Oleh: Jumadi Mori SalamTuasikal
Hubungan dini di dalam keluarga dan pengaruhnya
kemudian terhadap arah karir merupakan fokus utama karya Anne Roe (1956).
Analisis tentang perbedaan dalam kepribadian, aptitude, intelligensi, dan latar
belakang yang mungkin terkait dengan pilihan karir merupakan tujuan utama
penelitiannya. Dia meneliti sejumlah ilmuwan terkemuka dalam bidang fisika,
biologi, dan sosial untuk menentukan apakah arah vokasional itu erat
hubungannya dengan perkembangan dini kepribadian.
Roe (1956) mengklasifikasikan okupasi ke dalam dua kategori utama: person
oriented dan nonperson oriented. Dia berpendapat bahwa pemilihan sebuah
kategori okupasi terutama didasarkan atas struktur kebutuhan individu tetapi
tingkat pencapaian dalam suatu kategori lebih tergantung pada tingkat kemampuan
dan latar belakang sosio-ekonomi individu. Iklim hubungan antara anak dan orang
tua merupakan kekuatan utama yang membangkitkan kebutuhan, minat, dan sikap
yang kemudian tercermin dalam pemilihan pekerjaan.
Roe memodifikasi teorinya setelah beberapa studi menyangkal pendiriannya
bahwa perbedaan interaksi orang tua-anak menghasilkan perbedaan dalam pemilihan
pekerjaan. Kini dia mengambil posisi bahwa orientasi dini seorang individu
terkait dengan keputusan utama yang diambilnya di kemudian hari terutama dalam
pemilihan okupasi tetapi variable-variabel lain yang tidak diperhitungkan dalam
teorinya pun merupakan faktor-faktor yang penting.
A. Dasar Pemikiran Teori Anne Roe
Teori Roe ini biasanya
disebut juga sebagai “a need theory
approach to career choice”, teori
pemilihan karir dengan pendekatan kebutuhan.Teori
karir Roe mempunyai dua tingkatan utama (dalam Samuel H. Osipow, 1968:17). Dalam teorinya roe mamandang pilihan
karir seseorang dipngaruhi oleh tiga komponen yang mendasar dalam hidup
diantaranya:
1.
Pengaruh genetika terhadap
keputusan-keputusan karir
Roe
memandang genetika seseorang adalah warisan dari gen ayah atau ibu, sehingga
pada prinsipnya individu memiliki berbagai potensi bawaan yang akan menentukan
sifat-sifat, minat, bakat dan tempramen. Pada akhirnya potensi tersebut
memiliki pengaruh yang besar dalam kehidupan seseorang terutama dalam pemulihan
karir yang akan dilalui pada masa yang akan datang. Seorang anak yang terlahir
dari keluarga yang bekerja pada bidang jasa cenderung juga akan bekerja pada
bidang jasa ketika ia dewasa kelak,
2.
Pengalaman masa kecil.
Berbagai pola asuh yang
diterima individu pada masa anak-anak akan mempengaruhi bagaimana pilihan
karirnya di masa depan. Selain itu, suasana dan iklim yang ada di keluarga juga
memiliki kontribusi besar terhadap pilhan karir individu. Suasana yang terjadi
tersebut dapat saja berupa hal yang positif, seperti: kasih sayang, penuh
perhatian, dan saling menghargai. Suasana negatif, misalnya: perlakuan kasar,
kekerasan, acuh tak acuh dan keluarga yang broken
home.
Roe dan Siegelman
mengemukakan hipotesis mengenai pengaruh pendiddikan dan pola asuh orang tua
terhadap anak, yaitunya sebagai berikut:
a.
Lingkungan keluarga yang mencintai,
melindungi dan menuntut secara wajar akan menuntun anak menjadi orang yang
memiliki orientasi di masa kanak-kanak dan orang yang berorientasi dalam
pekerjaan yang akan ditempatinya,
b.
Lingkungan keluarga yang menolak,
mengabaikan dan tidak acuh terhadap anak akan menggiring anak menjadi orang
yang tidak memilki orientasi dalam pekerjaan,
c.
Kondisi yang terlalu melindungi (over-protective) atau menuntut terlalu
berlebihan akan menjadikan anak tidak memiliki orientasi dalam pekerjaan,
d.
Sebagian anak yang berasal dari keluarga
yang bersifat menolak kemungkinan orientasinya menjadi mencari kepuasan, dan
e.
Lingkungan keluarga yang santai dan
mencintai akan memberikan jumlah keterkaitan yang memadai.
Dalam
perkembangan jabatan Anne Roe menekankan dampak dari keseluruhan pengalaman
anak kecil dalam lingkungan keluarga inti. Gaya interaksi orang tua dan anak,
serta pengaruh pola pendidikan keluarga menjadi kebutuhan perkembangan anak
yang berhubungan dengan kebutuhan pribadi dan gaya hidup dewasa nanti.
Roe
mengemukakan tiga kategori pendidikan
yang di terapkan oleh orang tua, diantaranya :
a.
Menjauhi anak
Perilaku orang tua yang menjauhi anak
cenderung akan bersifat ;
· Menolak:
dingin, bermusuhan, menunjukkan kekurangan-kekurangan danmengabaikan
preferensi-preferensi dan opini-opini anak.
· Mengabaikan:
memberikan perawatan fisik minimum tidak memberikan afeksi, dingin tetapi tidak
menghina.
b.
Konsentrasi
Emosional pada Anak
Pemusatan perhatian pada anak memiliki
dua kategori,yaitu :
· Overprotecting. Memberikan
perlindungan berlebih-lebihan (cenderung hangat),terlalu baik, penuh kasih
sayang, membolehkan sedikit kebebasan pribadi, melindungi dari yang
menyakitkan.
· Overdemanding.
Terlalu menuntut (cenderung dingin), menentukan standar-standar tinggi,
mendesak untuk memperoleh prestasi akademik yang tinggi, dalam bentuknya yang
ekstrim cenderung menolak.
c.
Penerimaan
terhadap Anak
Pola penerimaan terhadap anak di bagi
menjadi dua, yaitu ;
· Santai
(casual): sedikit kasih sayang, responsif kalau pikiran tidak kacau,tidak
ambil pusing tentang anak, membuat beberapa peraturan dan tidak melaksanakannya.
· Penuh
kasih (loving): memberikan perhatian hangat dan penuh kasih sayang,
membantu dengan rancangan-rancangan, menggunakan penalaran dan bukan hukuman,
mendorong independensi.
Dari
kategori emosional yang ada di dalam rumah menurut Roe, Kategori penuh kasih, overprotective danoverdemanding akan cenderung menghasilkan seseorang
yang kejuruannya beroriantasi pada kontak dengan orang lain (Person Oriented).
Sedangkan kategori santai, menolak dan mengabaikan cenderung menghasilkan
seseorang yang kejuruannya beroriantasi pada benda – benda (Non_Person
Oriented).
3.
Kebutuhan-kebutuhan manusia.
Kebutuhan-kebutuhan individu dapat
mempengaruhi pilihan karir individu tersebut.Dalam hal ini Roe berpijak kepada
teori kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow. Secara hirarki Maslow menyebutkan
delapan motif kebutuhan individu (dalam Lee E. Isaacson, 1986:39), yaitu
a. Kebutuhan
fisik (Physiological needs),
b. Kebutuhan
akan rasa aman (Safety needs),
c. Kebutuhan
akan kasih sayang dan cinta (Need for
belongingness and love),
d. Kebutuhan
Penghargaan diri (esteem Needs)
e. Kebutuhan
akan pengetahuan dan pemahaman ( Need Know & Understand),
f.
Kebutuhan Estetika (aesthetic Needs),
g. Kebuthan
aktualisasi diri (self actualization, and)
dan
h. Kebutuhan
hubungan dengan yang kuasa(Transcendence).
Hirarki
kebutuhan Maslow ini lazim juga digambarkan sebagai piramida, dimana kebutuhan
paling dasar memiliki ruang paling luas dan semakin ke atas ruang yang tersedia
semakin kecil.Disana dapat diliat bahwa
manusia dalam kehidupannya memiliki tingkatan-tingkatan kebutuhan yang mesti
dipenuhi, sesuai dengan taraf dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan. Ada
kebutuhan yang dapat terpenuhi dengan mudah, kebutuhan yang tertunda dan bahkan
ada kebutuhan yang tidak dapat terpenuhi sama sekali.
B. Pilihan Karir berdasarkan teori Roe
Roe mengemukakan dua
pengelompokan utama dalam pilihan
karir (dalam Lee, 1986:43), yaitu:
1. Person-oriented,,
jabatan yang berorientasi pada kontak dengan orang lain. Misalnya orang – orang
yang suka bekerja bersama dengan orang lain, di anggap cenderung demikian
karena mereka menghayati kebutuhan yang kuat untuk di terima baik oleh orang
lain. Semua orang ini di didik oleh orang tua yang menunjukan sikap menerima
dan menyayangi. Antara lain :
a.
Jasa (service); pekerjaan-pekerjaan yang
tugas utamanya berhubungan langsung dengan kebanyakan orang dan bertugas untuk
melayani orang lain serta berbuat untuk kepentingan orang lain.
b.
Kontak bisnis (business contact);
pekerjaan-pekejaan yang langsung berinteraksi langsung dengan orang lain dengan
tujuan lebih kepada upaya untuk mempengaruhi dibandingkan dengan berbuat untuk
kepentingan orang lainn
c.
Organisasi (organization);
pekerjaan-pekerjaan manajerial serta membentuk interaksi yang bersifat formal
untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
d.
Kebudayaan (general culture);
pekerjaan-pekerjaan yang tujuan utamanya adalah upaya untuk pelestarian dan
pewarisan budaya,seperti halnya pendidikan.
e.
Seni dan hiburan (art and
entertainment); pekerjaan-pekerjaan yang membentuk interaksi antara orang-orang
yang memiliki kreatifitas dan keterampilan khusus.
2. Nonperson-oriented, yang
berorientasi pada benda-benda. Misalnya orang- orang yang lebih suka bekerja
dengan menangani barang atau benda tanpa mencari kontak dengan individu di
sekitarnya itu di anggap berkecenderungan demikian karena mereka menghayati
kebutuhan yang kuat untuk merasa aman dan terlindung dari bahaya.
a.
Tekhnologi (technology);
pekerjaan-pekerjaan yang berorientasi kepada produksi, pemeliharaan dan segala
sesuatu yang berhubungan dengan barang.
b.
Luar ruangan (outdoor),
pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan di ruangan terbuka/alam bebas dan tidak
terlalu tergantung/membutuhkan adanya interaksi dengan banyak orang.
c.
Ilmu pengetahuan (science);
pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan pengembangan keilmuan, teori,
konsep dibidang ilmu yang berhubungan dengan perilaku.
Roe (dalam Munandir,
1996:104) mengemukakan bahwa terdapat enam tingkatan karir yang dilalui
individu , yaitu:
1.
Tak terampil, pekerjaan pada tingkat ini
tidak membutuhakan keahlian atau pendidikan khusus.
2.
Semi terampil; pekerjaan pada tingkatan
ini telah menuntut adanya keterampilan dan pengalaman khusus, namun belum
mensyaratkan adanya kemandirian dan inisiatif yang tinggi dari individu.
3.
Terampil; pekerjaan pada tingkatan ini
menuntut adanya keterampilan dan pendidikan khusus pada individu.
4.
Semi professional dan bisnisk kecil;
pekerjaan pada tingkatan ini telah menuntut adanya tanggung jawab dalam skala
rendah dan kebijaksanaan untuk diri sendiri. Individu pada tingkatan ini
berpendidikan menengah atas umum atau tekhnologi kejuruan.
5.
Professional tingakatan kedua;
mensyaratkan adanya kemandirian dan tanggung jawab yang lebih besar serta telah
menerapkan sistem manajerial yang baik. Individu yang berada pada tingkatan ini
memiliki pendidikan yang baik, yakni berada pada jenjang sarjana hingga master.
6.
Professional tingkatan pertama; secara
mandiri telah mampu untuk berkarya cipta dan menerapkan sistem manajerial
secara baik. Pada tingkatan ini telah terbentuk tanggung jawab penuh pada
individu untuk mengaambil berbagai keputusan dan kebijaksanaan.
Dalam
hal ini Samuel H. Osipow (1973) berpendapat bahwa konselor sekolah dapat
membantu orang muda yang belum mengenal dirinya sendiri mengenai pengaruh
kebutuhan pokok yang melandasi motifasinya dalam memperjuangkan suatu gaya
hidup (life style). Dengan demikian konselor sebaiknya meningkatkan
tahap kebutuhan klien karena jaminan ekonomis saja tidak membuat orang dewasa
selalu merasa bahagia
C. Kelemahan dan
Kelebihan teori
Roe.
1. Kelemahan
Lee
(1986:43) mengemukakan empat kelemahan dari teori yang dikemukakan oleh Roe,
yaitunya:
a.
Keakuratan pembuktian teori yang
dikemukakan Roe susah dinilai, karena membutuhkan rentang waktu yang sangat
panjang mulai dari tahapan anak-anak, remaja hingga dewasa. Beberapa ahli
berpendapat bahwa kebenaran teori karir yang dikemukakan oleh Roe sulit untuk
diperoleh pembuktian secara cepat dan tepat. Hal ini dikarenakan oleh
panjangnya rentang waktu yang diperlukan oleh seorang ahli untuk
membuktikannya.
b.
Sebagian besar/ banyak dari
proposal-proposal yang dikemukakan oleh Roe hanya berupa pengenaralisasian
sehingga keterangan yang diberikan rancu dan ambigu.
c.
Perilaku yang ditampilkan oleh orang tua
bukanlah sesuatu yang tetap/konsisten. Dalam menampilkan perilaku, orang tua
sebagai individu yang dinamis tidak menampilkan perilaku yang sama setiap
waktu. Banyak faktor yang dapat menimbulkan terjadinya perubahan perilaku yang
ditampilkan individu dalam kehidupan keseharian.
d.
Anak tidak hanya mendapatkan pengaruh
dari lingkungan rumah,tetapi banyak lagi faktor lingkungan lain yang
mempengaruhinya. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan terbesar yang
mempengaruhi individu tetapi bukan merupakan satu-satunya lingkungan yang
memberikan pengaruh.
2.
Keunggulan
a.
Dengan
adanya teori Roe ini dapat mempermudah mengklasifikasikan jabatan apa yang
sesuai dengan potensi individu tersebut berdasarkan pola asuh orang tua,
interaksi, serta pemenuhan kebutuhan.
b.
Dengan
melihat cultural seseorang maka dalam penyesuaian diri di lingkungan
pekerjaan akan lebih mudah untuk mempertahankan jabatannya.
c.
Memudahkan
konselor dalam memberikan layanan karir kepada klien dengan melihat latar
belakang klien di masa kecil.
d.
Memudahkan
konselor dalam memberikan layanan karir pada kliennya, karena menurut roe karir
anak di pengaruhi oleh pola asuh orang tua.
D. Implikasi dalam Konseling
1.
Suasana dan sikap keluarga/orang tua
yang diterima anak memberikan pengaruh secara langsung terhadap pilihan karir
anak di masa depan. Oleh karena itu, konselor dapat mengidentifikasi pilihan
karir anak berdasarkan suasana dan sikap yang diterima anak dari keluarga/orang
tua.
2.
Pilihan karir juga dipengaruhi oleh
faktor sosialisasiantara anak dengan lingkungan terutama lingkungan keluarga.
Oleh karena itu konselor dapat membantu mengarahkan anak untuk mampu
mengidentifikasi perilakunya dan mengaitkan dengan pilihan karir yang tepat
dengan perilaku tersebut.
3.
Suasana dan sikap yang diterima dalam
keluarga memiliki peran utama terhadap pilihan karir anak berdasarkan
kesesuaian karir dengan jenis kelamin. Oleh karena itu, konselor dapat juga
memberikan pemahaman kepada orang tua tentang nilai-nilai dan hubungan antara
kesesuaian antara jenis kelamin dan karir terhadap pemilihan pekerjaan anak di
masa depan.
Dari penjelasan yang
telah dikemukakan, dapat dikemukakan beberapa hal yang dapat dilakukan Konselor
dalam konseling karir beradasarkan teori Anne Roe, yaitu:
1.
Penerimaan terhadap klien,
2.
Penjajagan berbagai latar belakang klien
dipandang dari teori karir Roe, yakni: genetika/keturunan dan
pengalaman-pengalaman masa kecil klien. Hal ini dilakukan untuk
mengidentifikasi bagaimana suasana dan sikap yang diterima klien dari
keluarga/orang tua.
3.
Mengenali berbagai kebutuhan klien
berdasarkan hirarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow.
4.
Melakukan penafsiran terhadap data dan
keterangan yang telah diperolah dari klien mengenai sifat, minat, bakat,
pengalaman masa kecil klien, dan kebutuhan klien.
5.
Konselor bersama-sama dengan klien
melakukan penetapan/pengambilan keputusan tentang karir yang sesuai untuk
klien,
6.
Evaluasi terhadap pilihan karir yang
telah diputuskan oleh klien
Daftar Pustaka
Dewa
Ketut Sukardi. 1994. Tes dalam Konseling
Karir. Surabaya: Usaha Nasional.
Lee E. Isaacson. 1986. Career Information in Counseling and Career
Development. Boston: Allyn & Bacon, Inc.
Munandir.1996.
Pengantar Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Ditjen Dikti.
Samuel
H. Osipow.1983. Theories of Career
Development. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Winkel,W.S
dan M.M Sri Hastuti.2007. Bimbingan dan
Konseling di Institusi Pendidikan. yogyakarta: Media Abadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar