Senin, Maret 23

KEBUTUHAN PERKEMBANGAN REMAJA

Oleh:  Jumadi Tuasikal
A.    PENGERTIAN KEBUTUHAN PERKEMBANGAN REMAJA

Kebutuhan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia untuk mempertahankan hidup serta untuk memperoleh kesejahteraan dan kenyamanan. Perkembangan adalah perubahan yang terjadi pada diri individu yang bersifat psikis, kualitatis, progresif, sistematis dan berujung pada kualitas atau mutu.Berupa tingkah laku, berfikir, emosi, nilai-nilai yang dihadapi.
Remaja berasal dari kata latin adolensesnce yang berarti tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan atau mencapai kedewasaan. Masa remaja adalah masa transisi dari masa anak-anak kepada masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa. Jadi pengertian kebutuhan perkembangan remaja adalah segala sesuatu yang dibutuhkan remaja dalam memenuhi tugas-tugas perkembangan remaja untuk mencapai kematangan.

B.     JENIS-JENIS KEBUTUHAN PERKEMBANGAN REMAJA

Menurut Murray Kebutuhan remaja dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu kebutuhan fisiologis dan kebutuhan psikologis. Menurut Maslow ada 5 jenis kebutuhan yaitu : kebutuhan fisiologi, kebutuhan “rasa aman dan tentram, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan ,dan kebutuhan aktualisasi diri.
1.      Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan yang mendapat prioritas utama yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan kondisi fisik. Contohnya adalah sandang, pangan, papan, dll.
2.      Kebutuhan rasa aman dan tentram adalah kebutuhan untuk terbebas dari gangguan dan ancaman serta permasalahan yang dapat mengganggu ketenangan hidup seseorang. Contohnya adalah bebas dari penjajahan, ancaman, dll.
3.      Kebutuhan sosial adalah kebutuhan untuk bergaul dan berhubungan dengan lingkungan sekitar. Contohnya memiliki teman, keluarga, dll.
4.      Kebutuhan penghargaan dibagi menjadi 2 jenis yaitu kebutuhan eksternal dan internal. Eksternal meliputi: pujian, piagam, tanda jasa, dll. Internal meliputi kepuasan yang didapat tanpa memerlukan pujian atau penghargaan dari orang lain.
5.      Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tertinggi dari kebutuhan lainnya, dimana kebutuhan ini sebagai pembuktian dari tingkatan daya pikir seseorang dan hanya didapat jika 4 kebutuhan sebelumnya sudah didapatkan.
Disamping rumusan tersebut, ada tujuh jenis kebutuhan khas remaja yang dikemukakan oleh Garrison (dikutip oleh Andi Mappiare: 1982) yaitu:
1.      Kebutuhan untuk memperoleh kasih saying
2.      Kebutuhan untuk diikutsertakan dan diterima oleh kelompoknya.
3.      Kebutuhan untuk mampu mandiri.
4.      Kebutuhan untuk mampu berprestasi.
5.      Kebutuhan untuk memperoleh pengakuan dari orang lain.
6.      Kebutuhan untuk dihargai
7.      Kebutuhan untuk mendapatkan falsafah hidup.
Menurut Elida Prayitno (2006:31) kebutuhan psikologis remaja dibagai atas:
a) Kebutuhan mendapat status
Remaja membutuhkan perasaan bahwa dirinya berguna, penting, dibutuhkan orang lain atau memiliki kebanggaan terhadap dirinya sendiri. Remaja butuh kebanggaan untuk dikenal dan diterima sebagai individu yang berarti dalam kelompok teman sebayanya.Penerimaan dan dibanggakan oleh kelompok sangat penting bagi remaja dalam mencari kepercayaan diri dan kemandirian sebagai persiapan awal untuk menempuh kehidupan pada periode dewasa.
b) Kebutuhan kemandirian
Remaja ingin lepas dari pembatasan atau aturan orang tua dan mencoba mengarahkan atau mendisiplinkan diri sendiri.Remaja ingin bebas dari tingkah laku orang tuanya yang terlalu mencampuri kegiatannya.Remaja ingin mengatur kehidupannya sendiri.
c) Kebutuhan berprestasi
Remaja ingin dirinya dihargai dan dibanggakan atas usaha dan prestasinya dalam belajar.
d) Kebutuhan diakrabi
Remaja butuh ide atau pemikirannya, kebutuhan atau masalahnya didengarkan dan ditanggapi secara akrab (penuh perhatian) oleh orang tua, guru, dan teman sebayanya.
e) Kebutuhan untuk memiliki filsafat hidup
Remaja butuh pegangan hidup mengenai kebenaran agar mereka memiliki kepribadian yang stabil dan terintegrasi.

