lalu menikah
dan melepaskan karir untuk menjadi ibu rumah tangga penuh waktu, dan mungkin
kembali ke dalam karir tergantung pada situasi di rumah.
|
Pola karir tak stabil
|
Khas terjadi pada masyarakat
sosioekonomi lemah, di mana polanya adalah: bekerja, PHK, menjadi ibu rumah
tangga; dan kemudian siklus ini berulang lagi.
|
Pola karir “multiple-trial”
|
Tidak pernah mapan dalam satu karir,
selalu berubah-ubah pekerjaan.
|
B. Kelebihan
1.
Setiap
individu memiliki potensi, sehingga seseoarang
yang memiliki keterampilan dan bakat yang mampu mereka kembangkan menjadikan
mereka mampu di berbagai tugas.
2.
Seseorang
yang mencari kepuasaan karir melalui peran kerja, ia mampu mengekspresikan diri
pada karir mereka .
3.
individu mengimplementasikan konsep
dirinya ke dalam karir yang akan menjadi alat ekspresi
dirinya yang paling efisien
4.
Kematangan karir tidak hanya terkait
dengan tugas-tugas perkembangan yang terselesaikan secara individual tetapi
juga dengan perilaku yang dimanifestasikan dalam caranya melaksanakan
tugas-tugas perkembangan pada periode tertentu
5.
Kesiapan individu untuk memasuki
aktivitas yang terkait dengan karir tertentu memiliki nilai yang sangat
berharga dalam proses konseling karir.
6.
Dimensi kematangan karir tersebut
mendukung konsep bahwa pendidikan dan konseling dapat menjadi stimulus untuk
perkembangan karir.
C. Aplikasi Teori Super Dalam Konseling
Konsep kematangan karir yang
dikembangkan oleh Super itu mempunyai implikasi yang besar bagi program pendidikan
karir dan konseling karir. Fase-fase perkembangan kematangan karir merupakan
titik di mana kita dapat mengidentifikasi dan mengases sikap dan kompetensi
yang terkait dengan pertumbuhan karir yang efektif. Lebih jauh, gambaran
tentang sikap dan kompetensi yang diharapkan dicapai dalam setiap tahap itu
memungkinkan kita menentukan tujuan instruksional dan konseling yang dirancang
untuk membantu perkembangan kematangan karir.
Sehubungan dengan teori super di atas dapat di ambil
beberapa langkah yang dapat
di terapkan dalam proses konseling:
1.
Mengenal diri klien ,dengan menggali
berbagai hal yang berkaitan dengan konsep diri klien , maka akan dapat di
pahami dan di kenali tentang diri klien yang bersangkutan
2. Mengenal peluang kerja yang tersedia , pada tahapan
ini konselor membantu klien mengenali dunia kerja yang brekaitan dengan
kemungkinan klien bias a berkemabang pada karir yang diu tawarkan dengan
memperhatikan factor internal yang ada pada diri klien
3. Mensintesis
anatar konsep diri dan realitas tahap ini ditentukan sejauh mana komnselor
dalam mengenali konsep diri klien yang di dukung oleh data yang ada dan
pengenalan terhadap berbagai informasi kerja yang ada pada masyarakat.
4. Klien
terlibat aktif dalam konseling hal ini dilakukan berkaitan dengan mengkompromikan
temuan yang di peroleh dari klien tentang konsep dirinya dan terhadap berbagi
data yang ada, sehingga klien dapat mengambil langkah keputusan karir atau
solusi terhadap berbagi persoalan yang terjadi.
5. Evaluasi
dilakukan berkaitan utukmengetahi sejauh mana tingkat keberhasilan yang dapat di raih kllien sehubungna dengan
keputusan yang telah di ambil dan berbagai problem solving terhadap persoalan
yang terjadi
6. Tindak
lanjut dilakukan dalam rangka memperbaiki berbagai kekurangan yang di perlukan
dalam evluasi berkaitan dengan keputusan dan solusi yang telah di ambil.
DAFTAR RUJUKAN
Hadiarni, Irman. 2009.
Konseling Karir. Stain
Batusangkar Press.
Lee E. Isaacson . Career Information in Counseling and career.
Mohammad Thayeb Manrihu. 1992. Pengantar Bimbingan dan Konseling Karir.
Jakarta: Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar