Oleh: Jumadi Tuasikal
Memori atau rekonstruksi peristiwa merupakan suatu daya yang
dapat menerima, menyimpan, mereproduksi kembali kesan-kesan, tanggapan, dan
pengertian. Memori dapat juga diartikan sebagai proses penyimpanan informasi
dan penemuan kembali pada saat diperlukan.
A.
Proses
Memori
Semua
dari proses memori tidak akan terlepas dari proses pengkodean, penyimpanan dan
pemangglan kembali. Di antara ketiganya merupakan suatu system yang pasti dilewati
manusia dalam mengingat.
1.
Encoding (Pengkodean)
Encoding merupakan suatu proses mengubah sifat suatu
informasi ke dalam bentuk yang sesuai dengan sifat-sifat memori organisme.
Proses ini sangat mempengaruhi lamanya suatu informasi disimpan dalam memori.
Pengkodean pada umumnya berhubungan dengan system inderawi yang dimiliki
manusia. Apa yang dilihat, didengar, dilihat, dsb akan diberikan pengkodean
oleh manusia.
2.
Storage (Penyimpanan)
Proses kedua ini menentukan berapa lama
informasi berada disekitar kita, berapa lama informasi berada disekiat kita,
dalam bentuk apa dan di mana. Penyimpanan bisa pasif maupun aktif. Kita
menyimpan secaraaktif bila kita menambahkan informasi tambahan. Kita mengisi
yang belum lengkap dengan kesimpulan kita sendiri.
Sesuatu yang telah dipelajari biasanya akan tersimpan dalam bentuk jejak-jejak
(traces) dan bisa ditimbulkan
kembali. Jejak-jejak tersebut biasa juga disebut dengan memory traces.
Walaupun disimpan namun jika tidak sering
digunakan maka memory traces tersebut
bisa sulit untuk ditimbulkan kembali bahkan juga hilang, dan ini yang disebut
dengan kelupaan. Proses penyimpanan berkaitan erat dengan di mana Memori akan
disimpan, apakah di memori sensori, jangka pendek atau memori jangka panjang.
Untuk penjelasan lebih lanjut akan dibahas pada tahapan penyimpanan memori.
3.
Retrival (Pemanggilan Kembali)
Tahapan ini di mana individu berusaha
menghadirkan kembali Memori yang telah disimpannya dalam sensori memori, Memori
jangka pendek atau jangka panjang. Proses pemanggilan kembali pada Memori
sensori akan terjadi secara langsung dan otomatis. Pemanggilan kembali pada
memori jangka pendek biasanya terjadi secara singkat. Manusia pada umumnya
tidak begitu sulit dalam melakukan pemanggilan memori jangka pendek.
Pemanggilan pada memori jangka panjang merupakan aspek yang paling menarik
karena informasi banyak tersimpan dalam Memori jangka panjang.
B. Pendekatan-Pendekatan
Dalam Memori
1.
Asosianisme
Pendekatan asosiasi berpandangan bahwa apa
yang didapat siswa merupakan asosiasi di antara kejadian. Stimulus dan respon
mendapatkan asosiasi selama proses pembelajaran dan pembelajaran merupakan
proses yang berkelanjutan. Menurut pendekatan ini memori merupakan hasil
asosiasi stimulus dan respon
2.
Pemrosesan
Informasi
Pendekatan ini berpandangan bahwa system Memori
layaknya sebuah system informasi yang mulanya diterima Memori sensori, kemudian
masuk ke memori jangka pendek kemudian dimasukan ke dalam memori jangka
panjang. Otak manusia diibaratkan sebuah computer yang bekerja menggunakan
system tersendiri.
C. Tahapan
Penyimpanan Memori
Ini merupakan tahapan yan harus dilalui
manusia/individu ketika ingin menyimpan memori.
1.
Sensory Memory (Memori sensori)
Memori sensori mempunyai kapasitas
penyimpanan informasi yang sangat besar, tetapi informasi yang disimpan
tersebut cepat sekali menghilang. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa
informasi yang disimpan dalam Memori sensori akan mulai menghilang setelah
sepersepuluh detik dan hilang sama sekali.
2.
Short-Term Memory (Memori Jangka Pendek)
Kapasitas
dalam Memori jangka pendek sangat terbatas untuk menyimpan sejumlah informasi
dalam jangka waktu tertentu. Rathus menyatakan jika informasi yang diterima
setelah 10 sampai 12 detik tidak diulangi, maka informasi tersebut akan hilang.
3.
Long-Term Memory (Memori Jangka Panjang)
Kapasitas Memori jangka panjang sangat besar.
Hal ini memungkinkan penyimpanan informasi yang luar biasa banyaknya yang
diperoleh sepanjang hidup organisme. Meskipun demikian, Memori masih bekerja
sangat efisien yaitu dengan jalan mengorganisasikan informasi yang diterima
dari Memori jangka pendek. Reorganisasi ini erat hubungannya dengan proses retrieval atau proses mengingat
kembali informasi yang telah disimpan
D. Cara
Untuk Mengukur Memori
1.
Recall
Pada pengukuran recall kita di minta
mengingat kembali apa yang sdah kita ingat dengan mengeluarkan respon yang
tepat. Contoh jelasnya ketika kita telah mengingat materi pembelajaran verbal
kemudian ditanya tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi pembelajaran
verbal dan kita diminta untuk mengeluarkan respon yang tepat.
2.
Recognition
Cara ini kita diminta untuk memilih satu item
dan menolak item lain yang bias yang disebut distracor. Sebelumnya telah saya
contohkan ketika ada yang bertanya kepada anda dengan menghadirkan dua piliah
jawab atau lebih inilah yang dinamakan rekognisi.
3.
Saving (Penyimpanan)
Dengan metode saving, anda dapat mempelajari
beberapa tugas dalam batasan tertentu dan mempelajari kembali item-item secara
berurutan.Pada metode ini yakni dengan menggunakan rumus.
4.
(Reaction Time) Waktu Reaksi
Dengan menggunakan reaksi waktu kita dapat
mengukur memori. Waktu di sini merupakan jeda yang dibutuhkan subjek yang
ditanya dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan. Contohnya ketika dalam ujian
lisan kita ditanya siapa tokoh yang terlibat dalam pemberontakan DI TII ?
berapa lama waktu yang dibutuhkan kita dalam menjawab pertanyaan tersebut
merupaka saah satu metode mengukur memori.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar