Senin, Maret 23

KONSEP DASAR PERKEMBANGAN REMAJA


                                                                   Jumadi Tuasikal 

A.    Pengertian Pertumbuhan Dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah perubahan yang terjadi pada diri individu atau fisik yang dapat diukur dan dapat di lihat perubahannya. Perubahan disini berupa ukuran seperti berat badan, tinggi badan, dan lain-lainnya. Pertumbuhan bersifat kuantitatif atau dimensi ukur.
perkembangan adalah perubahan yang terjadi pada diri individu yang bersifat psikis, kualitatis, progresif, sistematis dan berujung pada kualitas atau mutu. Berupa tingkah laku, berfikir, emosi, nilai-nilai yang dihadapi.
B.     Tugas-tugas perkembangan remaja
Tugas perkembangan pada masa remaja difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan tingkah laku kekanak-kanakan serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa. Adapun beberapa tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut Hurlock (1991) adalah berusaha:
2.      Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa
3.      Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis
4.      Mencapai kemandirian nasional
5.      Mampu mencapai kemandirian ekonomi
6.      Mampu mengembangkan konsep dan keterampilan intelegtual yang sangat di perlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat
7.      Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua
8.      Dapat mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa
9.      Dapat mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan
10.  Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggungjawab kehidupan keluarga

Tugas-tugas perkembangan fase remaja ini sangan berkaitan dengan perkembangan kognitifnya yaitu fase operasional formal. Kematangan pencapaian pada fase kognitif sangat membantu kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas perkemnbagannya itu dengan baik. Dalam hal ini juga diperlukan kemampuan kreatif remaja.
Menurut havighurt (hurlock,1990) ada sejumlah tugas perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik oleh remaja diantaranya yaitu:
1.      Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita seperti meempelajari peran anak perempuan sebagai wanita dan laki—laki sebagai pria.
2.      Mencapai peran wanita dan pria. Berdasarkan biologisnya fisik remaja putri lebih lemah dibanding dengan remaja putra atau laki-laki. Namun remaja putri memiliki kekuatan lain meskipun fisiknya lemah. Remaja putri lebih cendrung mengutamakan ketertariakannya kepada karir dan akan cendrung meniru ayah atau saudara laki-lakinya.
3.      Menerima keadaan fisiknya dan menggunakannya secara efektif. Dia akan menjadi bangga atau sekurang-kurangnya toleran dengan kondisi fisiknya sendiri, menjaga dan melindungi serta mengguanakannya dengan efektif.
4.      Mencari kemandirian emosional dari oorangtua dan orang-oarang dewasa lainnya. Mereka akan belajar membebaskan sifat kekanak-kanakannya yang selalu menggantungkan diri pada oarang lain. Mereka juga akan berusaha mengembangkan sikap perasaan tertentu kepada orang tua tanpa menggantungkan dirinya serta belajar untuk mengembangkan sikap hormat pada oarang dewasa tanpa menggantungkan diri padanya.
5.      Mencapai jaminan kebebasan ekonomis. Mereka akan merasaan kemampuan membangun kehidupan sendiri.
6.      Memilih dan menyiapkan lapangan pekerjaan.
7.      Persiapan untuk memasuki kehidupan berkeluarga. Disisni remaja akan mengembangkan sikap yang positif terhadap kehidupan berkeluarga khususnya untuk remaja putri termasuk kesiapan mempunyai anak.
8.      Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep yang penting untuk kompetensi kewarganegaraan. Dalam hal ini remaja akan mengembangkan konsep tentang hukum, ekonomi, politik, dan kemasyarakatan.
9.      Mencapai dan mengharapkan tingkah laku sosial yang bertangguangjawab. Disini berpartisipasi sebagai orang deasa yang bertanggung jawab dalam kehidupan masyarakat dan mampu menjunjung nilai-nilai masyarakat.
10.  Memperoleh suatu himpunan nilai-nilai dan sistim etika sebagai pedoman tingkah laku. Disisni remaja akan mengembangkan dan merealisasikan nilai-nilai, mendefenisikan posisi individu dan hubunganya dengan individu lain dan memegang suatu gambaran dunia dan suatu nilai untuk kepentingan hubungan dengan individu lain.

C.     Karakteristik Umum Remaja Yang Sedang Berkembang
Menurut erickson masa remaja seringkali dikenal dengan masa mencari jati diri yang disebut dengan “ego” (ego identity) (bischof,1983). Sikap atau karakteristik umum remaja yang sedang berkembang antara lain:
1.      Kegelisahan
Seorang remaja dalam fase perkembangannya akan sangat dipenuhi dengan banyaknya idealisme, angan-angan atau keinginan yang hendak diwujudkan dimasa yang akan datang, meskipun demikian mereka belum mampu untuk mewujudkan semuanya itu segala hal yang menjadi tarik menarik antara keinginan dengan kemampuan yang belum sanggup mengakibatkan remaja diliputi oleh perasaan gelisah.
2.      Pertentangan
Dalam fase dunia remaja mereka akan mencari jati diri mereka sendiri serta ingin melepaskan diri dari ikatan orang tua tetapi dalam hal ini kemandirian untuk mandiri juga belum bisa dimiliki oleh remaja sehinga sering menimbulkan pertentangan pendapat antara seorang remaja dengan orang tuanya yang bisa berujung pada kebingungan pada diri remaja maupun orang lain.
3.      Menghayal
Dalam menjalani fase remaja, remaja sering kali terbentur akan keinginan untuk menjelajahi dan berpetualang karena hambatan dari segi keuangan atau biaya. Akibat keinginan yang sering terbentur membuat seorang remaja sering merealisasikan keinginannya dalam bentuk dunia khayal.
4.      Aktifitas berkelompok
Larangan-larangan yang diberikan oleh orang tua seringkali mematahkan semangat para remaja sehingga kebanyakan para remaja menemukan jalan keluar dari kesulitannya setelah mereka berkumpul dengan rekan sebaya untuk melakukan kegiatan bersama (singgih ds, 1980).
5.      Keinginan mencoba segala sesuatu
Pada umumnya pada fase ini remaja memiliki rasa ingin tahu yang sangat tinggi (high coriosty) karena rasa ingin tahu yang tinggi itu membuat remaja cenderung ingin berpetualang, menjelajahi segala sesuatu serta mencoba apa yang belum pernah di lakukan sebelumnya. Contoh rokok, dan lain-lainnya.
Beberapa ciri perubahan masa remaja antara lain:
1.      Peningkatan emosional yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal sebagai masa strom dan stres.
2.      Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual.
3.      Perubahan dalam hal menarik bagi dirinya dan hubungan dengan orang lain.
4.      Perubahan nilai, dimana apa yang mereka anggap penting pada masa kanak-kanak menjadi kurang penting karena telah mendekati dewasa.
5.      Kebanyakan remaja bersikap ambifalen dalam menghadapi perubahan yang terjadi.

D.    Prinsip-prinsip Perkembangan
Prinsip perkembangan adalah hukum yang mendasari perkembangan fisik maupun psikis individu. Sebagian ahli psikologi ada menggunakan istilah prinsip-prinsip perkembangan dan ada juga yang menggunakan istilah hukum-hukum perkembangan. Di indonesia lebih dikenal dengan hukum perkembangan dari pada prinsip perkembangan. Di antara hukum-hukum perkembangan atau prinsip-prinsip perkembangan sebagai berikut:

1.      Hukum tempo perkembangan
Sesuai dengan istilahnya, tempo berarti waktu atau masa. Hukum tempo perkembangan bermakna bahwa belangsungnya perkembangan individu yang satu tidak sama dengan yang lainnya. Ada anak yang berkembang dalam waktu yang relatif cepat misalnya belajar berbicara atau belajar berjalan. Tapi pada anak lain butuh waktu yang cukup lama.
2.      Hukum irama perkembangan
Irama berarti variai atau fluktuasi naik turunnya kecepatan perkembangan individu. Hukum irama perkembangan mengatakan bahwa berlangsungnya perkembngan individu tidak dengan irama yang konstan tetapi kadang-kadang dengan irama cepat lambat atau bahkan berhenti dan kemudian cepat sekali seperti dipacu. Contoh perkembangan kecepatan belajar bahasa anak dengan mengguasai kata-kata yang baru.
3.      Hukum rekapitulasi
Hukum ini berpendapat bahwa perkembngan psikis individu merupakan pengulangan urut-urutan tingkah  laku dari perkembangan nenek moyang suatu bangsa. Jadi, sesuai dengan hukum rekapitulasi, ada semacam perilaku kolektif atau meminjam istilah Carll Gustaf Jung adalah semacam “ketidak sadaran kolektif” (bischof,1983). Hukum rekapitulasi ini pertama kali dikemukakan oleh Hackel (jerman), dalam laporan biologinya disebut hukum biogenetis, dia mengatakan bahwa ontogenese merupakan rekapitulasi dari philogenese, yang berarti perkembangan suatu makhluk adalah rekapitulasi dari perkembangan seluruh jenis.
Berdasarkan hukum rekapitulasi, perkembangan individu dapat digolongkan kedalam beberapa fase perkembangan yaitu:
a.       Masa berburu dan menyamun (sampai dengan 8 tahhun), ciri yang menonjol disini adalah anak-anak dalam permainannya menunjukkan  kesenangan menangkap binatang, bermain dengan panah-panahan, membuat rumah-rumahan, saling mengintai dan lain-lainnya.
b.      Masa beternak (8-10 tahun), masa ini disebut masa mengembala yang menonjol adalah anak senang memelihara binatang seperti memelihara kucing, merpati dan lain-lainnya.
c.       Masa bertani atau bercocok tanam (10-12 tahun), yang menonjol pada masa ini adalah anak gemar memelihara tanaman seperti tanaman bunga dan lain-lainnya.
d.      Masa berdagang (12-14 tahun), yang menonjol pada masa ini adalah perhatian anak terutama tertuju pada yang mirip dengan perdaganagan seperti bermain karcis bekas dan lain-lainnya.
e.       Masa indutri (15 tahun keatas), yang menonjol pada masa ini adalah anak gemar membuat permainan sendiri dengan bahan-bahnyang ada di sekelilingnya seperti membuat layang-layang dari plastik, gasing dan lain sebagainnya.
4.      Hukum masa peka
Orang yang pertama kali mengemukakan adannya masa peka dan kemudian mengembangkan hokum masa peka adalah M. Montessori dari Italia. Menurutnya dalam perkembangan anak suatu saat terdapat yang sangat  tepat bagi suatu fungsi untuk dapat berkembang dengan baik sekali atau sangat sensitive dan sangat dengan mudah untuk merespons stimulus yang dating kepada dirinya. Pada masa ini, anak mempunyai kesiapan terbaik untuk melaksanakan tugas perkembangannya dalam fungsi tertentu. Apabila masa peka tersebut telah diketahui, layanan pendidikan atau bantuan dari orang dewasa akan mudah mencapai hasil yang maksimal. Misalnya, masa peka untuk berjalan adalah pada tahun kedua, masa peka untuk mengingat atau menghafal sesuatu adalah pada tahun ketiga atau keempat, masa peka untuk belajar adalah menggambarkan sesuatu adalah pada tahun kelima, masa peka untuk perkembangan ingatan logis adalah tahun kedua belas dan ketiga belas, dan sebagainya. Atas dasar masa peka ini Maria Montessori mendirikan dan mengembangkan system pendidikan dalam sebuah taman kanak-kanak yang dipimpinnya yang bernama Casa de Bambini.

5.      Hukum trotzalter (masa menentang)
Hukum Trotzalter berpandangan bahwa perkembangan individu tidak selalou berlangsung dengan tenang dan teratur, tetapi pada masa-masa tertentu terjadi data guncangan yang membawa perubahan secara radial. Masa mengalami goncangan semacam itu biasanya terjadi pada dua kali periode. Periode guncangan pertama terjadi ketika individu berada pada usia 3-4 tahun. Periode guncangan kedua terjadi ketika individu berada pada usia sekitar 14-17 tahun. Pada periode usia itu, anak biasanya mengalami perubahan mencolok dalam dirinya baik aspek fisik maupun psikis sehingga menimbulkam reaksi emosional dan perilaku radikal. Wujud nyata perilaku yang sering ditunjukkan adalah adanya sikap mampu berdiri sendiri, mampu mengerjakan sesuatu secara sendiri, dan merasa tidak terlalu perlu bantuan orang lain sehingga seringkali timbul sikap menentang ketika ada stimulus dari orang lain yang dirasa kurang sesuai. Karena sering menunjukkan sikap menentang tersebut, kemudian rasa ini disebut juga masa menentang (trotzalter).

6.      Hukum masa eksploratif
sesuai dengan istilahnya, yaitu eksploratif yang berarti penjelajahan, hukum masa eksploratif yang dipelo[pori oleh seorang ahli dari belanda yang bernama Langeveld berpadangan bahwa perkembangan individu merupakan suatu proses yang berlangsung sebagai suatu penjelajahan dan penemuan pada individu yang bersangkuta. Individu yang lahir merupakan warga baru yang belum mangenal dunia sekelilingnya. Oleh karena itu, perlu dikenal dan dipelajari tentang segala sesuatu yang ada di dunia sekelilingnya pada saat kehadirannya. Untuk dapat mengenali dunia sekelilingnya, dia perlu melakukan penjelajahan agar kemudian menemukan bermacam-macam kehidupan duniawi dan nilai-nilai kemanusian.Melalui proses penjelajahan dan penemuan-penemuan dunian yaitulah individu mengalami perkembangannya.
7.      Hukum pertahanan diri
Pertahanan diri yang dimaksud adalah suatu respons dalam bentuk sikap atau perilaku individu yang dimunculkan ketika dirinya merasa mendapatkan stimulus yang tidak sesuai atau tidak menyenangkan. Pertahanan diri tersebut ada pada setiap individu. Bentuk pertahanan diri ini berbeda-bada antara individu satu dengan yang lainnya. Contah bentuk pertahanan diri yang sederhanaa dalah pada saat anak merasa lapar, haus, takut, sakit, dan sebagainya kemudian anak akan menangis. Dengan menangis sebenarnya terkandung maksud agar orang lain segera dating untuk memenuhi kebutuhannya. Tangisan anak merupakan wujud nyata dari perbuatan yang didorong oleh keinginanu ntuk mempertahankan diri dari rasa lapar, haus, takut, atau sakit. Dengan bertambahnya usia pertahanan individu menjadi semakin bervariasi dan tidak bersifat impulsive naluriah. Ketika individu sudahs emakin remaja atau dewasa, pertahanan diri terhadap rasa lapar, haus, takut, dan sakit tidak lagi berupa tangisan, tetapi kegiatan lain, misalnya mencari makan dan minuman dilemari atau lari mencari perlindungan pertahanan diri yang ada pada setiap individu dapat menjadikan system keseimbangan untuk perkembangan kehidupan.
8.      Hukum pengembangan diri
Hukum ini berpandangan bahwasesungguhnya setiap individu memiliki dorongan alamiah untuk mengembangkan potensi yang dimililkinya. Keberhasilan individu dalam mempertahankan diri memerlukan usaha aktif dan kreatif. Sifat kreafit ini menimbulkan berfungsinya dorongan untuk mengembangkan diri berupa kegiatan untuk mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Dorongan untuk mengembangkan diri wujudnya berlainan antara individu satu dengan lainnya. Misalnya, pada remaja ada rasa ingin selalu bersaing dengan orang lain, perasaan kurang puas terhadap hasil yang telah dicapai, keinginan untuk mengetahui segala sesuatu, semua ini merupakan dorongan untuk mengembangkan diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TEORI PERKEMBANGAN KARIR: KRUMBOLTZ SERTA APLIKASINYA

Jumadi Mori Salam Tuasikal, M.Pd A.    Konsep Dasar             Jika kita bicara mengenai bimbingan karir melalui pendekatan pemilihan...