C.    HUBUNGAN DAN TINGKAH LAKU REMAJA
 Apabila kebutuhan remaja tidak terpenuhi akan timbul perasaan kecewa atau frustasi perasaan konflik dan kecewa dapat dipastikan terjadi pada siswa remaja yang berupaya untuk mencapai dua tujuan yang bertentangan. Misalnya remaja yang berprilaku preman dengan tujuan ditakuti kelompoknya dan sekaligus bersikap terpelajar dengan tujuan dihormati akan menemui kesulitan dalam hidupnya. Siswa remaja yang kebutuhan-kebutuhannya tidak terpenuhi dapat melakukan tingkah laku mempertahankan diri seperti tingkah laku agresif, egosentris, dan menarik diri.
Usaha memenuhi kebutuhan bagi remaja tidaklah mudah, melainkan sangat rumit, kompleks dan bervariasi sebagai contoh kebutuhan remaja yang sering kurang memperoleh kebutuhan adalah kebutuhan akan kasih sayang dari orang tua maupun orang dewasa lainnya. Hal ini akan mengakibatkan remaja cenderung mencari penyelesaiannya sendiri dengan cara membanci orang tua, suka mencari perhatian orang lain, lebih betah berkumpul dengan teman sebayanya, mencari orang lain sebagai pengganti orang tuanya, yang dapat memenuhi kebutuhannya itu seperti gurunya, pemuka masyarakat, mencintai orang yang lebih dewasa dan sebagainya.
Apabila kebutuhan sosial-psikologis tidak terpenuhi maka akan mengakibatkan timbulnya rasa tidak puas, menjadi frustasi dan terhambatnya pertumbuhan serta perkembangan sikap positif terhadap lingkungan dan dirinya. Sebagai contoh masa remaja disebut pula sebagai masa sosial hunger (kehausan sosial), yang ditandai dengan adanya keinginan untuk bergaul dan diterima di lingkungan kelompok sebayanya (per kelompok). Penolakan dari per kelompok dapat menimbulkan frustrasi dan menjadikan dia sebagai isolated dan merasa rendah diri. Namun sebaliknya apabila remaja dapat diterima oleh rekan sebayanya dan bahkan menjadi idola tentunya ia akan merasa bangga dan memiliki kehormatan dalam dirinya. Problemaperilaku sosial remaja tidak hanya terjadi dengan kelompok sebayanya, namun juga dapat terjadi dengan orang tua dan dewasa lainnya, termasuk dengan guru di sekolah. Hal ini disebabkan pada masa remaja, khususnya remaja awal akan ditandai adanya keinginan yang ambivalen, di satu sisi adanya keinginan untuk melepaskan ketergantungan dan dapat menentukan pilihannya sendiri, namun di sisi lain dia masih membutuhkan orang tua, terutama secara ekonomis. Pada masa remaja juga ditandai dengan adanya keinginan untuk mencoba-coba dan menguji kemapanan norma yang ada, jika tidak terbimbing, mungkin saja akan berkembang menjadi konflik nilai dalam dirinya maupun dengan lingkungannya.
Masa remaja disebut juga masa untuk menemukan identitas diri (self identity). Usaha pencarian identitas pun, banyak dilakukan dengan menunjukkan perilaku coba-coba, perilaku imitasi atau identifikasi. Ketika remaja gagal menemukan identitas dirinya, dia akan mengalami krisis identitas atau identity confusion, sehingga mungkin saja akan terbentuk sistem kepribadian yang bukan menggambarkan keadaan diri yang sebenarnya. Reaksi-reaksi dan ekspresi emosional yang masih labil dan belum terkendali pada masa remaja dapat berdampak pada kehidupan pribadi maupun sosialnya.Dia menjadi sering merasa tertekan dan bermuram durja atau justru dia menjadi orang yang berperilaku agresif.Pertengkaran dan perkelahian seringkali terjadi akibat dari ketidakstabilan emosinya.
D.    USAHA SEKOLAH DALAM MELAYANI KEBUTUHAN REMAJA
Beberapa kemungkinan yang bisa dilakukan di sekolah dalam mengaplikasikan teori kebutuhan Maslow:
1. Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis :
a.       Menyediakan program makan siang yang murah atau bahkan gratis.
b.      Menyediakan ruangan kelas dengan kapasitas yang memadai dan temperatur yang tepat.
c.       Menyediakan kamar mandi/toilet dalam jumlah yang seimbang.
d.      Menyediakan ruangan dan lahan untuk istirahat bagi siswa yang representatif.
2. Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman:
a.       Sikap guru: menyenangkan, mampu menunjukkan penerimaan terhadap siswanya, dan tidak menunjukkan ancaman atau bersifat menghakimi.
b.      Adanya ekspektasi yang konsisten.
c.       Mengendalikan perilaku siswa di kelas/sekolah dengan menerapkan sistem pendisiplinan siswa secara adil.
d.      Lebih banyak memberikan penguatan perilaku (reinforcement) melalui pujian/ganjaran atas segala perilaku positif siswa dari pada pemberian hukuman atas perilaku negatif siswa.
3. Pemenuhan Kebutuhan Kasih Sayang atau Penerimaan:
a. Hubungan Guru dengan Siswa :
a)      Guru dapat menampilkan ciri-ciri kepribadian: empatik, peduli dan interes terhadap siswa, sabar, adil, terbuka serta dapat menjadi pendengar yang baik.
b)      Guru dapat menerapkan pembelajaran individu dan dapat memahami siswanya (kebutuhan, potensi, minat, karakteristik kepribadian dan latar belakangnya).
c)      Guru lebih banyak memberikan komentar dan umpan balik yang positif dari pada yang negatif.
d)     Guru dapat menghargai dan menghormati setiap pemikiran, pendapat dan keputusan setiap siswanya.
e)      Guru dapat menjadi penolong yang bisa diandalkan dan memberikan kepercayaan terhadap siswanya.
b. Hubungan Siswa dengan Siswa :
a)      Sekolah mengembangkan situasi yang memungkinkan terciptanya kerja sama mutualistik dan saling percaya diantara siswa.
b)      Sekolah dapat menyelenggarakan class meeting, melalui berbagai forum, seperti olah raga atau kesenian.
c)      Sekolah mengembangkan diskusi kelas yang tidak hanya untuk kepentingan pembelajaran.
d)     Sekolah mengembangkan tutor sebaya. Sekolah mengembangkan bentuk-bentuk ekstra kurikuler yang beragam.
4. Pemenuhan Kebutuhan Harga Diri:
a. Mengembangkan Harga Diri Siswa
a)      Mengembangkan pengetahuan baru berdasarkan latar pengetahuan yang dimiliki siswanya.
b)      Mengembangkan sistem pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
c)      Memfokuskan pada kekuatan dan aset yang dimiliki setiap siswa.
d)     Mengembangkan strategi pembelajaran yang bervariasi.
e)      Selalu siap memberikan bantuan apabila para siswa mengalami kesulitan.
f)       Melibatkan seluruh siswa di kelas untuk berpartisipasi dan bertanggung jawab.
g)      Ketika harus mendisiplinkan siswa, sedapat mungkin dilakukan secara pribadi, tidak di depan umum.
b. Penghargaan dari pihak lain
a)      Mengembangkan iklim kelas dan pembelajaran kooperatif dimana setiap siswa dapat saling menghormati dan mempercayai, tidak saling mencemoohkan.
b)      Mengembangkan program “star of the week”. Mengembangkan program penghargaan atas pekerjaan, usaha dan prestasi yang diperoleh siswa.
c)      Mengembangkan kurikulum yang dapat mengantarkan setiap siswa untuk memiliki sikap empatik dan menjadi pendengar yang baik.
d)     Berusaha melibatkan para siswa dalam setiap pengambilan keputusan yang terkait dengan kepentingan para siswa itu sendiri.
5. Pengetahuan dan Pemahaman
a.       Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengeksplorasi bidang-bidang yang ingin diketahuinya.
b.      Menyediakan pembelajaran yang memberikan tantangan intelektual melalui pendekatan discovery-inquiry.
c.       Menyediakan topik-topik pembelajaran dengan sudut pandang yang beragam.
d.      Menyediakan kesempatan kepada para siswa untuk berfikir kritis dan berdiskusi.
6. Estetik
a.       Menata ruangan kelas secara rapi dan menarik.
b.      Menempelkan hal-hal yang menarik dalam dinding ruangan, termasuk di dalamnya memampangkan karya-karya seni siswa yang dianggap menarik.
c.       Ruangan dicat dengan warna-warna yang menyenangkan.
d.      Memelihara sarana dan prasarana yang ada di sekeliling sekolah.
e.       Ruangan yang bersih dan wangi.
f.       Tersedia taman kelas dan sekolah yang tertata indah.
7. Pemenuhan Kebutuhan Akatualisasi Diri
a.       Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk melakukan yang terbaik bagi dirinya.
b.      Memberikan kebebasan kepada siswa untuk menggali dan menjelajah kemampuan dan potensi yang dimilikinya.
c.       Menciptakan pembelajaran yang bermakna dikaitkan dengan kehidupan nyata.
d.      Perencanaan dan proses pembelajaran yang melibatkan aktivitas meta kognitif siswa.
e.       Melibatkan siswa dalam proyek atau kegiatan “self expressive” dan kreatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TEORI PERKEMBANGAN KARIR: KRUMBOLTZ SERTA APLIKASINYA

Jumadi Mori Salam Tuasikal, M.Pd A.    Konsep Dasar             Jika kita bicara mengenai bimbingan karir melalui pendekatan pemilihan...