Oleh: Jumadi Tuasikal
A.
PENGERTIAN KEBUTUHAN PERKEMBANGAN REMAJA
Kebutuhan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan oleh
manusia untuk mempertahankan hidup serta untuk memperoleh kesejahteraan dan
kenyamanan. Perkembangan adalah perubahan yang terjadi pada diri individu
yang bersifat psikis, kualitatis, progresif, sistematis dan berujung pada
kualitas atau mutu.Berupa tingkah laku, berfikir, emosi, nilai-nilai yang
dihadapi.
Remaja berasal dari kata latin adolensesnce yang berarti
tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan atau mencapai kedewasaan. Masa
remaja adalah masa transisi dari masa anak-anak kepada masa dewasa yang
mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa. Jadi pengertian kebutuhan perkembangan remaja adalah
segala sesuatu yang dibutuhkan remaja dalam memenuhi tugas-tugas perkembangan
remaja untuk mencapai kematangan.
B.
JENIS-JENIS KEBUTUHAN PERKEMBANGAN REMAJA
Menurut Murray
Kebutuhan remaja dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu kebutuhan fisiologis
dan kebutuhan psikologis. Menurut Maslow ada 5
jenis kebutuhan yaitu : kebutuhan fisiologi, kebutuhan “rasa aman dan tentram,
kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan ,dan kebutuhan aktualisasi diri.
1.
Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan yang mendapat
prioritas utama yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan kondisi fisik. Contohnya
adalah sandang, pangan, papan, dll.
2.
Kebutuhan rasa aman dan tentram adalah kebutuhan untuk
terbebas dari gangguan dan ancaman serta permasalahan yang dapat mengganggu
ketenangan hidup seseorang. Contohnya adalah bebas dari penjajahan, ancaman,
dll.
3.
Kebutuhan sosial adalah kebutuhan untuk bergaul dan
berhubungan dengan lingkungan sekitar. Contohnya memiliki teman, keluarga, dll.
4.
Kebutuhan penghargaan dibagi menjadi 2 jenis yaitu
kebutuhan eksternal dan internal. Eksternal meliputi: pujian, piagam, tanda
jasa, dll. Internal meliputi kepuasan yang didapat tanpa memerlukan pujian atau
penghargaan dari orang lain.
5.
Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang
tertinggi dari kebutuhan lainnya, dimana kebutuhan ini sebagai pembuktian dari
tingkatan daya pikir seseorang dan hanya didapat jika 4 kebutuhan sebelumnya
sudah didapatkan.
Disamping rumusan
tersebut, ada tujuh jenis kebutuhan khas remaja yang dikemukakan oleh Garrison
(dikutip oleh Andi Mappiare: 1982) yaitu:
1. Kebutuhan
untuk memperoleh kasih saying
2. Kebutuhan
untuk diikutsertakan dan diterima oleh kelompoknya.
3. Kebutuhan
untuk mampu mandiri.
4. Kebutuhan
untuk mampu berprestasi.
5. Kebutuhan
untuk memperoleh pengakuan dari orang lain.
6. Kebutuhan
untuk dihargai
7. Kebutuhan
untuk mendapatkan falsafah hidup.
Menurut
Elida Prayitno (2006:31) kebutuhan psikologis remaja dibagai atas:
a)
Kebutuhan mendapat status
Remaja membutuhkan
perasaan bahwa dirinya berguna, penting, dibutuhkan orang lain atau memiliki
kebanggaan terhadap dirinya sendiri. Remaja butuh kebanggaan untuk dikenal dan
diterima sebagai individu yang berarti dalam kelompok teman
sebayanya.Penerimaan dan dibanggakan oleh kelompok sangat penting bagi remaja
dalam mencari kepercayaan diri dan kemandirian sebagai persiapan awal untuk
menempuh kehidupan pada periode dewasa.
b)
Kebutuhan kemandirian
Remaja ingin lepas dari
pembatasan atau aturan orang tua dan mencoba mengarahkan atau mendisiplinkan
diri sendiri.Remaja ingin bebas dari tingkah laku orang tuanya yang terlalu
mencampuri kegiatannya.Remaja ingin mengatur kehidupannya sendiri.
c)
Kebutuhan berprestasi
Remaja ingin dirinya
dihargai dan dibanggakan atas usaha dan prestasinya dalam belajar.
d)
Kebutuhan diakrabi
Remaja butuh ide atau
pemikirannya, kebutuhan atau masalahnya didengarkan dan ditanggapi secara akrab
(penuh perhatian) oleh orang tua, guru, dan teman sebayanya.
e)
Kebutuhan untuk memiliki filsafat hidup
Remaja butuh pegangan
hidup mengenai kebenaran agar mereka memiliki kepribadian yang stabil dan
terintegrasi.
C.
HUBUNGAN DAN TINGKAH LAKU REMAJA
Apabila
kebutuhan remaja tidak terpenuhi akan timbul perasaan kecewa atau frustasi
perasaan konflik dan kecewa dapat dipastikan terjadi pada siswa remaja yang
berupaya untuk mencapai dua tujuan yang bertentangan. Misalnya remaja yang
berprilaku preman dengan tujuan ditakuti kelompoknya dan sekaligus bersikap
terpelajar dengan tujuan dihormati akan menemui kesulitan dalam hidupnya. Siswa
remaja yang kebutuhan-kebutuhannya tidak terpenuhi dapat melakukan tingkah laku
mempertahankan diri seperti tingkah laku agresif, egosentris, dan menarik diri.
Usaha
memenuhi kebutuhan bagi remaja tidaklah mudah, melainkan sangat rumit, kompleks
dan bervariasi sebagai contoh kebutuhan remaja yang sering kurang memperoleh kebutuhan
adalah kebutuhan akan kasih sayang dari orang tua maupun orang dewasa lainnya.
Hal ini akan mengakibatkan remaja cenderung mencari penyelesaiannya sendiri
dengan cara membanci orang tua, suka mencari perhatian orang lain, lebih betah
berkumpul dengan teman sebayanya, mencari orang lain sebagai pengganti orang
tuanya, yang dapat memenuhi kebutuhannya itu seperti gurunya, pemuka
masyarakat, mencintai orang yang lebih dewasa dan sebagainya.
Apabila
kebutuhan sosial-psikologis tidak terpenuhi maka akan mengakibatkan timbulnya
rasa tidak puas, menjadi frustasi dan terhambatnya pertumbuhan serta
perkembangan sikap positif terhadap lingkungan dan dirinya. Sebagai contoh masa
remaja disebut pula sebagai masa sosial hunger (kehausan sosial), yang ditandai
dengan adanya keinginan untuk bergaul dan diterima di lingkungan kelompok
sebayanya (per kelompok). Penolakan dari per kelompok dapat menimbulkan
frustrasi dan menjadikan dia sebagai isolated dan merasa rendah diri. Namun
sebaliknya apabila remaja dapat diterima oleh rekan sebayanya dan bahkan
menjadi idola tentunya ia akan merasa bangga dan memiliki kehormatan dalam
dirinya. Problemaperilaku sosial remaja tidak hanya
terjadi dengan kelompok sebayanya, namun juga dapat terjadi dengan orang tua
dan dewasa lainnya, termasuk dengan guru di sekolah. Hal ini disebabkan pada
masa remaja, khususnya remaja awal akan ditandai adanya keinginan yang
ambivalen, di satu sisi adanya keinginan untuk melepaskan ketergantungan dan
dapat menentukan pilihannya sendiri, namun di sisi lain dia masih membutuhkan
orang tua, terutama secara ekonomis. Pada masa remaja juga ditandai dengan
adanya keinginan untuk mencoba-coba dan menguji kemapanan norma yang ada, jika
tidak terbimbing, mungkin saja akan berkembang menjadi konflik nilai dalam
dirinya maupun dengan lingkungannya.
Masa
remaja disebut juga masa untuk menemukan identitas diri (self identity). Usaha
pencarian identitas pun, banyak dilakukan dengan menunjukkan perilaku
coba-coba, perilaku imitasi atau identifikasi. Ketika remaja gagal menemukan
identitas dirinya, dia akan mengalami krisis identitas atau identity confusion,
sehingga mungkin saja akan terbentuk sistem kepribadian yang bukan
menggambarkan keadaan diri yang sebenarnya. Reaksi-reaksi dan ekspresi
emosional yang masih labil dan belum terkendali pada masa remaja dapat
berdampak pada kehidupan pribadi maupun sosialnya.Dia menjadi sering merasa
tertekan dan bermuram durja atau justru dia menjadi orang yang berperilaku
agresif.Pertengkaran dan perkelahian seringkali terjadi akibat dari
ketidakstabilan emosinya.
D. USAHA
SEKOLAH DALAM MELAYANI KEBUTUHAN REMAJA
Beberapa kemungkinan yang bisa dilakukan di sekolah dalam
mengaplikasikan teori kebutuhan Maslow:
1.
Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis :
a.
Menyediakan program makan siang yang murah atau bahkan
gratis.
b.
Menyediakan ruangan kelas dengan kapasitas yang memadai
dan temperatur yang tepat.
c.
Menyediakan kamar mandi/toilet dalam jumlah yang
seimbang.
d.
Menyediakan ruangan dan lahan untuk istirahat bagi
siswa yang representatif.
2.
Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman:
a.
Sikap guru: menyenangkan, mampu menunjukkan penerimaan
terhadap siswanya, dan tidak menunjukkan ancaman atau bersifat menghakimi.
b.
Adanya ekspektasi yang konsisten.
c.
Mengendalikan perilaku siswa di kelas/sekolah dengan
menerapkan sistem pendisiplinan siswa secara adil.
d.
Lebih banyak memberikan penguatan perilaku
(reinforcement) melalui pujian/ganjaran atas segala perilaku positif siswa dari
pada pemberian hukuman atas perilaku negatif siswa.
3.
Pemenuhan Kebutuhan Kasih Sayang atau Penerimaan:
a.
Hubungan Guru dengan Siswa :
a)
Guru dapat menampilkan ciri-ciri kepribadian: empatik,
peduli dan interes terhadap siswa, sabar, adil, terbuka serta dapat menjadi
pendengar yang baik.
b)
Guru dapat menerapkan pembelajaran individu dan dapat
memahami siswanya (kebutuhan, potensi, minat, karakteristik kepribadian dan
latar belakangnya).
c)
Guru lebih banyak memberikan komentar dan umpan balik
yang positif dari pada yang negatif.
d)
Guru dapat menghargai dan menghormati setiap pemikiran,
pendapat dan keputusan setiap siswanya.
e)
Guru dapat menjadi penolong yang bisa diandalkan dan
memberikan kepercayaan terhadap siswanya.
b.
Hubungan Siswa dengan Siswa :
a)
Sekolah mengembangkan situasi yang memungkinkan
terciptanya kerja sama mutualistik dan saling percaya diantara siswa.
b)
Sekolah dapat menyelenggarakan class meeting, melalui
berbagai forum, seperti olah raga atau kesenian.
c)
Sekolah mengembangkan diskusi kelas yang tidak hanya untuk
kepentingan pembelajaran.
d)
Sekolah mengembangkan tutor sebaya. Sekolah
mengembangkan bentuk-bentuk ekstra kurikuler yang beragam.
4.
Pemenuhan Kebutuhan Harga Diri:
a.
Mengembangkan Harga Diri Siswa
a)
Mengembangkan pengetahuan baru berdasarkan latar pengetahuan
yang dimiliki siswanya.
b)
Mengembangkan sistem pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan siswa.
c)
Memfokuskan pada kekuatan dan aset yang dimiliki setiap
siswa.
d)
Mengembangkan strategi pembelajaran yang bervariasi.
e)
Selalu siap memberikan bantuan apabila para siswa
mengalami kesulitan.
f)
Melibatkan seluruh siswa di kelas untuk berpartisipasi
dan bertanggung jawab.
g)
Ketika harus mendisiplinkan siswa, sedapat mungkin
dilakukan secara pribadi, tidak di depan umum.
b.
Penghargaan dari pihak lain
a)
Mengembangkan iklim kelas dan pembelajaran kooperatif
dimana setiap siswa dapat saling menghormati dan mempercayai, tidak saling
mencemoohkan.
b)
Mengembangkan program “star of the week”. Mengembangkan
program penghargaan atas pekerjaan, usaha dan prestasi yang diperoleh siswa.
c)
Mengembangkan kurikulum yang dapat mengantarkan setiap
siswa untuk memiliki sikap empatik dan menjadi pendengar yang baik.
d)
Berusaha melibatkan para siswa dalam setiap pengambilan
keputusan yang terkait dengan kepentingan para siswa itu sendiri.
5.
Pengetahuan dan Pemahaman
a.
Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk
mengeksplorasi bidang-bidang yang ingin diketahuinya.
b.
Menyediakan pembelajaran yang memberikan tantangan
intelektual melalui pendekatan discovery-inquiry.
c.
Menyediakan topik-topik pembelajaran dengan sudut
pandang yang beragam.
d.
Menyediakan kesempatan kepada para siswa untuk berfikir
kritis dan berdiskusi.
6.
Estetik
a.
Menata ruangan kelas secara rapi dan menarik.
b.
Menempelkan hal-hal yang menarik dalam dinding ruangan,
termasuk di dalamnya memampangkan karya-karya seni siswa yang dianggap menarik.
c.
Ruangan dicat dengan warna-warna yang menyenangkan.
d.
Memelihara sarana dan prasarana yang ada di sekeliling
sekolah.
e.
Ruangan yang bersih dan wangi.
f.
Tersedia taman kelas dan sekolah yang tertata indah.
7.
Pemenuhan Kebutuhan Akatualisasi Diri
a.
Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk melakukan
yang terbaik bagi dirinya.
b.
Memberikan kebebasan kepada siswa untuk menggali dan
menjelajah kemampuan dan potensi yang dimilikinya.
c.
Menciptakan pembelajaran yang bermakna dikaitkan dengan
kehidupan nyata.
d.
Perencanaan dan proses pembelajaran yang melibatkan
aktivitas meta kognitif siswa.
e.
Melibatkan siswa dalam proyek atau kegiatan “self
expressive” dan kreatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar