Oleh: Jumadi Tuasikal
1. Quantum Learning
a.
Definisi dan Konsep Quantum Learning
Quantum learning berakar dari upaya Dr. Georgi Lozanov, seorang pendidik berkebangsaan
Bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang disebutnya sebagai suggestology atau
suggestopedia. Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti
mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detail apapun memberikan sugesti
positif ataupun negatif. Beberapa teknik yang digunakannya untuk memberikan
sugesti positif adalah mendudukkan murid secara nyaman, memasang musik latar di
dalam kelas, meningkatkan partisipasi individu menggunakan poster-poster untuk
memberi kesan besar sambil menonjolkan informasi dan menyediakan guru-guru yang
terlatih dalam seni pengajaran sugestif.
Adapun pengertian quantum learning menurut Charlotte
Shelton (1998 : 1) menjelaskan tentang pengertian Quantum.
Dalam buku
tersebut dituliskan sebagai berikut :
“The word
quantum literally means “a quantity of something”, mechanics refers to “the
study of motion”. Quantum mechanic is, therefore, the study of sub atomic
particles in motion. It is however, erroneous to think of these subatomic
particle as quantities of “something”. Subatomic particles are not material
things, rather, they are probability tendencies-energy with potentiality. The
energy, as the term mechanics implies, is never static. It is always in
continous motion, uncceasingly changing from wave to particle and particle to
wave, forming the atoms and molecules that subsequently create a material
world. It is really quite amazing that those seemingly stable and stationary
things we observe in the material world ore composed solely of energy”.
“Kata quantum
dalam literatur berarti banyaknya sesuatu, secara mekanik berarti
studi tentang gerakan”. Jadi mekanika kuantum adalah ilmu yang mempelajari
tentang partikel-partikel sub atom yang bergerak. Namun demikian kekeliruan
berpikir tentang partikel sub atom ini merupakan banyaknya benda. Partikel sub
atom bukan merupakan kecenderungan energi dengan potensial. Energi sebagai
implikasi dalam istilah mekanika tidak pernah statis. Energi selalu bergerak
secara terus menerus, tidak pernah berhenti berubah dari gelombang menjadi
partikel dan dari partikel menjadi gelombang, membentuk atom-atom dan molekul
yang seterusnya membentuk dunia materi. Ini benar-benar hal yang menakjubkan
yang terlihat stabil dan statis, apabila kita cermati ternyata dunia materi ini
tersusun energi”.
Istilah lain yang dapat dipertukarkan dengan suggestology
adalah pemercepatan belajar (accelerated learning). Pemercepatan
belajar ini didefinisikan sebagai memungkinkan siswa untuk belajar dengan
kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal, dan dibarengi
kegembiraan. Cara ini menyatukan unsur-unsur yang secara sekilas tampak tidak
mempunyai persamaan, yaitu: hiburan, permainan, warna, cara berpikir positif,
kebugaran fisik, dan kesehatan emosional. Namun semua unsur ini bekerja sama
untuk menghasilkan pengalaman belajar yang efektif. Jadi, dalam Quantum
Learning lingkungan belajar harus diciptakan menyenangkan.
Dalam buku The
Accelerated Learning Handbook, Dave Meier, yang dikutip oleh Hernowo,
menyenangkan atau membuat suasana belajar dalam keadaan gembira bukan berarti
menciptakan suasana ribut dan hura-hura. Kegembiraan yang dimaksud adalah
bangkitnya minat, adanya keterlibatan penuh, serta terciptanya makna, pemahaman
(penguasaan atas materi yang dipelajari), dan nilai yang membahagiakan pada
diri siswa. Meier menambahkan pembelajaran yang menyenangkan adalah
pembelajaran yang dapat membawa perubahan terhadap diri si pembelajar.
Quantum
Learning membahasakan kegembiraan
dengan terbangunnya emosi positif, seseorang yang dapat membangun emosi positif
di dalam dirinya, tentulah ia akan dapat menghadirkan suasana gembira.
Frederickson menyebutkan empat keadaan emosi positif: joy (kegembiraan), interest
(ketertarikan), contentment
(kepuasaan atau kelegaan), dan love
(cinta atau kasih sayang). Bayangkan jika setiap selesai proses belajar
mengajar, senantiasa memiliki emosi positif.
Apabila emosi positif terus dibangun, tentulah hal-hal
yang berkaitan dengan kehormatan diri dan kepercayaan diri akan semakin
meningkat. Dan akhirnya, keberhasilan dalam proses belajar mengajar pun tidak
harus dicapai secara 100%. Keberhasilan dapat dicapai di bawah 100% asal
kemudian pencapaian itu terus dapat ditingkatkan akibat dari rasa senang yang
terus menjalar di dalam diri. Dan proses peningkatan pencapaian kesuksesan
dalam belajar atau mengajar hanya dapat tercapai dengan membangun emosi
positif.
Roger Speryy, mengatakan bahwa otak memiliki dua
belahan, yaitu belahan otak kiri dan belahan otak kanan. Menurutnya, kedua
belahan otak tersebut bekerja sangat berbeda. Belahan otak kanan berpikir
secara emosional dan belahan otak kiri secara rasional. Quantum
learning mencakup aspek-aspek penting dalam program neurolinguistik (NLP), yaitu
suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi. Program ini
meneliti hubungan antara bahasa dan perilaku dan dapat digunakan untuk
menciptakan jalinan pengertian antara siswa dan guru. Para pendidik dengan
pengetahuan NLP mengetahui bagaimana menggunakan bahasa yang positif untuk
meningkatkan tindakantindakan yang positif (faktor penting untuk merangsang
fungsi otak yang paling efektif). Semua ini dapat pula menunjukkan dan
menciptakan gaya belajar terbaik dari setiap orang, dan menciptakan ”pegangan”
dari saat-saat keberhasilan yang meyakinkan.
Quantum
learning didefinisikan sebagai interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi
cahaya. Semua kehidupan adalah energi. Rumus yang terkenal dalam fisika kuantum
adalah massa kali kecepatan
cahaya kuadrat sama dengan energi. Bila ditulis
dalam rumus adalah E=mc2. Quantum
learning merupakan seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif
untuk semua umur. Quantum learning
menggabungkan
sugestologi, teknik pemercepatan belajar, dan NLP dengan teori, keyakinan, dan
nilai-nilai.
Tubuh secara
fisik adalah materi. Sebagai pelajar, tujuannya adalah meraih sebanyak mungkin
cahaya interaksi, hubungan, inspirasi agar menghasilan energi cahaya. Quantum Learning adalah seperangkat
metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif untuk semua umur. Quantum Learning menggabungkan
sugestologi, teknik pemercepatan belajar dan NLP dengan teori, keyakinan dan
metode sendiri. Termasuk di antaranya konsep-konsep kunci dari berbagai teori
dan strategi belajar yang lain, sepeti: teori otak kanan/otak kiri, teori otak
triune (3 in 1), pilihan modalitas (visual, auditorial, kinestetik), teori
kecerdasan ganda, pendidikan holistic (menyeluruh), belajar berdasarkan
pengalaman, belajar dengan simbol (metaphorik learning), simulasi/permainan.
Menurut De
Porter dalam Ary Nilandari (2000:6)
Quantum teaching bersandar pada konsep “Bawalah Dunia Mereka ke Dunia
Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka”. Ini adalah Asas Utama sebagai
alasan dasar di balik strategi, model, dan keyakinan Quantum Teaching.
Maksudnya untuk mendapatkan hak mengajar, seorang guru harus membuat jembatan
autentik memasuki kehidupan murid sebagai langkah pertama. Setelah kaitan itu
terbentuk bawalah mereka ke dunia kita sehingga siswa dapat membawa apa yang
dipelajari ke dalam dunianya dan menerapkannya pada situasi baru.
Untuk melaksanakan/praktek
pembelajaran Metode Quantum Learning
adalah menggunakan Model Quantum Teaching.
Quantum Teaching adalah orkestrasi bermacam-macam interaksi yang
ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi itu mencakup
unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa.
Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi
cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain. (De
Porter, 1999 : 5).
Quantum Teaching juga memiliki
5 prinsip, atau kebenaran tetap. Serupa dengan Asas Utama “Bawalah Dunia Mereka
ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka.” Prinsip-prinsip ini
mempengaruhi seluruh aspek Quantum Teaching. Prinsip-prinsip tersebut adalah
(1) segalanya berbicara, (2) Segalanya bertujuan, (3) pengalaman sebelum
memberi nama, (4) akui setiap usaha, (5) jika layak dipelajari, maka layak pula
dirayakan. Dalam proses pembelajaran unsur-unsur yang terdiri dari suasana,
lingkungan, landasan, rancangan, penyajian dan fasilitasi disusun sedemikian
rupa sehingga dapat menciptakan kesuksesan belajar siswa.
- Paradigma Quantum Learning
Dalam belajar model Quantum Learning agar dapat berjalan dengan benar ini paradigma
yang harus dianut oleh siswa dan guru adalah sebagai berikut :
1. Setiap orang adalah guru dan sekaligus murid sehingga
bisa saling berfungsi sebagai fasilitator.
2. Bagi kebanyakan orang belajar akan sangat efektif jika
dilakukan dalam suasana yang menyenangkan, lingkungan dan suasana yang tidak
terlalu formal, penataan duduk setengah melingkar tanpa meja, penataan sinar
atau cahaya yang baik sehingga peserta merasa santai dan rileks.
3. Setiap orang mempunyai gaya belajar, bekerja dan
berpikir yang unik dan berbeda yang merupakan pembawaan alamiah sehingga kita
tidak perlu merubahnya dengan demikian perasaan nyaman dan positif akan
terbentuk dalam menerima informasi atau materi yang diberikan oleh fasilitator.
4. Modul pelajaran tidak harus rumit tapi harus dapat
disajikan dalam bentuk sederhana dan lebih banyak ke suatu kasus nyata atau
aplikasi langsung.
5. Dalam menyerap dan mengolah informasi otak menguraikan
dalam bentuk simbol atau asosiatip sehingga materi akan lebih mudah dicerna
bila lebih banyak disajikan dalarn bentuk gambar, diagram, flow atau simbol.
6. Kunci menuju kesuksesan model quantum learning adalah
latar belakang (background) musik klasik atau instrumental yang telah terbukti
memberikan pengaruh positif dalam proses pembelajaran. Musik klasik dari
Mozart, bach, Bethoven, dan Vivaldi dapat meningkatkan kemampuan mengingat,
mengurangi stress, meredakan ketegangan, meingkatkan energi dan membesarkan
daya ingat. Musik menjadikan orang lebih cerdas (Jeannete Vos).
7. Penggunaan Warna dalam model quantum learning dapat
meningkatkan daya tangkap dan ingat sebanyak 78%.
8. Metode peran di mana peserta berperan lebih aktif
dalam membahas materi sesuai dengan pengalamannya melalui pendekatan terbalik
yaitu membuat belajar serupa bekerja (pembelajaran orang dewasa).
9. Sistem penilaian yang disarankan untuk abad 21 dalam
pembelajaran adalah 50% penilaian diri sendiri, 30% penilaian teman, 20%
penilaian trainer atau atasan (Jeannette Vos)
10. Umpan balik yang positif akan mampu memotivasi anak
untuk berprestasi namun umpan balik negative akan membuat anak menjadi
frustasi. Ini berdasar hasil riset pakar masalah kepercayaan diri, Jack
Carfiled pada tahun 1982. 100 anak ditunjuk oleh periset selama sehari.
Hasilnya, bahwa setiap anak rata-rata menerima 460 komentar negative dan hanya
75 komentar positif.
- Metoda Quantum Learning
Dalam proses
pembelajaran unsur-unsur yang terdiri dari suasana, lingkungan, landasan,
rancangan, penyajian dan fasilitasi disusun sedemikian rupa sehingga dapat
menciptakan kesuksesan belajar siswa. Konteks menata panggung belajar mempunyai
empat aspek yaitu :
1.
Suasana
Suasana kelas mencakup bahasan yang
dipilih, cara menjalin simpati dengan siswa, dan sikap guru terhadap sekolah
serta belajar. Suasana yang penuh kegembiraan, akan membawa kegembiraan pula
dalam belajar.
2.
Landasan.
Kerangka kerja yaitu tujuan,
keyakinan, kesepakatan, kebijakan, prosedur, dan aturan bersama yang memberi
guru dan siswa sebuah pedoman untuk bekerja dalam komunitas belajar.
3.
Lingkungan
Adalah cara guru menata ruang kelas
meliputi pencahayaan, warna, pengaturan meja dan kursi, tanaman, musik, dan
semua hal yang mendukung proses belajar.
4.
Rancangan.
Penciptaan terarah unsur-unsur
penting yang dapat menumbuhkan minat siswa, mendalami makna, dan memperbaiki
proses tukar-menukar informasi.
Metode yang diterapkan dalam quantum
learning antara lain:
a)
Menata Pentas, yaitu lingkungan belajar yang tepat
Ciptakan lingkungan yang optimal,
baik secara fisik maupun mental. Bagi quantum, faktor-faktor lingkungan sama
dengan penataan yang dilakukan oleh kru panggung. Cara menata perabotan, musik
yang dipasang, penataan cahaya, dan lain-lain. Jika ditata dengan baik,
lingkungan belajar dapat menjadi sarana yang bernilai dalam membangun dan
mempertahankan sikap positif. Dengan mengatur lingkungan belajar, hal itu
merupakan langkah pertama yang efektif untuk mengatur pengalaman belajar secara
keseluruhan. Untuk menata atau mengatur lingkungan belajar yang ideal, antara
lain:
i.
Lingkungan mikro: tempat untuk bekerja atau berkreasi.
Dalam hal ini, pendidik akan belajar tentang cara menerima, menyerap, dan
mengolah informasi yaitu gaya belajar setiap orang. Hal lain dari gaya belajar
ini adalah bagaimana cahaya, musik, dan desain ruangan mempengaruhi proses
belajar. Tujuannya adalah untuk menciptakan suasana yang menimbulkan kenyamanan
dan rasa santai karena dalam keadaan santai inilah setiap orang dapat
berkonsentrasi dengan sangat baik dan mampu belajar dengan sangat mudah. Iringan
musik: kunci menuju Quantum Learning. Alasan kenapa musik sangat penting untuk
lingkungan Quantum Learning adalah karena musik sebenarnya berhubungan dan
mempengaruhi kondisi fisiologis seseorang. Ikuti tanda-tanda positif: “Pemacu Semangat”,
sertifikat dan penghargaan yang telah diterima, dukungan “Saat Puncak”,
catatan, hadiah, kartu penghargaan diri, dll. Kalimat-kalimat positif yang
tergantung di dinding menjadi pengingat abadi akan potensi dan kelebihan.
Contoh: “Apa pun yang dapat dilakukan atau ingin dilakukan, mulailah.
Keberanian memiliki kecerdasan, kekuatan, dan keajaiban di dalamnya.”
ii.
Lingkunagn makro: dunia yang luas. Maksudnya, ketika
kita telah memiliki lingkungan belajar yang nyaman, maka kita telah memiliki
lingkar yang kuat dalam memperluas zona belajar menuju lingkungan makro/dunia
luar.
b)
Memupuk sikap juara: apa yang akan Anda lakukan jika
Anda tahu Anda tak mungkin gagal? Berpikir seperti seorang juara membuat
seseorang menjadi juara. Itulah pentingnya mengetahuai bagaimana memupuk sikap
juara. Sikap positf seperti itulah yang merupakan aset terpenting dalam proses
belajar. Pastikan untuk mempunyai sikap positif, dan segalanya akan segera
berubah.
c)
Menemukan gaya belajar
Cara belajar Anda adalah kombinasi
dari bagaimana Anda menyerap,lalu mengatur, dan mengolah informasi.
d)
Teknik mencatat
Kiat-kiat membuat catatan:
i.
Mendengarkan dengan seksama/aktif.
ii.
Memperhatikan secara aktif.
iii.
Partisipasi
iv.
Tinjauan awal
v.
Membuat yang auditorial menjadi visual
vi.
Membuat pengulangan itu mudah
vii.
Menggunakan peta pikiran juga bisa digunakan dalam
teknik mencatat. Manfaat yang dari peta pikiran ini adalah: fleksibel, dapat
memusatkan perhatian, meningkatkan pemahaman dan menyenangkan.
- Kunci Quantum Learning
Model Quantum
Teaching hampir sama dengan sebuah simfoni, yaitu ada banyak unsur yang menjadi
faktor pengalaman musik. Unsur-unsur itu dibagi menjadi dua kategori yaitu
konteks dan isi. (De Porter 2000 : 8). Konteks adalah latar untuk pengalaman.
Konteks merupakan keakraban ruang orkestra itu sendiri (lingkungan), semangat
konduktor dan para pemain musiknya (suasana), keseimbangan instrument dan musisi dalam bekerja sama (landasan), dan
ineterpretasi sang maestro terhadap lembaran musik (rancangan). Unsur-unsur itu
berpadu dan menciptakan pengalaman musik. Sedangkan isi adalah bentuk
penyajian. Anggapan bahwa lembaran musik itu sendiri sebagai isi-isi, not-not
nyata pada sebuah halaman, yang lebih dari sekedar not-not pada sebuah halaman.
Salah satu unsur isi adalah bagaimana tiap frase musik dimainkan. Isi juga
meliputi fasilitasi ahli sang maestro terhadap orkestra, memanfaatkan bakat
setiap pemain musik dan potensi setiap instrumen.
Alasan mengapa
musik sangat penting untuk lingkungan quantum learning karena musik sebenarnya
berhubungan untuk mempengaruhi kondisi fisiologi kita. Selama melakukan
pekerjaan mental yang berat tekanan darah dan denyut jantung kita cenderung
meningkat, otot-otot menjadi tegang. Selama relaksasi dan meditasi denyut
jantung dan tekanan darah menurun dan otot-otot mengendur, maka kita dengan
mudah berkonsentrasi.
Ada teori yang
mengatakan bahwa dalam situasi otak kiri sedang bekerja seperti mempelajari
materi baru, musik akan membangkitkan reaksi otak kanan yang intiltif dan
kreatif sehingga masuknya dapat dipadukan dengan keseluruhan proses. Otak kanan
akan cenderung terganggu ketika bekerja di kantor, atau kuliah yang menyebabkan
kadang melamun, memang musik adalah cara efektif untuk menyibukkan otak kanan
ketika sedang berkonsentrasi pada ativitas otak kiri.
Minat seseorang
timbul tidak secara tiba-tiba/spontan, melainkan timbul akibat dari
partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja. (Sairan,
2003 : 16). Oleh sebab itu, minat akan selalu berkaitan dengan kebutuhan atau
keinginan. Dalam pembelajaran model Quantum Teaching yang penting adalah
bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar siswa itu selalu butuh dan ingin
terus belajar.
Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Sairan (2003 : 19), bahwa penerapan
prinsip pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan minat belajar siswa,
meningkatkan ketuntasan belajar siswa, dan menjadikan suasana kelas belajar
lebih menarik dan menyenangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar