Oleh: Jumadi Mori Salam Tuasikal
Super
menggunakan istilah pendekatan dan bukan teori serta menyarankan agar
pendekatannya dapat diberi merek “Psikologi
diferensial-perkembangan-sosial-fenomnologis” (1969:9). Fokusnya adalah pada
empat unsur pokok:
-
tahap-tahap
kehidupan vokasional
-
kematangan
vokasional
-
meneterjemahkan
konsep diri ke dalam konsep diri vokasional
-
pola-pola
karir
menurut pendekatan ini, individu
berkembang secara vokasional sebagai salah satu aspek dari perkembanganya
secara keseluruhan dengan laju yang sebgaian ditentukan oleh atribut-atribut
psikologi dan fisiologisnya yang sebgaian oleh kondisi-kondisi lingkungannya,
termasuk orang-orang penting lainnya. Tugas-tugas vokasionanl-perkembangan
khusus di kuasai untuk mencapai taraf-taraf kematangaan vokasional berikutnya.
Kemajuan melalui kehidupan vokasional kurang leih teratur. Pada waktunya
pola-pola karir bisa diprediksi bila data yang cukup tersedia dan makna data
ini bagi individu diketahui (Tolbert,18980:41)
Selanjutnya
Donald E. Super (dalam hardiani,Imran127) menyatakan bahwa
karir yang akan di lalui oleh seseorang
di pengaruhi oleh beberapa factor , diantaranya :
1.
Faktor yang terdapat pada diri individu
itu sendiri berkaitan dengan bakat, minat, kemauan, sikap, kemampuan
intelektual dan berbagai potensi diri lainnya
2.
Faktor yang berada di luar diri individu
diantaranya: taraf kehidupan social ekonomi keluarga, tuntutan lingkungan
setempat, budaya yang berkembang, kesempatan atau peluang kerja yang tersedia.
Hal
yang mendasar pada diri seseorang pada pemilihan pekerjaan adalah vocational
self-concept yang merupakan
sebagian dari keseluruhan gambaran tentang diri seseorang dan pekerjaan hal ini
akan mendorong seseorang untuk memasuki suatu pekerjaan atau karir tertentu.
Jika di telusuri lebih jauh ternyata konsep yang di kembangkan oleh teori super
di pengaruhi oleh teori traid and factor yang menyatakan bahwa kerir seseorang
adalah perpaduan
antara sifat dengan factor.
Selanjutnya Super berpendapat bahwa penyelesaian tugas-tugas
yang sesuai pada masing-masing tahapan merupakan indikasi kematangan vokasional
(vocational maturity). Kematangan vokasional itu tampaknya lebih terkait dengan
inteligensi daripada usia.
Pada tahun 1950-an, super bersama sejumlah
koleganya, mulai memformulasi teori perkembnagan karirnya. Suatu perangkat
dengan 10 proposisi mengenai mengenai sifat perkembangan karier-karir
diterbitkan pada tahun 1953 (Super:1953). Pada tahun 1957, dilakukan lagi
penambahan dua proporsi. Kedua belas proposi yang disajikan ini sebagai
modifikasi dan perbaikan dari Super (Super,1984:194-196; NOICC, 1986: 23-24),
yaitu:
1.
Orang itu berbeda-beda kemapuannya,
minat, dan kepribadiannya
2.
Karena sifat- sifat tersebut orang
mempunyai kewenangan untuk
melakukan sejumlah pekerjaan
3.
Setaip pekrjaan menghendaki pola
kemampuan, minat, dan sifat, kepribadian yang cukup luas, sehingga bagi setiap
orang tersedia beragam pekerjaan dan setiap perkerjaan terbuka bagi
bermacam-macam orang
4.
Prefensi dan kemapuan vokasional, serta
konsep diri orang itu berubah-rubah. Pilhan dan penyeasuaian merupakan proses
yang berkelanjutan.
5.
Orang mengalami proses perubahan melalui
tahap-tahap perubahan ,eksplorasi, kemampuan,
pemeliharaan , dan kemunduran
6.
Pola karir orang di tentukan oleh taraf
sosio ekonomi orang tau, kemampuan mental, cirri kepribadian, dan oleh
tersedianya kesempatan .
7.
Perkembangan orang dalam melewati tahap-tahap dapat di pandu dengan
bantuna untuk pematangan kemapuan dan minat dan dengan bantuan untuk melakukan
dan uji realitas serta untuk mengembangkan konsep diri
8.
Perkembangan karir adalah proses
mensintesis dan membauat kompromi dan ini adalah konsep diri
9.
Proses mensintesisi atau kompromi antara
factor-faktor individu dan social, antara konsep diri dan realitas adalah
proses permainan peran dalam berbagai latar dan keadaan
10. Penyaluran
kemapuan , minat, sifat kepribadian dan nilai menentukan di perlolehnya
kepuasan kerja dan kepuasan hidup.
11. Kepuasaan
yang di peroleh dari pekerjaan itu selaras dengan penerapan konsep diri
12. Bekerja
dan perkerjaan merupakan titik pusat organisasi kepribadian bagi kebanyak orang
sedangkan bagi segolongan lain yang menjadi titik pusat adalah hal lain.
Selanjutnya Super (dalam Hardiani, Imran 130:2009 )
menjelaskan proses perjalan dan pemilihan
karir seseorang, sejalan dengan tahap-tahap perkembangan dirinya. Secara rinci
tahap-tahap tersebut di jelaskan oleh Super
(dalam Hardiani,Imran 130:2009) sebagai
berikut :
1.
Fase Pertumbuhan (growth) terhitung semenjak anak lahir sampai umur lebih
kurang 15 tahun. Diman anak
mengembangkan berbagai potensi pandangan khas,sikap, minat, dan kebutuhan-kebutuhan
yang di padukan dalam struktur gambaran diri (self – concept structure)
2.
Fase eksplorasi (exsploration) dari umur
15 tahun sampai umur 24 tahun dimana orang-orang
mudah memikirkan berbagai alternatif
jabatan, tetapi belum mengambil kepiutusan yang mengikat.
3.
Fase pemantapan (Establishment) dari
umur 25 tahun sampai 44 tahun mencirikan usaha tekun memantapkan diri melalui
seluk beluk pengalaman selama menjalani karir tertentu.
4.
Fase Pembinaan (Maintenance) dari umur
45 tahunsampai umur 64 tahun diman orang-orang yang sudah dewasa menyesuiakan
diri dalam penghayatan jabatannya
5.
Fase Kemunduran (Decline) 65 tahun
keatas diamana orang-orang memasuki masa pension dan harus menemukan pola hidup
baru setelah melepaskan jabatannya.
Super (1974)
mengidentifikasi enam dimensi yang relevan dan tepat untuk remaja sebagai berikut:
1.
orientation
to vocational choice (dimensi sikap yang menentukan pilihan
akhir pekerjaannya);
2.
information
and planning (dimensi kompetensi individu untuk
memilih jenis informasi tentang keputusan karir masa depannya dan perencanaan
yang sudah terlaksana);
3.
Consistency
of vocational preferences (konsistensi individu dalam pilihan
karir yang disukainya);
4.
Crystalization
of traits (kemajuan individu ke arah pembentukan konsep
diri); !
5.
vocational
independence (kemandirian dalam pengalaman kerja);
6.
wisdom
of vocational preferences (dimensi yang berhubungan dengan
kemampuan individu untuk menentukan pilihan yang realistic yang konsisten
dengan tugas-tugas pribadinya).
Tahapan perkembangan vokasional ini menjadi kerangka untuk perilaku dan sikap vokasional, yang dimanifestasikan melalui lima aktivitas yang dikenal dengan vocational developmental tasks. Kelima tugas perkembangan vokasional tersebut dapat dilihat pada table:
Tabel 1: Tugas-tugas Perkembangan Vokasional dari Super.
Tugas Perkembangan Vokasional
|
Usia
|
Karakteristik Umum
|
Kristalisasi
|
14-18
|
Periode proses kognitif untuk memformulasikan sebuah tujuan
vokasional umum melalui kesadaran akan sumber-sumber yang tersedia, berbagai
kemungkinan, minat, nilai, dan perencanaan untuk okupasi yang lebih disukai.
|
Spesifikasi
|
18-21
|
Periode peralihan dari preferensi vokasional tentatif menuju
preferensi vokasional yang spesifik.
|
Implementasi
|
21-24
|
Periode menamatkan pendidikan/pelatihan untuk pekerjaan yang
disukai dan memasuki dunia kerja.
|
Stabilisasi
|
24-35
|
Periode mengkonfirmasi karir yang disukai dengan pengalaman
kerja yang sesungguhnya dan penggunaan bakat untuk menunjukkan bahwa pilihan
karir sudah tepat.
|
Konsolidasi
|
35+
|
Periode pembinaan kemapanan karir dengan meraih kemajuan,
status dan senioritas.
|
Kontribusi
lainnya dari Super adalah konsep tentang pola karir. Dia memodifikasi enam
klasifikasi yang dipergunakan oleh Miller dan Form dalam studinya tentang pola
karir untuk laki-laki menjadi empat klasifikasi dapat dilihat pada tabel 1.2.
Klasifikasi Pola
|
Klasifikasi Karir
|
Karakteristik
|
Pola karir stabil
|
Profesional, managerial, pekerja terampil
|
Masuk ke dalam karir secara dini dengan sedikit atau tanpa
masa percobaan.
|
Pola karir konvensional
|
Managerial, pekerja terampil, pekerja administrasi
|
Masa kerja percobaan diikuti dengan masuk ke dalam pola yang
stabil.
|
Pola karir tak stabil
|
Pekerja semi-terampil, pekerja administrasi dan pekerja
domestik
|
Beberapa pekerjaan dengan masa percobaan yang dapat mengarah
pada pekerjaan yang stabil temporer, diikuti dengan pekerjaan dengan masa
percobaan lainnya.
|
Pola karir jamak
|
Pekerja domestik dan pekerja semi-terampil
|
Karir tidak tetap yang ditandai dengan pekerjaan yang selalu
berubah-ubah.
|
Selanjutnya pola karir perempuan menurut super dapat di lihat pada tabel 1.3 berikut
Klasifikasi Pola Karir
|
Karakteristik Umum
|
Pola karir ibu rumah tangga yang stabil
|
Menikah sebelum mendapatkan pengalaman kerja yang signifikan
|
Pola karir konvensional
|
Memasuki dunia kerja setelah pelatihan di SMA atau perguruan
tinggi, sekedar untuk mengisi waktu luang sebelum menikah; Selanjutnya
menjadi ibu rumah tangga penuh waktu.
|
Pola karir kerja stabil
|
Memasuki dunia kerja sesudah mengikuti pelatihan dan memandang
pekerjaannya sebagai karir seumur hidup.
|
Pola karir “double-track”
|
Memasuki karir sesudah pelatihan, lalu menikah dan memulai
karir kedua dalam bidang kerumahtanggaan.
|
Pola karir terinterupsi
|
Memasuki dunia kerja lalu menikah dan melepaskan karir untuk
menjadi ibu rumah tangga penuh waktu, dan mungkin kembali ke dalam karir
tergantung pada situasi di rumah.
|
Pola karir tak stabil
|
Khas terjadi pada masyarakat sosioekonomi lemah, di mana
polanya adalah: bekerja, PHK, menjadi ibu rumah tangga; dan kemudian siklus
ini berulang lagi.
|
Pola karir “multiple-trial”
|
Tidak pernah mapan dalam satu karir, selalu berubah-ubah
pekerjaan.
|
B. Kelebihan
1.
Setiap
individu memiliki potensi, sehingga seseoarang
yang memiliki keterampilan dan bakat yang mampu mereka kembangkan menjadikan
mereka mampu di berbagai tugas.
2.
Seseorang
yang mencari kepuasaan karir melalui peran kerja, ia mampu mengekspresikan diri
pada karir mereka .
3.
individu mengimplementasikan konsep
dirinya ke dalam karir yang akan menjadi alat ekspresi
dirinya yang paling efisien
4.
Kematangan karir tidak hanya terkait
dengan tugas-tugas perkembangan yang terselesaikan secara individual tetapi
juga dengan perilaku yang dimanifestasikan dalam caranya melaksanakan
tugas-tugas perkembangan pada periode tertentu
5.
Kesiapan individu untuk memasuki
aktivitas yang terkait dengan karir tertentu memiliki nilai yang sangat
berharga dalam proses konseling karir.
6.
Dimensi kematangan karir tersebut
mendukung konsep bahwa pendidikan dan konseling dapat menjadi stimulus untuk
perkembangan karir.
C. Aplikasi Teori Super Dalam Konseling
Konsep kematangan karir yang
dikembangkan oleh Super itu mempunyai implikasi yang besar bagi program
pendidikan karir dan konseling karir. Fase-fase perkembangan kematangan karir
merupakan titik di mana kita dapat mengidentifikasi dan mengases sikap dan
kompetensi yang terkait dengan pertumbuhan karir yang efektif. Lebih jauh,
gambaran tentang sikap dan kompetensi yang diharapkan dicapai dalam setiap
tahap itu memungkinkan kita menentukan tujuan instruksional dan konseling yang
dirancang untuk membantu perkembangan kematangan karir.
Sehubungan dengan teori super di atas dapat di ambil
beberapa langkah yang dapat
di terapkan dalam proses konseling:
1.
Mengenal diri klien ,dengan menggali
berbagai hal yang berkaitan dengan konsep diri klien , maka akan dapat di
pahami dan di kenali tentang diri klien yang bersangkutan
2.
Mengenal peluang kerja yang tersedia , pada
tahapan ini konselor membantu klien mengenali dunia kerja yang brekaitan dengan
kemungkinan klien bias a berkemabang pada karir yang diu tawarkan dengan
memperhatikan factor internal yang ada pada diri klien
3.
Mensintesis anatar konsep diri dan
realitas tahap ini ditentukan sejauh mana komnselor dalam mengenali konsep diri
klien yang di dukung oleh data yang ada dan pengenalan terhadap berbagai
informasi kerja yang ada pada masyarakat.
4.
Klien terlibat aktif dalam konseling hal
ini dilakukan berkaitan dengan mengkompromikan temuan yang di peroleh dari
klien tentang konsep dirinya dan terhadap berbagi data yang ada, sehingga klien
dapat mengambil langkah keputusan karir atau solusi terhadap berbagi persoalan yang
terjadi.
5.
Evaluasi dilakukan berkaitan
utukmengetahi sejauh mana tingkat keberhasilan yang dapat di raih kllien sehubungna dengan
keputusan yang telah di ambil dan berbagai problem solving terhadap persoalan
yang terjadi
6.
Tindak lanjut dilakukan dalam rangka
memperbaiki berbagai kekurangan yang di perlukan dalam evluasi berkaitan dengan
keputusan dan solusi yang telah di ambil.(136-137)
DAFTAR RUJUKAN
Hadiarni, irman. Konseling Karir. Stain Batusangkar Press.
2009
Lee E. Isaacson . Career Information in Counseling and career.
Mohammad Thayeb Manrihu. 1992. Pengantar Bimbingan dan Konseling Karir.
Jakarta: Bumi Aksara.
http://yiebawej.blogspot.com/2010/04/teori-donald-super.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar