Sabtu, Februari 23

BELAJAR KETERAMPILAN MOTORIK



Oleh: Jumadi Tuasikal

           Keterampilan Motorik dapat didefenisikan sebagai keterampilan gerak seseorang dari hasil belajar, kemampuan motorik banyak diwarnai bawaan, Pembelajaran keterampilan motorik telah memainkan peranan yang besar didalam sejarah manusia. Pembelajaran keterampilan motorik ( motorik skill learning ) mengacu kepada semua kegiatan dimana proses pembelajaran menghendaki suatu urutan respon motorik (gerak tubuh).
            Kadang-kadang istilah perceptual motor skill digunakan untuk menjelaskan fakta bahwa pembelajaran jenis ini memerlukan koordinasi stimulus yang datang dengan respon motorik. Contoh yang paling jelas untuk ini adalah mengendarai mobil, pada saat mengendarai mobil kita harus mengkoordinasikan antara yang dilihat dan yang dilakukan. Isilah motor skill dan perceptual motor skill ini sering digunakan secara bergantian, karena maknanya sering dianggap sama, Studi tentangpembelajaran motorik skill (keterampilan motorik) membedakan keterampilan tersebut atas dua jenis. Pertama adalah motor skill yang menghendaki gerak terus – menerus (continous response), dan kedua adalah keterampilan yang dilakukan dengan interval atau jarak antara setiap respon.

1.      Karakteristik Belajar Keterampilan Motorik
                        Ada empat elemen mendasar dari penampilan keterampilan, yaitu: melibatkan urutan respon motor, memerlukan koordinasi dari input persepsi dengan tanggapan motor, melibatkan suatu urutan terorganisir tanggapan dan sangat bergantung pada umpan balik.
1.    Urutan respon
Setiap respon berfungsi sebagai stimulus untuk respon berikutnya dan  terdiri dari urutan tanggapan. Sebagai urutan, respon menjadi terorganisasi, tidak hanya sekedar suatu urutan respon saja tetapi menjadi urutan yang memiliki pola terstruktur.
2.    Persepsi koordinasi motorik
Keterampilan motorik biasanya melibatkan koordinasi input persepsi dengan tanggapan motor. Dalam hal ini semua gerakan dilakukan dengan mengkoordinasikan dengan stimulus yang datang. Koordinasi perseptual dengan aktivitas motor mudah terlihat dalam olahraga seperti tenis, baseball, dan basket.
3.    Pengorganisasian respon
Penampilan keterampilan ketiga yaitu bahwa urutan tanggapan harus diorganisir ke dalam pola respon. Organisasi atau pola kegiatan penampilan tersebut melibatkan kedua faktor temporal (sementara) dan spasial (berjarak).
4.    Umpan balik
Keterampilan motorik sangat tergantung pada umpan balik intrinsik. Umpan balik intrinsik mengacu pada fakta bahwa respons menghasilkan rangsangan yang memiliki konsekuensi untuk tanggapan berikutnya. Dengan demikian, umpan balik intrinsik adalah fitur dasar belajar keterampilan motorik.

2.      Tahap-Tahap Belajar Keterampilan Motorik
                        Ahli Psikologi membedakan tiga tahap didalam pembelajaran keterampilan motorik. Pertama adalah fase awal atau fase kognitif, kedua fase fixsation atau fase asosiatif dan ketiga fase akhir atau fase autonomous.
1.    Tahap Kognitif
Selama fase ini pembelajar harus paham tentang apa yang dipelajari, nah dalam hal ini dapat digunakan dengan bahasa verbal dan demonstrasikan. Contohnya saja untuk mempelajari tarian maka instruktur harus mengajarkan dulu tahapnya secara verbal kemudian melakukan demonstrasi tahap per tahap.
2.    Tahap Asosiasi
Pada tahap asosiatif, respon yang dipelajari berasoiasi dengan kunci (cues), dan respon-respon menjadi terintegrasi sebagai suatu rantai yang sangat efisien. Tahap ini sangat mirip dengan tahap asosiatif pada belajar verbal, karena intinya sama-sama asosiatif.


3.    Tahap Autonomous
Pada tahap ini tampilan keterampilan motorik menjadi lebih efisien sehingga dapat dilakukan secara otomatis. Pada fase ini orang bisa melakukan dua kegiatan secara bersamaan, contohnya mengetik sambil mengobrol.

3.      Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Keterampilan Motorik
            Seperti jenis pembelajaran yang lain, pembelajaran ketrampilan motorik tergantung pada karakteristik  tugas dan karakteristik pelajar. faktor-faktor yang sangat mempengaruhi pembelajaran motor yaitu;
1.    Umpan balik
        Umpan balik merupakan faktor yang paling penting yang mempengaruhi pembelajaran keterampilan motorik. Umpan balik ekstrinsik mengacu pada informasi yang diberikan peserta didik tentang penampilannya di percobaan yang diberikan. Umpan balik ekstrinsik sering disebut sebagai pengetahuan hasil.
        Secara umum, umpan balik intrinsik mengacu pada umpan balik yang diperoleh dari pengalaman langsung dan tindakan. Sebaliknya, umpan balik ekstrinsik mengacu pada informasi yang disediakan oleh orang lain atau oleh perangkat tertentu. Komentar ekstrinsik dapat berupa informasi kualitatif. Sebaliknya, umpan balik dapat berupa informasi kuantitatif. Umpan balik memiliki dua sifat : pertama, umpan balik memiliki informasi pada organisme, yang memungkinkan dia melakukan keterampilan mengarah pada tujuan yang diinginkan. Kedua, umpan balik dapat memiliki sifat memperkuat, dalam hal ini berfungsi sebagai reward terhadap kinerja.
        Pentingnya umpan balik sebagai variabel penting dalam mempengaruhi kinerja. Secara intuitif, mudah untuk melihat mengapa umpan balik ini sangat penting untuk perbaikan. Manusia mencapai kinerja yang unggul pada tugas-tugas belajar motor ketika mereka diberi informasi kuantitatif tentang kinerja mereka.
2.    Distribusi praktek
        Praktek yang didistribusikan mengacu pada pengenalan interval selama proses pemerolehan keterampilan, sedangkan istilah massed practice mengacu pada kinerja yang berkelanjutan. Praktek terdistribusi merupakan faktor penting dalam belajar motorik dan aturan umum adalah bahwa praktek lebih memudahkan dalam perolehan keterampilan motorik.
3.    Stres dan kelelahan
        Baik stres dan kelelahan menghasilkan penurunan dalam kinerja  keterampilan motorik. Stres mengacu pada keadaan organisme biasanya ditandai sebagai motivasi dan / atau emosional. Dalam definisi kedua, stres mengacu pada tuntutan tugas yang dibuat atas individu. Arti kedua ini kadang-kadang disebut informasi yang berlebihan. Bila jumlah stres meningkat, keterampilan motorik juga meningkat sampai pada titik optimal yang bila dilewati menghasilkan penurunan kinerja.

4.      Teori Pembelajaran Motorik
                        Secara tradisional pembelajaran motorik dipandang sebagai proses yang identik dengan pembelajaran instrumental. Pandangan ini berdasarkan pada pandangan yang berasal dari Thondike, yang memandang bahwa karakteristik pembelajaran motorik sama dengan pembelajaran instrumental, tergantung pada hukum pengaruh klasik. Pembelajaran motorik menghendaki sipelajar membuat serangkaian respon gerak yang terpisah -pisah, yang masing- masingnya diikuti oleh penguatan yang dalam bentuk ilmu pengetahuan atau feedback.
                        Namun perkembangan akhir -akhir ini memandang bahwa pembelajaran motorik lebih dari sekedar pembelajaran instrumental. Pembelajaran motorik menekankan pada karakter pemecahan masalah (problem solving) dan proses kognitif. Salah seorang pengembang teori ini adalah Jack Adam. Ia memandang bahwa pembelajaran motorik dapat dipandang sebagai sebuah proses pemecahan masalah, sebuah teori yang mengandung elemen S – R ( stimulus – response ) dan konsepsi kognitif pembelajaran. Bentuk yang paling penting dari teori ini adalah close loop. Close loop adalah bahwa respon terhadap suatu system memberikan balikan pada system, kemudian membuat system tersebut menjadi self – regulating ( mengatur sendiri ).

5.      Beberapa Prinsip Praktis
1.    Memahami tugas
Pada permulaan belajar keterampilan tujuan awal Anda adalah untuk memahami apa yang dibutuhkan. Berikut tugas Anda adalah memverbalisasi tentang keterampilan, mencoba untuk mengidentifikasi bagian-bagian komponennya.
2.    Praktek pada komponen tertentu
Dengan meningkatnya kompleksitas tugas, Anda harus fokus latihan pada komponen tertentu dari tugas. Secara umum, di mana tugas motorik sederhana, mungkin langsung dipraktekkan secara keseluruhan.
3.    Mendapatkan umpan balik
Pentingnya umpan balik adalah bahwa hal itu memungkinkan Anda untuk mengevaluasi kinerja Anda dengan membandingkannya terhadap standar tertentu.
4.    Praktek di bawah kondisi bervariasi
Praktek dalam keadaan bervariasi memfasilitasi kinerja motor. Untuk alasan ini, konteks bervariasi dalam pelatihan membantu kinerja Anda beradaptasi terhadap perubahan lingkungan yang potensial.
5.    Mempertahankan Latihan
Kemahiran dalam keterampilan jelas membutuhkan latihan yang berkelanjutan. ini adalah praktek dalam hubungannya dengan pemahaman tujuan keterampilan, mengamati kinerja terampil dan mendapatkan umpan balik yang sangat penting dan di lakukan terus menerus.

Reference:
Ellis, Henry C. 1978. Foundamentals Of  Human  Learning, Memory and Cognition (second Edition). Iowa: Wm. C. Brown Company Publisher.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TEORI PERKEMBANGAN KARIR: KRUMBOLTZ SERTA APLIKASINYA

Jumadi Mori Salam Tuasikal, M.Pd A.    Konsep Dasar             Jika kita bicara mengenai bimbingan karir melalui pendekatan pemilihan...