Selasa, Maret 24

PENTINGNYA BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD

Jumadi Tuasikal

A.    MENGAPA BK DI SD
Dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah, bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum (perundang-undangan) atau ketentuan dad alas, namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik yang selanjutnya disebut peserta didik, agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-spiritual).
Peserta didik sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses berkembang atau menjadi (on becoming), yaitu berkembang ke arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut, peserta didik memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan arah  kehidupannya.
Disamping itu terdapat suatu keniscayaan bahwa proses perkembangan peserta didik tidak selalu berlangsung secara mules, atau bebas dari masalah. Dengan kata lain, proses perkembangan itu tidak selalu berjalan dalam alur linier, lures, atau searah dengan potensi, harapan dan nilai-nilai yang dianut. Perkembangan peserta didik tidak lepas dad pengaruh lingkungan, baik fisik, psikis maupun sosial. Sifat yang melekat pada lingkungan adalah perubahan. Perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaga hidup (life style) warga masyarakat.
Apabila perubahan yang terjadi itu sulit diprediksi, atau di luar jangkauan kemampuan, maka akan melahirkan kesenjangan perkembangan perilaku konseling, seperti terjadinya stagnasi (kemandegan) perkembangan, masalah-masalah pribadi atau penyimpangan perilaku. Perubahan lingkungan yang diduga mempengaruhi gays hidup, dan kesenjangan perkembangan tersebut, di antaranya: pertumbuhan jumlah penduduk yang cepat, pertumbuhan kota-kota, kesenjangan tingkat sosial ekonomi masyarakat, revolusi teknologi informasi, pergeseran fungsi atau struktur keluarga, dan perubahan struktur masyarakat dari agraris ke industri.
BK selama ini terkesan hanya mengatasi siswa-siswa yang mempunyai masalah saja, padahal BK juga membantu tercapainya segala aspek perkembangan siswa. Baik aspek akademik, bakat dan minat, emosional, social dengan teman, penyesuaian diri di lingkungan yang baru, menemukan jati  diri dan sebagainya, tentunya akan lebih baik jika diarahkan sejak dini agar tercapai segala aspek perkembangan siswa yang maksimal.
Dari semua itu disinilah perlunya guru Bimbingan dan Konseling (BK) di SD dalam membantu mengidentifikasi permasalahan peserta didik dan membantu tercapainya segala aspek perkembangan peserta didik di SD.
Lembaga ini juga bertanggung jawab sepenuhnya terhadap perkembangan fisik, motorik, kognitif, dan mental spiritual. Agar apa yang dibebankan kepada guru SD dapat dilaksanakan sesuai dengan harapan maka diperlukan bimbingan dan konseling (BK) di lembaga tersebut.
Program BK ini sebenarnya sama pentingnya dengan program BK di sekolah menengah, sama-sama me-miliki tujuan yang sama yaitu, membantu peserta didik agar bisa berkembang sesuai bakat minat serta kemampuannya secara optimal, serta dapat mencegah terjadinya masalah yang mungkin akan muncul pada peserta didik.
Adanya bimbingan dan konseling di SD bukan berarti sekedar ikut-ikutan saja. Keberadaan BK dilingkungan SD  juga dibutuhkan. Sebab, banyak perilaku bermasalah muncul pada peserta didik ketika dewasa yang disebabkan oleh mass lalunya diwaktu kecil. Hal ini menunjukkan bahwa masa-masa awal anak telah kecolongan dalam hal tindakan pencegahan terhadap munculnya perilaku bermasalah di masa depan.
Perlu ditegaskan disini bahwa BK di lembaga SD tidak hanya diberikan kepada mereka yang mempunyai perilaku bermasalah, melainkan juga harus diberikan kepada mereka yang sedang dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Dengan demikian, konseling bukan hanya untuk mengatasi perilaku bermasalah pada anak didik, melainkan juga tindakan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembangnya anak secara maksimal.
Ditinjau dari Pertumbuhan dan Perkembangan Potensi Peserta Didik
1.      Stabilitas Perkembangan Fisik-Motorik Peserta Didik
BK menjaga stabilitas serta keseimbangan perkembangan fisik­ motorik peserta didik agar mereka dapat tumbuh kembang, sesuai dengan tugas perkembangannya secara normal dan seimbang. Dengan demikian BK pada aspek fisik-motorik harus dapat menekankan pada keseimbangan antara perkembangan motorik kasar dan motorik halus.
2.      Stabilitas Perkembangan Kognitif Peserta Didik
Peran BK dalam perkembangan kognitif anak adalah memandu perkembangan kognitif anak agar tidak terjebak pada pola pikir mistik yang irasional. Maka dari itu perkembangan kognitif anak masih sangat sensitif, sehingga mudah meyakini segala hal tanpa melalui pemahaman yang benar. Oleh sebab itu peranan BK sekaligus sebagai konselor memandu perkembangan kognitif peserta didik tahap demi tahap sehingga mampu berpikir secara logis atau rasional.
3.      Stabilitas Perkembangan Sosial-Emosional
Perkembangan sosial-emosional terdiri dari dua kata, yakni perkembangan sosial dan perkembangan emosional. Perkembangan sosial berkaitan dengan peningkatan dalam hal interaksi anak dengan orang lain, mulai dari orang tea, saudara, Leman bermain, hingga masyarakat luas. Peran BK dalam perkembangan sosial-emosional ini adalah mengantisipasi perilaku sosial anak sejak dini dan memberikan terapi psikis agar anak yang mengalami masalah dapat mengendalikan emosinya.
4.      Stabilitas Perkembangan Moral Keagamaan
Peran BK pada perkembangan moral keagamaan adalah membantu anak untuk menerima dan mengakui sumber moral tertinggi. yaitu Tuhan. Oleh karena itu sebagai pendidik dalam memberikan bimbingan hares selalu mengaitkan perilaku moral dengan agama kepercayaan terhadap Tuhan, karena sumber moral pada anak-anak berawal dari pengenalan dirinya dengan Tuhan.
Ditinjau dari Fungsi BK di Sekolah
1.      Fungsi Pencegahan
Fungsi pencegahan mengupayakan terhindarkannya individu atau klien dari akibat yang tidak menguntungkan, yaitu akibat yang berasal dari hal-hal yang berpotensi sebagai sumber permasalahan. Berbagai kondisi yang ada pada diri klien dan lingkungannya perlu mendapat perhatian konselor dalam rangka pelaksanaan fungsi pencegahan itu
2.      Fungsi Pemahaman
Fungsi pemahaman memungkinkan pihak-pihak yang berkepentingan dengan peningkatan perkembangan dan kehidupan klien (yaitu klien sendiri konselor, dan pihak ketiga) memahami berbagai hal yang essensial berkenaan dengan perkembangan dan kehidupan klien itu.
3.      Fungsi Pengentasan
Fungsi pengentasan mengusahakan teratasinya masalah-masalah klien sehingga masalah-masalah itu tidak lagi menjadi hambatan ataupun menimbulkan kerugian tertentu atas perkembangan dan kehidupan klien
4.      Fungsi Pemeliharaan dan pengembangan
Fungsi pemeliharaan dan pengembangan merupakan fungsi untuk mencapai tujuan umum pelayanan, yaitu memelihara dan memperkembangkan potensi individu dalam keempat dimensi kemanusiaanya. Fungsi keempat terkait langsung dengan ketiga fungsi lainnya
Ditinjau dari Permasalahan Peserta Didik
1.      Sosio-Kultural
Perkembangan zaman (globalisasi) menimbulkan perubahan dan kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi, industri, informasi dan sebagainya. Akibatnya ialah berbagai permasalahan yang dihadapi oleh individu, misalnya, pengangguran, syarat-syarat pekerjaan, penyesuaian diri, jenis dan kesempatan pendidikan, perencanaan dan pemilihan pendidikan, masalah hubungan sosial, masalah keluarga, keuangan, masalah pribadi, dan sebagainya. Walaupun pada umumnya masing-masing individu berhasil mengatasi dengan sempurna, sebagian lain masih perlu mendapatkan bantuan.
Tanggung jawab sekolah ialah membantu para siswa baik sebagai pribadi maupun sebagai calon anggota masyarakat, dengan mendidik dan menyiapkan siswa agar berhasil menyesuaikan diri di masyarakat dan mampu menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapinya.
2.      Pedagogic
Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah, pendidikan diartikan sebagai suatu usaha radar untuk mengembangkan kepribadian yang berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Sedangkan tujuan pendidikan sebagaimana dikemukakan dalam GBHN adalah: "Untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa". Dan pengertian dan tujuan di atas, jelas bahwa yang menjadi tujuan inti dari pendidikan adalah perkembangan kepribadian secara optimal dan setiap anak didik sebagai pribadi. Dengan demikian setiap kegiatan proses pendidikan diarahkan kepada tercapainya pribadi-pribadi yang berkembang optimal sesuai dengan potensi masing-masing. Untuk menuju tercapainya pribadi yang berkembang, maka kegiatan pendidikan hendaknya bersifat menyeluruh yang tidak hanya berupa kegiatan instruksional (pengajaran), akan tetapi meliputi kegiatan yang menjamin bahwa setiap anak didik secara pribadi mendapat layanan sehingga akhirnya dapat berkembang secara optimal. Kegiatan pendidikan yang diinginkan seperti tersebut di atas, adalah kegiatan pendidikan yang ditandai dengan pengadministrasian yang baik, kurikulum beserta proses belajar mengajar yang memadai, dan layanan pribadi kepada anak didik melalui bimbingan.
Dalam hubungan inilah bimbingan mempunyai peranan yang amat penting dalam pendidikan, yaitu membantu setiap pribadi anak didik agar berkembang secara optimal. Dengan demikian maka hasil pendidikan sesungguhnya akan tercermin pada pribadi anak didik yang berkembang baik secara akademik, psikologis, maupun sosial.
3.      Psikologis
Dalam proses pendidikan di sekolah, siswa sebagai subjek didik, merupakan pribadi-pribadi yang unik dengan segala karakteristiknya. Siswa sebagai individu yang dinamis dan berada dalam proses perkembangan, memiliki kebutuhan dan dinamika dalam interaksinya dengan lingkungannya. Sebagai pribadi yang unik, terdapat perbedaan individual antara siswa yang satu dengan lainnya. Di camping itu, siswa sebagai pelajar, senantiasa terjadi perubahan tingkah laku sebagai hasil proses belajar.
 
B.     PELAKSANAAN PROGRAM LAYANAN BK DI SD
Berdasarkan pasal 27 Peraturan Pemerintah Nomor 29/90, “Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan  pribadi, mengenal lingkungan, merencanakan masa depan.” (Depdikbud, 1994).
Selanjutnya Prayitno (1983) mendefinisikan bahwa: Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada seorang (individu) atau sekelompok orang agar mereka itu dapat berkembang menjadi pribadi-pribadi yang mandiri. Kemandirian ini mencakup lima fungsi pokok yang hendaknya dijalankan oleh pribadi mandiri, yaitu: (a) mengenal diri sendiri dan lingkungannya, (b) menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis, (c) mengambil keputusan, (d) mengarahkan diri, dan (e) mewujudkan diri. Dengan pengertian bimbingan di atas maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan merupakan proses pemberian bantuan kepada seseorang atau sekelompok orang secara terus-menerus dan sistematis yang di lakukan oleh seorang guru pembimbing agar individu atau seseorang menjadi pribadi yang mandiri dan positif.
Menurut Winkel (2004)  “Pengertian program bimbingan dan konseling adalah suatu rangkaian kegiatan bimbingan yang terencana dan terorganisasi dan terkoordinasi selama periode waktu tertentu.
Berdasarkan pendapat Marsudi (2003) “program bimbingan dan konseling adalah sederet kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan bimbingandan konseling. Sederet kegiatan tersebut perlu di rencanakan sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah.”
Sedangkan Berdasarkan kurikulum 2004 “Program bimbingan dan konseling merupakan rencana kegiatan layanan dan kegiatan pendukung yang akan dilaksanakan pada periode tertentu.
(Depdikbud, 2004:19). Menurut SK Mendikbud No. 025/0/1995 butir 1: Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa program bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan pelayanan bantuan kepada peserta didik atau siswa disekolah oleh guru BK atau konselor secara terencana, terorganisir dan terkoordinasi yang dilaksanakan pada periode tertentu, secara teratur dan berkesinambungan. Jenis-jenis program menurut satuan waktu yang ada pada bimbingan dan konseling berjumlah empat (4) program, yaitu: program tahunan, program bulanan,  program mingguan dan program harian. Di bawah ini diuraIkan keempat jenis  program tersebut. Program Tahunan merupakan program yang akan dilaksanakan selama satu tahun ajaran pada tiap tingkatan kelas. Program ini mengumpulkan seluruh kegiatan selama satu tahun, yang terbagi menjadi program semesteran yang kemudian dibagi lagi menjadi laporan bulanan. Program Bulanan adalah program yang waktu  pelaksanaannya selama satu bulan dan kegiatannya menyesuaikan dengan kebutuhan siswa. Program bulanan ini merupakan rincian dari program semesteran. Program mingguan adalah kegiatan yang akan dilakukan selama satu minggu, yang juga merupakan rincian dari program bulanan.Program harian adalah Program yang akan diberikan guru BK untuk siswa atau kelas asuh, yang biasanya terinci pada satuan layanan (satlan) dan atau satuan pendukung (satkung).

C.    PERMASALAHAN DAN HAMBATAN PELAKSANAAN BK DI SD
Adapun permasalahan dan hambatan pelaksanaan BK di SD adalah
1.      Tidak adanya tenaga ahli dalam bidang BK
Karena tidak adanya tenaga ahli dalam bidang BK maka pelaksanaan BK diambil oleh wali kelas, sehingga pelaksanaan pelayanan BK tidak dapat terlaksana dengan baik.
2.      Kurangnya pemahaman, pengetahuan dan wawasan guru terhadap karakter anak.
Tidak adanya pengtahuan serta wawasan tentang BK mengakibatkan pelaksanaan BK tidak dapat berjalan dengan baik. Dan mengalami berbagai hambatan bahkan tidak terlaksanakanya layanan BK di sekolah tersebut.
3.      Tidak terfokusnya perhatian pada individu yang membutuhkan bantuan.
Tidak terfokusnya perhatian pada individu yang membutuhkan bantuan dikarenakan terlalu penuhnya jadwal yang dimiliki oleh wali kelas, karena segala sesuatunya di SD di tangani oleh wali kelas.
4.      Tidak terancangnya program yang akan dilaksanakan.
Tidak terancangnya program yang akan dilaksanakan dikarenakan tidak adanya perencanaan yang terstruktur untuk melaksanakan program layanan secara terorganisir oleh phak sekolah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TEORI PERKEMBANGAN KARIR: KRUMBOLTZ SERTA APLIKASINYA

Jumadi Mori Salam Tuasikal, M.Pd A.    Konsep Dasar             Jika kita bicara mengenai bimbingan karir melalui pendekatan pemilihan...