Oleh: Jumadi Tuasikal
Theory
of Work Adjustment (TWA; Dawis dan Lofquist, 1984) tumbuh dan
berkembang di University of Minnesota. Teori ini muncul setelah ada
penelitian terkait dengan rehabilitas kejuruan klien untuk bekerja
sekitar tahun 1960-an dan 1970-an. Penelitian ini kemudian dipublikasikan dalam
beberapa buletin pada University of Minnesota, dan juga pada beberapa
artikel dan buku. Sejak pada pertengahan tahun 1970-an penelitian ini masuk
dalam ranah penelitian psikologi. Mulai pada saat itu pula penelitian ini telah
menjadi luas untuk diteliti dan dikembangkan.Adapun sejumlah besar variabel
yang menjadi pusat perhatian untuk diteliti, seperti kepuasan kerja, sikap
kerja, penilaian kinerja, riwayat pekerjaan, pendidikan dan pengalaman
pelatihan, bakat, kebutuhan, minat, serta sifat.
Theory of
work adjustment (TWA) tumbuh dari tradisi psikologi individu.Psikologi
perbedaan individu adalah tentang variabiitas manusia.Variabilitas manusia
tersebut menggambarkan individualitas manusia. Individualitas seperti itu dapat
mengakibatkan konsekuensi yang berbeda dalam situasi yang sama. Dalam
mempelajari fenomena ini, psikologi perbedaan individu berfokus pada
variabel-variabel yang stabil dari waktu ke waktu.
Theory of
work adjustment diawali dengan tiga asumsi dasar yaitu sebagai berikut:
1.
Sebagai living organisme
2.
Memiliki
kemampuan yang memungkinkan untuk memenuhi persyaratan.
3.
Banyak perilaku dalam berinteraksi
Theory
of Work Adjustment didasarkan pada hubungan antara individu dengan lingkungan
kerjanya. Hubungan tersebut dimulai ketika individu memperlihatkan kemampuan
atau keahlian yang memungkinkan untuk memberikan tanggapan terhadap kebutuhan
kerja dari suatu lingkungan kerja. Dari lain pihak, lingkungan kerja
menyediakan pendorong atau penghargaan tertentu seperti gaji, status, hubungan
pribadi, dan lain-lain dalam hubungannya dengan kebutuhan individu.Jika
individu memenuhi persyaratan kerja, maka karyawan akan dianggap sebagai
pekerja-pekerja yang memuaskan dan diperkenankan untuk tetap bekerja di dalam
badan usaha. Di lain pihak, jika kebutuhan kerja memenuhi kebutuhan individu
atau memenuhi kebutuhan kerja, pekerja dianggap sebagai pekerja-pekerja yang
puas.
Individu berharap untuk dievaluasi
oleh penyelia sebagai pekerja yang memuaskan ketika kemampuan dan keahlian
individu memenuhi persyaratan kerja. Apabila pendorong-pendorong dari pekerjaan
memenuhi kebutuhan kerja dari individu, mereka diharapkan untuk jadi pekerja
yang puas. Seorang karyawan yang puas dan memuaskan diharapkan untuk
melaksanakan pekerjaannya. Jika kemampuan dan persyaratan kerja tidak seimbang,
maka pengunduran diri, tingkat pergantian, pemecatan dan penurunan jabatan
dapat terjadi. Model Theory of Work Adjustment mengukur 20 dimensi yang
menjelaskan 20 kebutuhan elemen atau kondisi penguat spesifik yang penting
dalam menciptakan kepuasan kerja. Dimensi-dimensi tersebut dijelaskan sebagai
berikut:
1. Ability Utilization adalah pemanfaatan
kecakapan yang dimiliki oleh karyawan.
2.
Achievement
adalah prestasi yang dicapai selama bekerja.
3.
Activity
adalah segala macam bentuk aktivitas yang dilakukan dalam bekerja.
4.
Advancement
adalah kemajuan atau perkembangan yang dicapai selama bekerja.
5.
Authority
adalah wewenang yang dimiliki dalam melakukan pekerjaan.
6.
Company
Policies and Practices adalah kebijakan yang dilakukan adil bagi karyawan.
7.
Compensation
adalah segala macam bentuk kompensasi yang diberikan kepada para karyawan.
8.
Co-workers
adalah rekan sekerja yang terlibat langsung dalam pekerjaan.
9.
Creativity
adalah kreatifitas yang dapat dilakukan dalam melakukan pekerjaan
10. Independence adalah kemandirian yang
dimiliki karyawan dalam bekerja.
11. Moral values adalah nilai-nilai moral yang
dimiliki karyawan dalam melakukan pekerjaannya seperti rasa bersalah atau
terpaksa.
12. Recognition adalah pengakuan atas
pekerjaan yang dilakukan.
13. Responsibility, tanggung jawab yang
diemban dan dimiliki.
14. Security, rasa aman yang dirasakan
karyawan terhadap lingkungan kerjanya.
15. Social Service adalah perasaan sosial
karyawan terhadap lingkungan kerjanya.
16. Social Status adalah derajat sosial dan
harga diri yang dirasakan akibat dari pekerjaan.
17. Supervision-Human Relations adalah
dukungan yang diberikan oleh badan usaha terhadap pekerjanya.
18. Supervision-Technical adalah bimbingan
dan bantuan teknis yang diberikan atasan kepada karyawan.
19. Variety adalah variasi yang dapat
dilakukan karyawan dalam melakukan pekerjaannya.
20. Working Conditions, keadaan tempat kerja
dimana karyawan melakukan pekerjaannya.
Hipotesis pokok dart Theory of Work
Adjustment adalah bahwa kepuasan kerja merupakan fungsi dari hubungan antara
sistem pendorong dari lingkungan kerja dengan kebutuhan individu.
C.
Teori Penyesuaian Kerja,
Variabel dan
Pengukurannya
1. Kepuasan
Dalam theory
of work adjustment, kepuasan diperlakukan sebagai variabel keadaan, yang
didefinisikan sebagai suatu respon afektif untuk evaluasi kognitif korenspondensi. Dalam theory of work adjustment, kepuasan sebanarnya adalah variabel
kepuasan sebagai pekerja atau karyawan, dan dengan performa dalam melaksanakan
tugas pekerjaan dan perilaku sebagai anggota organsiasi kerja.
Kepuasan
adalah instrument nilai yang harus diselesaikan oleh pimpinan. Ini terdiri dari
28 item yang dibagi dalam faktor sakala berdasarkan: kinerja, kesesuaian,
penyesuaian personal, dan dapat diandalkan. Skor kelima, skala kepuasan, adalah
jumlah dari semua item skor.Sebagai variabel kepuasan, kepuasan dianggap
sebagai variabel keadaan.
2. Kebutuhan dan Nilai
Theory of work adjustment bahwa kepuasan adalah fungsi dari
korespondensi. Enam faktor yang dijuluki sebagai “nilai-nilai”, yaitu;
pencapaian, altruisme, otonomi, kenyamanan, keamanan, dan status.Nilai dalam
theori of work adjustment dianggap ciri variabel.Bahkan lebih dari kebutuhan.
3. Keterampilan dan Kemampuan
Keterampilan dasar terdiri dari beberapa kelompok: sensoris dan
keterampilan perseptual, kognitif dan keterampilan afektif, dan keterampilan
motorik dan fisik. Keterampilan yang lebih tinggi melibatkan berbagai kombinasi
keterampilan dasar.Berikutnya adalah faktor kelompok yang biasanya merujuk
kepada konten (misalnya kemampuan verbal, kemampuan numerical, dan kemampuan
spasial).
Berikut ini adalah faktor kemampuan khusus
(misalnya, pemahaman bacaan, kosa kata, dan pengetahuan tentag tata bahasa),
itu semua akan diukur dengan beberapa tes keterampilan.
4. Keterampilan dan Persyaratan Kemampuan
Pekerjaan biasanya
didefinisikan sebagai tugas-tugas yag perlu dilakukan. Karena kinerja
memerlukan keterampilan, pekerjaan dapat juga digambarkan dalam bentuk keahlian
yang dibuthkan untuk melakukan pekerjaan.Dengan demikian perlu adanya
seperangkat tes untuk memprediksikan keterampilan yang dimilikin oleh pekerja.
Dampak Kepuasan
dan Ketidakpuasan Kerja:
a.
Produktifitas
atau kinerja (Unjuk Kerja)
Lawler
dan Porter mengharapkan produktivitas yang tinggi menyebabkan peningkatan dari
kepuasan kerja hanya jika tenaga kerja mempersepsikan bahwa ganjaran instrinsik
dan ganjaran ekstrinsik yang diterima kedua-duanya adil dan wajar dan
diasosiasikan dengan unjuk kerja yang unggul. Jika tenaga kerja tidak
mempersepsikan ganjaran intrinsik dan ekstrinsik yang berasosiasi dengan unjuk
kerja, maka kenaikan dalam unjuk kerja tidak akan berkorelasi dengan kenaikan
dalam kepuasan kerja. Asad (2004, p. 113).
b.
Ketidakhadiran
dan Turn Over
Porter
& Steers mengatakan bahwa ketidakhadiran dan berhenti bekerja merupakan
jenis jawaban yang secara kualitatif berbeda. Ketidakhadiran lebih bersifat
spontan sifatnya dan dengan demikian kurang mungkin mencerminkan ketidakpuasan
kerja. dalam Asad (2004, p.115). Lain halnya dengan berhenti bekerja atau keluar
dari pekerjaan, lebih besar kemungkinannya berhubungan dengan ketidakpuaan
kerja. Menurut Robbins (1996) ketidakpuasan kerja pada tenaga kerja atau
karyawan dapat diungkapkan ke dalam berbagai macam cara. Misalnya, selain
meninggalkan pekerjaan, karyawan dapat mengeluh, membangkang, mencuri barang
milik organisasi, menghindari sebagian dari tanggung jawab pekerjaan mereka.
Lima
cara mengungkapkan ketidakpuasan karyawan, (p. 205) :
1.
Keluar
(Exit): Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan meninggalkan pekerjaan.
Termasuk mencari pekerjaan lain.
2.
Menyuarakan
(Voice): Ketidakpuasan kerja yang diungkap melalui usaha aktif dan konstruktif
untuk memperbaiki kondisi termasuk memberikan saran perbaikan, mendiskusikan
masalah dengan atasannya.
3.
Mengabaikan
(Neglect): Kepuasan kerja yang diungkapkan melalui sikap membiarkan keadaan
menjadi lebih buruk, termasuk misalnya sering absen atau dating terlambat,
upaya berkurang, kesalahan yang dibuat makin banyak.
4.
Kesetiaan
(Loyalty): Ketidakpuasan kerja yang diungkapkan dengan menunggu secara pasif
sampai kondisinya menjadi lebih baik, termasuk membela perusahaan terhadap
kritik dari luar dan percaya bahwa organisasi dan manajemen akan melakukan hal
yang tepat untuk memperbaiki kondisi.
5.
Kesehatan
Meskipun jelas bahwa kepuasan kerja berhubungan dengan kesehatan, hubungan kausalnya masih tidak jelas. Diduga bahwa kepuasan kerja menunjang tingkat dari fungsi fisik mental dan kepuasan sendiri merupakan tanda dari kesehatan. Tingkat dari kepuasan kerja dan kesehatan mungkin saling mengukuhkan sehingga peningkatan dari yang satu dapat meningkatkan yang lain dan sebaliknya penurunan yang satu mempunyai akibat yang negatif
Meskipun jelas bahwa kepuasan kerja berhubungan dengan kesehatan, hubungan kausalnya masih tidak jelas. Diduga bahwa kepuasan kerja menunjang tingkat dari fungsi fisik mental dan kepuasan sendiri merupakan tanda dari kesehatan. Tingkat dari kepuasan kerja dan kesehatan mungkin saling mengukuhkan sehingga peningkatan dari yang satu dapat meningkatkan yang lain dan sebaliknya penurunan yang satu mempunyai akibat yang negatif
Gaya kepribadian dalam theory of work adjustment terdiri dari empat
variabel yang menjelaskan bagaimana biasanya merespon:
1. Celerity (kecepatan respon),
2.
Pace (intensitas respon),
3.
Irama (pola respon),
4. Daya tahan, atau ketekunan (jangka waktu) respon.
Theory of
work adjustment, model prediksi dapat digunakan untuk membantu orang
mengidentifikasi dan memilih di anatara bekerja kemungkinan yang mungkin akan
membawa mereka pada kepuasan, dan kepemilikin di masa depan.
D. Aplikasi teori Penyesuaian Kerja
Teori memiliki penggunaan heuristik, karena itu, akan membantu jika teori
itu dibingkai sedemikian cara yang membuatnya mudah. Dalam hal ini, TWA
memiliki keuntungan dalam simetri dari konstruksi: orang dan lingkungan,
korespondensi dan kepuasan, kebutuhan dan kemampuan, respon dan penguatan,
kepuasan dan kepuasan, kebutuhan dan keterampilan, nilai dan kemampuan,
struktur dan gaya, pemeliharaan dan penyesuaian, kecepatan dan irama,
fleksibilitas dan ketekunan, keaktifannya dan reaktif, kepemilikan dan
penghentian.
Selain itu, konstruksi
pasangan ini diselenggarakan oleh dua prinsip:
a.
koresponden membuat untuk
kepuasan,
Teori penyesuaian kerja heuristik dapat digunakan untuk mengatur
fakta-fakta, bantuan konseptualisasi, dan menyarankan pendekatan untuk
intervensi.Dengan TWA sebagai alat konstruksi konseptual dasar, kita dapat
mengatasi berbagai masalah, sebagai ilustrasi dalam diskusi tentang
pengembangan karir, pilihan karir, dan konseling karier.
E. Pengaruh Perkembangan
Pendidikan
secara harfiah berarti “membawa keluar.”Apa yang akan “dibawa keluar?” Dari
pertama kali, sekolah telah berfokus pada mengeluarkan kemampuan, untuk
mengembangkan keterampilan dan kemampuan. TWA berpendapat bahwa fokus pada
persyaratan adalah sama pentingnya dengan yang di atas kemampuan. Anak-anak harus
belajar tentang kebutuhan dan nilai-nilai mereka jauh lebih eksplisit, pada
tingkat yang sama bahwa mereka belajar tentang keterampilan dan kemampuan
mereka. Belajar adalah acquisition (kemahiran).
Oleh karena itu, TWA mengusulkan kebutuhan dan
nilai-nilai yang harus diperoleh dengan cara yang sama dengan memperoleh
keterampilan dan kemampuan. Dan dalam belajar seperti itu, kita harus
memperhatikan perbedaan individu, dengan hormat yang tepat bagi anak dan
keluarga anak. Jika guru adalah untuk memfasilitasi pengetahuan diri pada
anak-anak, mereka harus terlebih dulu menjadi expert (ahli) untuk menilai
kebutuhan, nilai, keterampilan, dan kemampuan on the fly, yaitu berdasarkan
informasi yang biasa tersedia di kelas sehari-hari, tetapi pengamatan sehari-hari dapat bermanfaat dan tidak terlalu mengganggu
jika guru terampil dalam menggunakan mereka dalam penilaian.
Selanjutnya,
guru dan konselor harus tahu cara mengajar setiap anak bagaimana menilai diri
sendiri, yang pada gilirannya tergantung pada mengetahui tanggapan anak
capa-bilities dan penguatan persyaratan.Tapi belajar tentang kebutuhan,
keterampilan, nilai, dan kemampuan bisa menimbulkan masalah dan bahkan
traumatis bagi anak yang membandingkan diri dengan anak-anak lain. Salah satu
kemungkinan adalah mengajar anak-anak awal tentang perbedaan-perbedaan
individual dan semua implikasi dan sekitar TWA pesan bahwa selain
perbedaan-perbedaan individual ada perbedaan lingkungan dan lingkungan optimal
berbeda untuk setiap anak yang mungkin membantu anak-anak menjadi lebih sadar
dan menghormati mereka sendiri dan orang lain.
Selain
memiliki keterampilan yang tepat, guru, dan konselor harus menyadari kebutuhan
mereka sendiri dan nilai-nilai, yaitu, mereka membutuhkan penguatan
sendiri.Mereka harus tahu bagaimana menilai korespondensi yang dengan berbagai
perbedaan, yang di lingkungan sekolah masing-masing termasuk murid dan orang
tua mereka.Pengetahuan seperti itu dapat membantu mereka memahami perbedaan
efektivitas mereka dengan ferent béda anak.
Anak-anak harus
belajar tidak hanya mengenai kebutuhan mereka / nilai-nilai dan keterampilan /
kemampuan, tetapi juga penyesuaian gaya mereka. Mereka harus belajar juga,
bukan hanya tentang persyaratan dan memperkuat keterampilan dan kemampuan
tetapi juga tentang gaya penyesuaian lingkungan. Memperoleh pengetahuan seperti
itu tidak perlu mencakup semuanya sekaligus. Guru dan pembimbing yang terampil
dapat menggunakan contoh-contoh spesifik untuk mengajar.
Jika resep sebelumnya dikejar, tiga tolak ukur dapat digunakan untuk bagan kemajuan berikutnya: kepuasan anak dan
kepemilikan. Penting untuk memastikan apakah seorang anak bahagia atau tidak
bahagia di sekolah. Penilaian ini harus sama pentingnya dengan penilaian
kebiasaan kepuasan anak memenuhi persyaratan sekolah, keluarga, dan
masyarakat.
F. Memilih Karir
Memilih
karier dengan bijaksana adalah langkah pertama menuju penyesuaian dalam
pekerjaan. TWA menjelaskan bahwa untuk memilih karier di mana seorang
individu dapat merasa puas dan memuaskan. TWA prediktor penguatan
kapabilitas nilai dan kemampuan persyaratan korenspondensi dapat digunakan
untuk mempersempit dunia kerja kepada sejumlah pekerjaan dikelola untuk
dipertimbangkan. Dengan demikian, pengetahuan mengenai kebutuhan individu,
nilai-nilai, keterampilan, kemampuan, dan karakteristik dapat membantu
dalam mencapai keputusan yang bijaksana, tetapi juga membutuhkan pengetahuan
tentang pekerjaan dalam istilah-istilah yang saling melengkapi: reinforcers,
keterampilan dan kemampuan persyaratan, dan karakteristik gaya.
G. Pelaksanaan Pemilihan Kerja
Ada tiga langkah untuk
menerapkan pilihan karier, yaitu;
a.
Mempersiapkan karir,
b.
Mencari posisi awal,
c.
Bekerja menaiki tangga karir.
TWA dapat
berguna dalam tiga langkah. Dalam persiapan karir konvensional, perhatian
difokuskan pada keterampilan yang diperlukan dan pada penguasaan
keterampilan.Ini mungkin bagian terpenting dari penyiapan karier.Sebagai
contoh, untuk pertama kali upah, menerima kompensasi secara teratur adalah
mantan perience baru, dan beberapa pekerja mungkin tidak tahu bagaimana
menangani pengalaman ini dengan bijaksana. Bekerja dalam sebuah tim atau
bekerja di bawah pengawasan yang ketat adalah contoh-contoh lain reinforcement
kondisi yang mungkin perlu dihadiri dalam persiapan karir.
Penggunaan lain
TWA konstruksi adalah potensial mempertimbangkan jalur karir dalam organisasi
kerja ketika memutuskan tentang posisi pertama. Bekerja menaiki tangga karir,
orang biasanya berfokus pada apa yang menggantikan struktur inforcer ulang
terikat untuk menjadi dan, mungkin, termotivasi oleh antisipasi. TWA juga
mengingatkan mereka untuk mempertimbangkan kebutuhan dan kemampuan keterampilan
dan karakteristik gaya dan untuk mempersiapkan ini. Sebagai contoh, orang-orang
profesional yang pindah ke posisi manajerial yang sering kali gagal untuk
mempersiapkan persyaratan keahlian (misalnya, keterampilan, keterampilan
membuat keputusan) dan gaya persyaratan (misalnya, cepat, irama tak menentu,
fleksibilitas tinggi) dari posisi manajerial baru. Sekali lagi, TWA dapat menyarankan
berbagai hal untuk dipertimbangkan untuk orang menaiki tangga karir.
H. Kerja atau Karir
TWA tidak
menyediakan cara untuk melihat hal-hal secara rasional, untuk mendapatkan
pemahaman yang komprehensif, dan untuk menghasilkan pendekatan yang mungkin
untuk memecahkan masalah. Meskipun TWA itu tidak menyebut secara eksplisit,
satu masalah yang harus diselesaikan kembali bila ada ketidakpuasan adalah
pertanyaan tentang persepsi versus kenyataan.TWA konsepsi kepuasan menjelaskan
bahwa persepsi memainkan peranan dalam kepuasan / ketidakpuasan.
Dengan
demikian, penting bagi pekerja yang tidak puas untuk menguji kenyataan dalam
banyak cara. Salah satu cara yang lebih baik untuk melakukan ini adalah untuk
mencari pekerjaan atau konseling karier oleh konselor karier yang kompeten,
lebih dalam pandangan TWA dan berpengalaman dalam TWA.
Steven D. Brown and
Robert W. Lent. 2005, Career Development and Counseling; Putting Theory and
Research to Work, (SECTION ONE MAJOR THEORIES OF CAREER DEVELOPMENT,
CHOICE, AND ADJUSTMENT; The Minnesota Theory of Work Adjustment 3 René V.
Dawis) Published by John Wiley & Sons, Inc., Hoboken, New Jersey.
Published simultaneously in Canada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar