Oleh:
Jumadi Tuasikal
Keterampilan Motorik dapat
didefenisikan sebagai keterampilan gerak seseorang dari hasil belajar,
kemampuan motorik banyak diwarnai bawaan, Pembelajaran keterampilan motorik
telah memainkan peranan yang besar didalam sejarah manusia. Pembelajaran
keterampilan motorik ( motorik skill learning ) mengacu kepada semua kegiatan
dimana proses pembelajaran menghendaki suatu urutan respon motorik (gerak tubuh).
Kadang-kadang istilah perceptual
motor skill digunakan untuk menjelaskan fakta bahwa pembelajaran jenis ini
memerlukan koordinasi stimulus yang datang dengan respon motorik. Contoh yang
paling jelas untuk ini adalah mengendarai mobil, pada saat mengendarai mobil
kita harus mengkoordinasikan antara yang dilihat dan yang dilakukan. Isilah
motor skill dan perceptual motor skill ini sering digunakan secara bergantian,
karena maknanya sering dianggap sama, Studi tentangpembelajaran motorik skill
(keterampilan motorik) membedakan keterampilan tersebut atas dua jenis. Pertama
adalah motor skill yang menghendaki gerak terus – menerus (continous response),
dan kedua adalah keterampilan yang dilakukan dengan interval atau jarak antara
setiap respon.
1. Karakteristik Belajar Keterampilan
Motorik
Ada
empat elemen mendasar dari penampilan keterampilan, yaitu: melibatkan urutan respon motor, memerlukan koordinasi
dari input persepsi dengan tanggapan motor, melibatkan suatu urutan
terorganisir tanggapan dan sangat bergantung pada umpan balik.
1.
Urutan respon
Setiap respon berfungsi sebagai stimulus untuk respon berikutnya dan terdiri dari urutan tanggapan. Sebagai urutan, respon menjadi terorganisasi, tidak
hanya sekedar suatu urutan respon saja tetapi menjadi urutan yang memiliki pola
terstruktur.
2.
Persepsi koordinasi
motorik
Keterampilan motorik biasanya melibatkan koordinasi
input persepsi dengan tanggapan motor. Dalam hal ini semua gerakan dilakukan
dengan mengkoordinasikan dengan stimulus yang datang. Koordinasi perseptual
dengan aktivitas motor mudah terlihat dalam olahraga seperti tenis, baseball,
dan basket.
3.
Pengorganisasian respon
Penampilan keterampilan ketiga yaitu bahwa urutan
tanggapan harus diorganisir ke dalam pola respon. Organisasi atau pola kegiatan
penampilan tersebut melibatkan kedua faktor temporal (sementara) dan spasial
(berjarak).
4.
Umpan balik
Keterampilan motorik sangat tergantung pada umpan balik
intrinsik. Umpan balik intrinsik mengacu pada fakta bahwa respons menghasilkan
rangsangan yang memiliki konsekuensi untuk tanggapan berikutnya. Dengan
demikian, umpan balik intrinsik adalah fitur dasar belajar keterampilan
motorik.
2. Tahap-Tahap Belajar Keterampilan Motorik
Ahli Psikologi
membedakan tiga tahap didalam pembelajaran keterampilan motorik. Pertama adalah
fase awal atau fase kognitif, kedua fase fixsation atau fase asosiatif dan
ketiga fase akhir atau fase autonomous.
1. Tahap Kognitif
Selama fase ini pembelajar harus paham tentang apa yang dipelajari, nah
dalam hal ini dapat digunakan dengan bahasa verbal dan demonstrasikan.
Contohnya saja untuk mempelajari tarian maka instruktur harus mengajarkan dulu
tahapnya secara verbal kemudian melakukan demonstrasi tahap per tahap.
2. Tahap Asosiasi
Pada tahap asosiatif, respon yang dipelajari berasoiasi dengan kunci (cues),
dan respon-respon menjadi terintegrasi sebagai suatu rantai yang sangat efisien.
Tahap ini sangat mirip dengan tahap asosiatif pada belajar verbal, karena
intinya sama-sama asosiatif.
3. Tahap Autonomous
Pada
tahap ini tampilan keterampilan motorik menjadi lebih efisien sehingga dapat
dilakukan secara otomatis. Pada fase ini orang bisa melakukan dua kegiatan
secara bersamaan, contohnya mengetik sambil mengobrol.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Belajar Keterampilan Motorik
Seperti jenis pembelajaran yang lain,
pembelajaran ketrampilan motorik tergantung pada karakteristik tugas dan karakteristik pelajar.
faktor-faktor yang sangat mempengaruhi pembelajaran motor yaitu;
1.
Umpan balik
Umpan balik merupakan faktor yang paling penting yang
mempengaruhi pembelajaran keterampilan motorik. Umpan balik ekstrinsik mengacu
pada informasi yang diberikan peserta didik tentang penampilannya di percobaan
yang diberikan. Umpan balik ekstrinsik sering disebut
sebagai pengetahuan hasil.
Secara umum, umpan balik intrinsik mengacu pada umpan balik
yang diperoleh dari pengalaman langsung dan tindakan. Sebaliknya, umpan balik
ekstrinsik mengacu pada informasi yang disediakan oleh orang lain atau oleh
perangkat tertentu. Komentar ekstrinsik dapat berupa informasi kualitatif.
Sebaliknya, umpan balik dapat berupa informasi kuantitatif. Umpan
balik memiliki dua sifat : pertama, umpan balik memiliki informasi pada organisme, yang memungkinkan dia
melakukan keterampilan mengarah pada tujuan yang diinginkan. Kedua, umpan balik
dapat memiliki sifat memperkuat, dalam hal ini berfungsi sebagai reward
terhadap kinerja.
Pentingnya umpan balik sebagai variabel penting dalam
mempengaruhi kinerja. Secara intuitif, mudah untuk melihat mengapa umpan balik
ini sangat penting untuk perbaikan. Manusia mencapai kinerja yang unggul pada
tugas-tugas belajar motor ketika mereka diberi informasi kuantitatif tentang
kinerja mereka.
2.
Distribusi praktek
Praktek yang didistribusikan mengacu pada pengenalan interval
selama proses pemerolehan keterampilan, sedangkan istilah massed practice mengacu pada kinerja yang berkelanjutan. Praktek
terdistribusi merupakan faktor penting dalam belajar motorik dan aturan umum
adalah bahwa praktek lebih memudahkan dalam perolehan keterampilan motorik.
3.
Stres dan kelelahan
Baik stres dan kelelahan menghasilkan penurunan dalam
kinerja keterampilan motorik. Stres
mengacu pada keadaan organisme biasanya ditandai sebagai motivasi dan / atau
emosional. Dalam definisi kedua, stres mengacu
pada tuntutan tugas yang dibuat atas individu. Arti kedua ini kadang-kadang
disebut informasi yang berlebihan. Bila jumlah stres meningkat, keterampilan
motorik juga meningkat sampai pada titik optimal yang bila dilewati
menghasilkan penurunan kinerja.
4. Teori Pembelajaran Motorik
Secara
tradisional pembelajaran motorik dipandang sebagai proses yang identik dengan
pembelajaran instrumental. Pandangan ini berdasarkan pada pandangan yang
berasal dari Thondike, yang memandang bahwa karakteristik pembelajaran motorik
sama dengan pembelajaran instrumental, tergantung pada hukum pengaruh klasik.
Pembelajaran motorik menghendaki sipelajar membuat serangkaian respon gerak
yang terpisah -pisah, yang masing- masingnya diikuti oleh penguatan yang dalam
bentuk ilmu pengetahuan atau feedback.
Namun
perkembangan akhir -akhir ini memandang bahwa pembelajaran motorik lebih dari
sekedar pembelajaran instrumental. Pembelajaran motorik menekankan pada
karakter pemecahan masalah (problem solving) dan proses kognitif. Salah seorang
pengembang teori ini adalah Jack Adam. Ia memandang bahwa pembelajaran motorik
dapat dipandang sebagai sebuah proses pemecahan masalah, sebuah teori yang
mengandung elemen S – R ( stimulus – response ) dan konsepsi kognitif
pembelajaran. Bentuk yang paling penting dari teori ini adalah close loop.
Close loop adalah bahwa respon terhadap suatu system memberikan balikan pada
system, kemudian membuat system tersebut menjadi self – regulating ( mengatur
sendiri ).
5. Beberapa Prinsip
Praktis
1.
Memahami tugas
Pada permulaan belajar keterampilan tujuan awal Anda
adalah untuk memahami apa yang dibutuhkan. Berikut tugas Anda adalah
memverbalisasi tentang keterampilan, mencoba untuk mengidentifikasi
bagian-bagian komponennya.
2.
Praktek pada
komponen tertentu
Dengan meningkatnya kompleksitas tugas, Anda harus fokus
latihan pada komponen tertentu dari tugas. Secara umum, di mana tugas motorik
sederhana, mungkin langsung dipraktekkan secara keseluruhan.
3.
Mendapatkan umpan
balik
Pentingnya umpan balik adalah bahwa hal itu memungkinkan
Anda untuk mengevaluasi kinerja Anda dengan membandingkannya terhadap standar
tertentu.
4.
Praktek di bawah
kondisi bervariasi
Praktek dalam keadaan bervariasi memfasilitasi kinerja
motor. Untuk alasan ini, konteks bervariasi dalam pelatihan membantu kinerja
Anda beradaptasi terhadap perubahan lingkungan yang potensial.
5.
Mempertahankan Latihan
Kemahiran dalam keterampilan jelas membutuhkan latihan
yang berkelanjutan. ini adalah praktek dalam hubungannya dengan pemahaman
tujuan keterampilan, mengamati kinerja terampil dan mendapatkan umpan balik
yang sangat penting dan di
lakukan terus menerus.
Reference:
Ellis, Henry C. 1978. Foundamentals Of Human Learning, Memory and Cognition (second Edition).
Iowa: Wm. C. Brown Company Publisher.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar