Oleh: Jumadi Tuasikal
Perhatian
adalah proses kosentrasi pikiran atau pemusatan aktivitas mental. Melibatkan
pusat pikiran pada tugas tertentu sambil mengabaikan stimulus yang lain. Individu
mempunyai keterbatasan kapasitas dalam pengolahan informasi. Keterbatasan
kapasitas ini mencerminkan keterbatasan perhatian manusia secara total.
Kapasitas perhatian merupakan jumlah maksimum dari informasi yang dapat kita
proses. Sehingga bila kapasitas tersebut terlewati informasi yang akan datang
hilang.
1. Dikotik Pendengaran dan Perhatian
Penelitian
tentang kapasitas perhatian seseorang sering dikaitkan dengan tugas yang
cenderung saling mempengaruhi satu sama lainnya. Salah satu dari penelitian tersebut
adalah penelitian tentang tugas mendengarkan dikotik atau tugas mendengarkan
terpisah.
Dalam penelitian
ini, Pesan primer diberika pada salah satu telinga dan berisi informasi yang
terstruktur. Untuk
mengetahui apakah subjek tersebut benar-benar mendengarkan informasi tersebut,
mereka diintruksikan untuk membayangkan pesan primer tersebut dengan cara
mengulangi setiap kata sesegera mungkin setelah ia mendengarkan pesan. Pesan
sekunder disajikan ditelinga lainnya dengan durasi waktu yang berbeda satu
detik sebelum pesan primer.
Subjek penelitian diminta untuk membayangkan
pesan primer secepat dan seakurat mungkin. Ganguan perhatian dapat diukur dari
kecepatan dan ketepatan penyajian bayangan ketika ia diminta membayangkan pesan
primer.
2.
Teori Perhatian
a.
Filter Theory
Filter
teori merupakan penyaringan stimulus yang masuk. Misalnya dari dua stimulus
yang masuk pada kedua telinga kemudian salah satu diblok pada wilayan
penyaringan. Contoh jelas pada eksperimen dikotik.
b.
Annetuated Filter Theory
Berbeda
halnya dengan blok yang dinyatakan dalam teori filter, maka dalam teori ini
informasi tersebut disaring. Pada prinispnya stimulus-stimulus yang banyak
tersebut akan diperlemah, sehingga memfokuskan pada satu stimulus saja.
c.
No Sensory Filter Theory
Jika
dalam filter theory stimulus diblok, dalam annetuated stimulus diperlemah, maka
menurut teori ini stimulus yang masuk tidak mengamali sensor/penyaringan. Semua
masuk dan terkoneksi dengan memori. Keterbatasan akan terjadi setelah terjadi
kontak dengan memori.
3. Belajar Perseptual
Pembelajaran perseptual mengacu pada setiap modifikasi persepsi yang bisa
dihubungkan untuk belajar. Empat definisi pembelajaran yang penting yaitu:
(1).
Belajar adalah suatu kesimpulan, yang berarti bahwa itu
bukanlah sesuatu yang secara langsung
diamati.
(2). Konsep pembelajaran berkaitan
dengan kinerja tetapi tidak sama dengan kinerja.
(3).
Konsep pembelajaran
terkait dengan kondisi praktik.
(4). Belajar adalah suatu proses yang
relatif permanen.
Persepsi adalah proses yang disimpulkan dari perubahan kinerja/penampilan
karena kondisi stimulus. Perbedaan utama terletak pada sifat kondisi pendahuluan/awal, kondisi awal untuk persepsi adalah stimulus sedangkan kondisi awal untuk belajar adalah kondisi praktek.
Persepsi seperti juga pembelajaran merupakan konsep relasional disimpulkan dari perubahan
kinerja dan input stimulus, sehingga definisi belajar persepsi sebagai perubahan
dalam persepsi akibat praktek menjadi sangat jelas.
Konsep pembelajaran dan persepsi dapat di bedakan dengan ilustrasi sebagai
berikut:
Kondisi
sebelumnya
|
Konsep
yang di tafsirkan
|
Perilaku
yang teramati
|
|
Kondisi perubahan
energi stimulus
|
|
Perubahan penampilan
|
|
Kondisi latihan
|
|
Perubahan penampilan
|
4. Kategori Tugas-Tugas Perseptual
Kajian pembelajaran
perceptual berfokus pada bagaimana kondisi latihan menghasilkan perubahan
didalm persepsi. Sebuah tangapan mendasar tentang tugas perceptual yang relevan
dengan persepsi telah dikembangkan yang terdiri dari 5 respon dasar yaitu
sebagaimana berikut;
a.
Pendeteksian, merupakan suatu tugas dimana pengamat
melaporkan keberadaan atau ketidak beradaan sebuah stimulus.
b.
Pendiskriminasian, pelaporan suatu perbedaan diantara dua
stimulus.
c.
Pengingatan, dalam sebuah proses pengingatan, pengamat
akan melaporkan jika sebuah stimulus adalah baru (sudah dikenal) atau lama
(belum dikenal).
d.
Pengidentifikasian, suatu tugas perceptual untuk dapat
memberikan respon yang unik untuk setiap stimulus.
e.
Pertimbangan, yakni program respon perceptual yang
mengacu kepada penempatan atau penyusunan stimulus dengan beberapa skala.
5. Kategori Tentang Belajar Perseptual
Ada enam
kategori dasar dalam pembelajaran perseptual, yaitu;
a.
Efek Latihan Dalam Belajar Perceptual
Pengaruh latihan terhadap keterampilan perseptual
yaitu keterampilan perseptual meningkat sebagai akibat dari latihan., seperti
keterampilan menelusuri atau mencari sesuatu.
b.
Faktor penguatan dan hukuman
Kajian
pembelajaran perseptual adalah faktor pemberian hadiah dan hukuman. Bisa
dikatakan di bawah kondisi tertentu kita biasanya menerima rangsangan yang
berupa penghargaan/hadiah. Penghargaan muncul sebagai akibat dari kecenderungan
penampilan/tanggapan.
c.
Penyesuaian terhadap pentransferan
stimulus
Pembelajaran
perseptual dapat dilihat saat seseorang menyesuaikan rangsangan yaitu
memindahkan kebeberapa model.
d.
Pemindahan silang
Pemindahan silang
merupakan faktor bahwa pembelajaran adalah sistem panca indera seperti
penglihatan visual dapat pindah ke sistem panca indera lain seperti
kebijaksanaan.
e.
Label-label verbal dan belajar
perceptual
Bahasa
atau label-label verbal dapat membantu manusia sebagai pembeda jika stimuli
sangat serupa atau membingungkan.
f.
Skema Pembelajaran
Merupakan
sebuah konsep yang dikembangkan dari pengkajian rangkaian stimulus yang mirip
atau saling berkaitan. Skema pada dasarnya merupa konsep yang ditafsirkan
berdasarkan respon yang dikelompok-kelompokkan.
6. Hal-Hal Yang Dipelajari Dalam Belajar Perseptual
Usaha
yang paling tegas untuk dapat mengidentifikasi apa yang dipelajari dalam
pembelajaran perceptual telah diuraikan
oleh Eleonor Gipson sebagai berikut;
a.
Meningkatkan ketegasan dalam menjawab, peningkatan pembelajaran perceptual tidak
merupakan pembelajaran respon, tetapi ia dipandang sebagai pemberian respon
terhadap variable stimulus yag tidak direspon sebelumnya.
b.
Pendeteksian bentuk-bentuk yang berbeda, banyak stimulus kompleks yag harus
dibedakan berdasarkan atas dasar berbagai karakteristik dari pada satu
karakteristik.
c.
Pendeteksian property dan pola, keteraturan yang
terdeteksi adalah aspek lain dari pembelajaran perceptual.
7.
Implikasi-Implikasi Praktis
Kajian tentang pembelajaran perceptual berfokus pada keadaan stimulus
didalam tugas pembelajaran. Penekanan terletak pada bagaimana stimulus yang
kompleks dan membingungkan pada mula menjadi berbeda karena peranan
kerakteristik struktual dari stimulus dalam pembelajaran. Sehingga dalam hal
membaca, keterampilan membaca dipandang
sekurang-kurangnya ada 4 tahap :
1.
Berlangsung untuk beberapa tahun adalah tahap belajar
bicara
2. Pada tahap
selanjutnya anak-anak mulai membedakan huruf-huruf yang dicetak.
3.
Mengkodekan huruf menjadi bunyi yaini belajar
mengkombinasikan huruf menjadi bunyi.
4.
Anak-anak harus mempelajari unit-unit yang tersusun lebih
rumit semua kata, frasa, dan kalimat.
Reference:
Ellis, Henry C. 1978. Foundamentals Of Human Learning,
Memory and Cognition (second Edition). Iowa: Wm. C. Brown Company
Publisher.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar