Jumadi Tuasikal
A. Pengertian
Pertumbuhan Dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah perubahan yang
terjadi pada diri individu atau fisik yang dapat diukur dan dapat di lihat
perubahannya. Perubahan disini berupa ukuran seperti berat badan, tinggi badan,
dan lain-lainnya. Pertumbuhan bersifat kuantitatif atau dimensi ukur.
perkembangan adalah perubahan yang
terjadi pada diri individu yang bersifat psikis, kualitatis, progresif,
sistematis dan berujung pada kualitas atau mutu. Berupa tingkah laku, berfikir,
emosi, nilai-nilai yang dihadapi.
B. Tugas-tugas
perkembangan remaja
Tugas perkembangan pada masa remaja
difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan tingkah laku kekanak-kanakan serta
berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa. Adapun
beberapa tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut Hurlock (1991) adalah
berusaha:
2. Mampu
menerima dan memahami peran seks usia dewasa
3. Mampu
membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis
4. Mencapai
kemandirian nasional
5. Mampu
mencapai kemandirian ekonomi
6. Mampu
mengembangkan konsep dan keterampilan intelegtual yang sangat di perlukan untuk
melakukan peran sebagai anggota masyarakat
7. Memahami
dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua
8. Dapat
mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki
dunia dewasa
9. Dapat
mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan
10. Memahami
dan mempersiapkan berbagai tanggungjawab kehidupan keluarga
Tugas-tugas perkembangan fase
remaja ini sangan berkaitan dengan perkembangan kognitifnya yaitu fase
operasional formal. Kematangan pencapaian pada fase kognitif sangat membantu
kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas perkemnbagannya itu dengan baik. Dalam
hal ini juga diperlukan kemampuan kreatif remaja.
Menurut havighurt (hurlock,1990)
ada sejumlah tugas perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik oleh remaja
diantaranya yaitu:
1. Mencapai
hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita
seperti meempelajari peran anak perempuan sebagai wanita dan laki—laki sebagai
pria.
2. Mencapai
peran wanita dan pria. Berdasarkan biologisnya fisik remaja putri lebih lemah
dibanding dengan remaja putra atau laki-laki. Namun remaja putri memiliki
kekuatan lain meskipun fisiknya lemah. Remaja putri lebih cendrung mengutamakan
ketertariakannya kepada karir dan akan cendrung meniru ayah atau saudara
laki-lakinya.
3. Menerima
keadaan fisiknya dan menggunakannya secara efektif. Dia akan menjadi bangga
atau sekurang-kurangnya toleran dengan kondisi fisiknya sendiri, menjaga dan
melindungi serta mengguanakannya dengan efektif.
4. Mencari
kemandirian emosional dari oorangtua dan orang-oarang dewasa lainnya. Mereka
akan belajar membebaskan sifat kekanak-kanakannya yang selalu menggantungkan
diri pada oarang lain. Mereka juga akan berusaha mengembangkan sikap perasaan
tertentu kepada orang tua tanpa menggantungkan dirinya serta belajar untuk
mengembangkan sikap hormat pada oarang dewasa tanpa menggantungkan diri
padanya.
5. Mencapai
jaminan kebebasan ekonomis. Mereka akan merasaan kemampuan membangun kehidupan
sendiri.
6. Memilih
dan menyiapkan lapangan pekerjaan.
7. Persiapan
untuk memasuki kehidupan berkeluarga. Disisni remaja akan mengembangkan sikap
yang positif terhadap kehidupan berkeluarga khususnya untuk remaja putri
termasuk kesiapan mempunyai anak.
8. Mengembangkan
keterampilan intelektual dan konsep yang penting untuk kompetensi
kewarganegaraan. Dalam hal ini remaja akan mengembangkan konsep tentang hukum,
ekonomi, politik, dan kemasyarakatan.
9. Mencapai
dan mengharapkan tingkah laku sosial yang bertangguangjawab. Disini
berpartisipasi sebagai orang deasa yang bertanggung jawab dalam kehidupan
masyarakat dan mampu menjunjung nilai-nilai masyarakat.
10. Memperoleh
suatu himpunan nilai-nilai dan sistim etika sebagai pedoman tingkah laku.
Disisni remaja akan mengembangkan dan merealisasikan nilai-nilai,
mendefenisikan posisi individu dan hubunganya dengan individu lain dan memegang
suatu gambaran dunia dan suatu nilai untuk kepentingan hubungan dengan individu
lain.
C. Karakteristik
Umum Remaja Yang Sedang Berkembang
Menurut erickson masa remaja
seringkali dikenal dengan masa mencari jati diri yang disebut dengan “ego” (ego
identity) (bischof,1983). Sikap atau karakteristik umum remaja yang sedang
berkembang antara lain:
1. Kegelisahan
Seorang
remaja dalam fase perkembangannya akan sangat dipenuhi dengan banyaknya
idealisme, angan-angan atau keinginan yang hendak diwujudkan dimasa yang akan
datang, meskipun demikian mereka belum mampu untuk mewujudkan semuanya itu
segala hal yang menjadi tarik menarik antara keinginan dengan kemampuan yang
belum sanggup mengakibatkan remaja diliputi oleh perasaan gelisah.
2. Pertentangan
Dalam
fase dunia remaja mereka akan mencari jati diri mereka sendiri serta ingin
melepaskan diri dari ikatan orang tua tetapi dalam hal ini kemandirian untuk
mandiri juga belum bisa dimiliki oleh remaja sehinga sering menimbulkan
pertentangan pendapat antara seorang remaja dengan orang tuanya yang bisa
berujung pada kebingungan pada diri remaja maupun orang lain.
3. Menghayal
Dalam
menjalani fase remaja, remaja sering kali terbentur akan keinginan untuk
menjelajahi dan berpetualang karena hambatan dari segi keuangan atau biaya.
Akibat keinginan yang sering terbentur membuat seorang remaja sering
merealisasikan keinginannya dalam bentuk dunia khayal.
4. Aktifitas
berkelompok
Larangan-larangan
yang diberikan oleh orang tua seringkali mematahkan semangat para remaja
sehingga kebanyakan para remaja menemukan jalan keluar dari kesulitannya
setelah mereka berkumpul dengan rekan sebaya untuk melakukan kegiatan bersama (singgih
ds, 1980).
5. Keinginan
mencoba segala sesuatu
Pada
umumnya pada fase ini remaja memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi (high
coriosty) karena rasa ingin tahu yang tinggi itu membuat remaja cenderung ingin
berpetualang, menjelajahi segala sesuatu serta mencoba apa yang belum pernah di
lakukan sebelumnya. Contoh rokok, dan lain-lainnya.
Beberapa
ciri perubahan masa remaja antara lain:
1. Peningkatan
emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal sebagai
masa strom dan stres.
2. Perubahan
yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual.
3. Perubahan
dalam hal menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain.
4. Perubahan
nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi
kurang penting karena telah mendekati dewasa.
5. Kebanyakan
remaja bersikap ambifalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi.
D. Prinsip-prinsip
Perkembangan
Prinsip perkembangan adalah hukum
yang mendasari perkembangan fisik maupun psikis individu. Sebagian ahli
psikologi ada menggunakan istilah prinsip-prinsip perkembangan dan ada juga
yang menggunakan istilah hukum-hukum perkembangan. Di indonesia lebih dikenal
dengan hukum perkembangan dari pada prinsip perkembangan. Di antara hukum-hukum
perkembangan atau prinsip-prinsip perkembangan sebagai berikut:
1. Hukum
tempo perkembangan
Sesuai
dengan istilahnya, tempo berarti waktu atau masa. Hukum tempo perkembangan
bermakna bahwa belangsungnya perkembangan individu yang satu tidak sama dengan
yang lainnya. Ada anak yang berkembang dalam waktu yang relatif cepat misalnya
belajar berbicara atau belajar berjalan. Tapi pada anak lain butuh waktu yang
cukup lama.
2. Hukum
irama perkembangan
Irama
berarti variai atau fluktuasi naik turunnya kecepatan perkembangan individu.
Hukum irama perkembangan mengatakan bahwa berlangsungnya perkembngan individu
tidak dengan irama yang konstan tetapi kadang-kadang dengan irama cepat lambat
atau bahkan berhenti dan kemudian cepat sekali seperti dipacu. Contoh
perkembangan kecepatan belajar bahasa anak dengan mengguasai kata-kata yang
baru.
3. Hukum
rekapitulasi
Hukum
ini berpendapat bahwa perkembngan psikis individu merupakan pengulangan
urut-urutan tingkah laku dari
perkembangan nenek moyang suatu bangsa. Jadi, sesuai dengan hukum rekapitulasi,
ada semacam perilaku kolektif atau meminjam istilah Carll Gustaf Jung adalah
semacam “ketidak sadaran kolektif” (bischof,1983). Hukum rekapitulasi ini
pertama kali dikemukakan oleh Hackel (jerman), dalam laporan biologinya disebut
hukum biogenetis, dia mengatakan bahwa ontogenese
merupakan rekapitulasi dari philogenese,
yang berarti perkembangan suatu makhluk adalah rekapitulasi dari perkembangan
seluruh jenis.
Berdasarkan
hukum rekapitulasi, perkembangan individu dapat digolongkan kedalam beberapa
fase perkembangan yaitu:
a. Masa
berburu dan menyamun (sampai dengan 8 tahhun), ciri yang menonjol disini adalah
anak-anak dalam permainannya menunjukkan
kesenangan menangkap binatang, bermain dengan panah-panahan, membuat
rumah-rumahan, saling mengintai dan lain-lainnya.
b. Masa
beternak (8-10 tahun), masa ini disebut masa mengembala yang menonjol adalah
anak senang memelihara binatang seperti memelihara kucing, merpati dan
lain-lainnya.
c. Masa
bertani atau bercocok tanam (10-12 tahun), yang menonjol pada masa ini adalah
anak gemar memelihara tanaman seperti tanaman bunga dan lain-lainnya.
d. Masa
berdagang (12-14 tahun), yang menonjol pada masa ini adalah perhatian anak
terutama tertuju pada yang mirip dengan perdaganagan seperti bermain karcis
bekas dan lain-lainnya.
e. Masa
indutri (15 tahun keatas), yang menonjol pada masa ini adalah anak gemar
membuat permainan sendiri dengan bahan-bahnyang ada di sekelilingnya seperti
membuat layang-layang dari plastik, gasing dan lain sebagainnya.
4. Hukum
masa peka
Orang yang pertama kali
mengemukakan adannya masa peka dan kemudian mengembangkan hokum masa peka adalah
M. Montessori dari Italia. Menurutnya dalam perkembangan anak suatu saat terdapat
yang sangat tepat bagi suatu fungsi untuk dapat berkembang dengan baik sekali
atau sangat sensitive dan sangat dengan mudah untuk merespons stimulus yang dating
kepada dirinya. Pada masa ini, anak mempunyai kesiapan terbaik untuk melaksanakan
tugas perkembangannya dalam fungsi tertentu. Apabila masa peka tersebut telah diketahui,
layanan pendidikan atau bantuan dari orang dewasa akan mudah mencapai hasil
yang maksimal. Misalnya, masa peka untuk berjalan adalah pada tahun kedua, masa
peka untuk mengingat atau menghafal sesuatu adalah pada tahun ketiga atau keempat,
masa peka untuk belajar adalah menggambarkan sesuatu adalah pada tahun kelima,
masa peka untuk perkembangan ingatan logis adalah tahun kedua belas dan ketiga belas,
dan sebagainya. Atas dasar masa peka ini Maria Montessori mendirikan dan
mengembangkan system pendidikan dalam sebuah taman kanak-kanak yang dipimpinnya
yang bernama Casa de Bambini.
5. Hukum
trotzalter (masa menentang)
Hukum Trotzalter berpandangan bahwa
perkembangan individu tidak selalou berlangsung dengan tenang dan teratur,
tetapi pada masa-masa tertentu terjadi data guncangan yang membawa perubahan secara
radial. Masa mengalami goncangan semacam itu biasanya terjadi pada dua kali
periode. Periode guncangan pertama terjadi ketika individu berada pada usia 3-4
tahun. Periode guncangan kedua terjadi ketika individu berada pada usia sekitar
14-17 tahun. Pada periode usia itu, anak biasanya mengalami perubahan mencolok dalam
dirinya baik aspek fisik maupun psikis sehingga menimbulkam reaksi emosional dan
perilaku radikal. Wujud nyata perilaku yang sering ditunjukkan adalah
adanya sikap mampu berdiri sendiri, mampu mengerjakan sesuatu secara sendiri,
dan merasa tidak terlalu perlu bantuan orang lain sehingga seringkali timbul
sikap menentang ketika ada stimulus dari orang lain yang dirasa kurang sesuai. Karena sering menunjukkan sikap menentang tersebut, kemudian rasa ini disebut
juga masa menentang (trotzalter).
6. Hukum
masa eksploratif
sesuai
dengan istilahnya, yaitu eksploratif yang berarti penjelajahan, hukum masa
eksploratif yang dipelo[pori oleh seorang ahli dari belanda yang bernama Langeveld
berpadangan bahwa perkembangan individu merupakan suatu proses yang berlangsung
sebagai suatu penjelajahan dan penemuan pada individu yang bersangkuta. Individu yang lahir merupakan warga baru yang belum mangenal
dunia sekelilingnya. Oleh karena itu, perlu dikenal dan dipelajari tentang segala
sesuatu yang ada di dunia sekelilingnya pada saat kehadirannya. Untuk dapat mengenali
dunia sekelilingnya, dia perlu melakukan penjelajahan agar kemudian menemukan bermacam-macam
kehidupan duniawi dan nilai-nilai kemanusian.Melalui proses penjelajahan dan penemuan-penemuan
dunian yaitulah individu mengalami perkembangannya.
7. Hukum
pertahanan diri
Pertahanan diri yang dimaksud adalah
suatu respons dalam bentuk sikap atau perilaku individu yang dimunculkan ketika
dirinya merasa mendapatkan stimulus yang tidak sesuai atau tidak menyenangkan. Pertahanan
diri tersebut ada pada setiap individu. Bentuk pertahanan diri ini berbeda-bada
antara individu satu dengan yang lainnya. Contah bentuk pertahanan diri yang
sederhanaa dalah pada saat anak merasa lapar, haus, takut, sakit, dan sebagainya
kemudian anak akan menangis. Dengan menangis sebenarnya terkandung maksud agar
orang lain segera dating untuk memenuhi kebutuhannya. Tangisan anak merupakan wujud
nyata dari perbuatan yang didorong oleh keinginanu ntuk mempertahankan diri dari
rasa lapar, haus, takut, atau sakit. Dengan bertambahnya usia pertahanan individu
menjadi semakin bervariasi dan tidak bersifat impulsive naluriah. Ketika individu
sudahs emakin remaja atau dewasa, pertahanan diri terhadap rasa lapar, haus,
takut, dan sakit tidak lagi berupa tangisan, tetapi kegiatan lain, misalnya mencari
makan dan minuman dilemari atau lari mencari perlindungan pertahanan diri yang
ada pada setiap individu dapat menjadikan system keseimbangan untuk perkembangan
kehidupan.
8. Hukum
pengembangan diri
Hukum ini berpandangan
bahwasesungguhnya setiap individu memiliki dorongan alamiah untuk mengembangkan
potensi yang dimililkinya. Keberhasilan individu dalam mempertahankan diri memerlukan
usaha aktif dan kreatif. Sifat kreafit ini menimbulkan berfungsinya dorongan untuk
mengembangkan diri berupa kegiatan untuk mengembangkan potensi-potensi yang
dimilikinya. Dorongan untuk mengembangkan diri wujudnya berlainan antara individu
satu dengan lainnya. Misalnya, pada remaja ada rasa ingin selalu bersaing dengan
orang lain, perasaan kurang puas terhadap hasil yang telah dicapai, keinginan untuk
mengetahui segala sesuatu, semua ini merupakan dorongan untuk mengembangkan diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar