Jumadi Tuasikal
A. MENGAPA BK DI SD
Dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan
konseling di Sekolah/Madrasah, bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak
adanya landasan hukum (perundang-undangan) atau ketentuan dad alas, namun yang
lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik yang
selanjutnya disebut peserta didik, agar mampu mengembangkan potensi dirinya
atau mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi,
intelektual, sosial, dan moral-spiritual).
Peserta didik sebagai seorang individu yang sedang
berada dalam proses berkembang atau menjadi (on becoming), yaitu berkembang ke
arah kematangan atau kemandirian. Untuk mencapai kematangan tersebut, peserta
didik memerlukan bimbingan karena mereka masih kurang memiliki pemahaman atau
wawasan tentang dirinya dan lingkungannya, juga pengalaman dalam menentukan
arah kehidupannya.
Disamping itu terdapat suatu keniscayaan bahwa proses
perkembangan peserta didik tidak selalu berlangsung secara mules, atau bebas
dari masalah. Dengan kata lain, proses perkembangan itu tidak selalu berjalan
dalam alur linier, lures, atau searah dengan potensi, harapan dan nilai-nilai
yang dianut. Perkembangan peserta didik tidak lepas dad pengaruh lingkungan,
baik fisik, psikis maupun sosial. Sifat yang melekat pada lingkungan adalah
perubahan. Perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaga
hidup (life style) warga masyarakat.
Apabila perubahan yang terjadi itu sulit diprediksi,
atau di luar jangkauan kemampuan, maka akan melahirkan kesenjangan perkembangan
perilaku konseling, seperti terjadinya stagnasi (kemandegan) perkembangan,
masalah-masalah pribadi atau penyimpangan perilaku. Perubahan lingkungan yang
diduga mempengaruhi gays hidup, dan kesenjangan perkembangan tersebut, di
antaranya: pertumbuhan jumlah penduduk yang cepat, pertumbuhan kota-kota,
kesenjangan tingkat sosial ekonomi masyarakat, revolusi teknologi informasi,
pergeseran fungsi atau struktur keluarga, dan perubahan struktur masyarakat
dari agraris ke industri.
BK selama ini terkesan hanya mengatasi siswa-siswa
yang mempunyai masalah saja, padahal BK juga membantu tercapainya segala aspek
perkembangan siswa. Baik aspek akademik, bakat dan minat, emosional, social
dengan teman, penyesuaian diri di lingkungan yang baru, menemukan jati diri dan sebagainya, tentunya akan lebih baik
jika diarahkan sejak dini agar tercapai segala aspek perkembangan siswa yang
maksimal.
Dari semua itu disinilah perlunya guru Bimbingan dan
Konseling (BK) di SD dalam membantu mengidentifikasi permasalahan peserta didik
dan membantu tercapainya segala aspek perkembangan peserta didik di SD.
Lembaga ini juga bertanggung jawab sepenuhnya terhadap
perkembangan fisik, motorik, kognitif, dan mental spiritual. Agar apa yang
dibebankan kepada guru SD dapat dilaksanakan sesuai dengan harapan maka
diperlukan bimbingan dan konseling (BK) di lembaga tersebut.
Program BK ini sebenarnya sama pentingnya dengan
program BK di sekolah menengah, sama-sama me-miliki tujuan yang sama yaitu,
membantu peserta didik agar bisa berkembang sesuai bakat minat serta
kemampuannya secara optimal, serta dapat mencegah terjadinya masalah yang
mungkin akan muncul pada peserta didik.
Adanya bimbingan dan konseling di SD bukan berarti
sekedar ikut-ikutan saja. Keberadaan BK dilingkungan SD juga dibutuhkan. Sebab, banyak perilaku
bermasalah muncul pada peserta didik ketika dewasa yang disebabkan oleh mass
lalunya diwaktu kecil. Hal ini menunjukkan bahwa masa-masa awal anak telah
kecolongan dalam hal tindakan pencegahan terhadap munculnya perilaku bermasalah
di masa depan.
Perlu ditegaskan disini bahwa BK di lembaga SD tidak
hanya diberikan kepada mereka yang mempunyai perilaku bermasalah, melainkan
juga harus diberikan kepada mereka yang sedang dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan. Dengan demikian, konseling bukan hanya untuk mengatasi perilaku
bermasalah pada anak didik, melainkan juga tindakan untuk memenuhi kebutuhan
tumbuh kembangnya anak secara maksimal.
Ditinjau dari Pertumbuhan dan Perkembangan Potensi
Peserta Didik
1. Stabilitas Perkembangan Fisik-Motorik Peserta Didik
BK menjaga stabilitas serta
keseimbangan perkembangan fisik motorik peserta didik agar mereka dapat tumbuh
kembang, sesuai dengan tugas perkembangannya secara normal dan seimbang. Dengan
demikian BK pada aspek fisik-motorik harus dapat menekankan pada keseimbangan
antara perkembangan motorik kasar dan motorik halus.
2.
Stabilitas Perkembangan Kognitif
Peserta Didik
Peran BK dalam perkembangan kognitif
anak adalah memandu perkembangan kognitif anak agar tidak terjebak pada pola
pikir mistik yang irasional. Maka dari itu perkembangan kognitif anak masih
sangat sensitif, sehingga mudah meyakini segala hal tanpa melalui pemahaman
yang benar. Oleh sebab itu peranan BK sekaligus sebagai konselor memandu
perkembangan kognitif peserta didik tahap demi tahap sehingga mampu berpikir
secara logis atau rasional.
3.
Stabilitas Perkembangan
Sosial-Emosional
Perkembangan sosial-emosional terdiri dari dua kata, yakni perkembangan
sosial dan perkembangan emosional. Perkembangan sosial berkaitan dengan
peningkatan dalam hal interaksi anak dengan orang lain, mulai dari orang tea,
saudara, Leman bermain, hingga masyarakat luas. Peran BK dalam perkembangan
sosial-emosional ini adalah mengantisipasi perilaku sosial anak sejak dini dan
memberikan terapi psikis agar anak yang mengalami masalah dapat mengendalikan
emosinya.
4.
Stabilitas Perkembangan Moral
Keagamaan
Peran BK pada perkembangan moral
keagamaan adalah membantu anak untuk menerima dan mengakui sumber moral
tertinggi. yaitu Tuhan. Oleh karena itu sebagai pendidik dalam memberikan
bimbingan hares selalu mengaitkan perilaku moral dengan agama kepercayaan
terhadap Tuhan, karena sumber moral pada anak-anak berawal dari pengenalan
dirinya dengan Tuhan.
Ditinjau dari Fungsi BK di Sekolah
1.
Fungsi Pencegahan
Fungsi pencegahan mengupayakan
terhindarkannya individu atau klien dari akibat yang tidak menguntungkan, yaitu
akibat yang berasal dari hal-hal yang berpotensi sebagai sumber permasalahan.
Berbagai kondisi yang ada pada diri klien dan lingkungannya perlu mendapat
perhatian konselor dalam rangka pelaksanaan fungsi pencegahan itu
2.
Fungsi Pemahaman
Fungsi pemahaman memungkinkan
pihak-pihak yang berkepentingan dengan peningkatan perkembangan dan kehidupan
klien (yaitu klien sendiri konselor, dan pihak ketiga) memahami berbagai hal
yang essensial berkenaan dengan perkembangan dan kehidupan klien itu.
3.
Fungsi Pengentasan
Fungsi pengentasan mengusahakan
teratasinya masalah-masalah klien sehingga masalah-masalah itu tidak lagi
menjadi hambatan ataupun menimbulkan kerugian tertentu atas perkembangan dan
kehidupan klien
4.
Fungsi Pemeliharaan dan pengembangan
Fungsi pemeliharaan dan pengembangan
merupakan fungsi untuk mencapai tujuan umum pelayanan, yaitu memelihara dan
memperkembangkan potensi individu dalam keempat dimensi kemanusiaanya. Fungsi
keempat terkait langsung dengan ketiga fungsi lainnya
Ditinjau dari Permasalahan Peserta
Didik
1.
Sosio-Kultural
Perkembangan zaman (globalisasi)
menimbulkan perubahan dan kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi:
sosial, politik, ekonomi, industri, informasi dan sebagainya. Akibatnya ialah
berbagai permasalahan yang dihadapi oleh individu, misalnya, pengangguran,
syarat-syarat pekerjaan, penyesuaian diri, jenis dan kesempatan pendidikan,
perencanaan dan pemilihan pendidikan, masalah hubungan sosial, masalah
keluarga, keuangan, masalah pribadi, dan sebagainya. Walaupun pada umumnya
masing-masing individu berhasil mengatasi dengan sempurna, sebagian lain masih
perlu mendapatkan bantuan.
Tanggung jawab
sekolah ialah membantu para siswa baik sebagai pribadi maupun sebagai calon
anggota masyarakat, dengan mendidik dan menyiapkan siswa agar berhasil menyesuaikan diri di masyarakat dan mampu menyelesaikan berbagai masalah
yang dihadapinya.
2.
Pedagogic
Sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah, pendidikan diartikan sebagai suatu usaha
radar untuk mengembangkan kepribadian yang berlangsung di sekolah maupun di
luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Sedangkan tujuan pendidikan
sebagaimana dikemukakan dalam GBHN adalah: "Untuk meningkatkan ketaqwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti,
memperkuat kepribadian, mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air,
agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya
sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa". Dan
pengertian dan tujuan di atas, jelas bahwa yang menjadi tujuan inti dari
pendidikan adalah perkembangan kepribadian secara optimal dan setiap anak didik
sebagai pribadi. Dengan demikian setiap kegiatan proses pendidikan diarahkan
kepada tercapainya pribadi-pribadi yang berkembang optimal sesuai dengan
potensi masing-masing. Untuk menuju tercapainya pribadi yang berkembang, maka
kegiatan pendidikan hendaknya bersifat menyeluruh yang tidak hanya berupa
kegiatan instruksional (pengajaran), akan tetapi meliputi kegiatan yang menjamin
bahwa setiap anak didik secara pribadi mendapat layanan sehingga akhirnya dapat
berkembang secara optimal. Kegiatan pendidikan yang diinginkan seperti tersebut
di atas, adalah kegiatan pendidikan yang ditandai dengan pengadministrasian
yang baik, kurikulum beserta proses belajar mengajar yang memadai, dan layanan
pribadi kepada anak didik melalui bimbingan.
Dalam hubungan inilah bimbingan
mempunyai peranan yang amat penting dalam pendidikan, yaitu membantu setiap
pribadi anak didik agar berkembang secara optimal. Dengan demikian maka hasil
pendidikan sesungguhnya akan tercermin pada pribadi anak didik yang berkembang
baik secara akademik, psikologis, maupun sosial.
3.
Psikologis
Dalam proses pendidikan di sekolah, siswa sebagai
subjek didik, merupakan pribadi-pribadi yang unik dengan segala
karakteristiknya. Siswa sebagai individu yang dinamis dan berada dalam proses
perkembangan, memiliki kebutuhan dan dinamika dalam interaksinya dengan lingkungannya. Sebagai pribadi yang unik,
terdapat perbedaan individual antara siswa yang satu dengan lainnya. Di
camping itu, siswa sebagai pelajar, senantiasa terjadi perubahan tingkah laku
sebagai hasil proses belajar.
B.
PELAKSANAAN PROGRAM LAYANAN BK DI SD
Berdasarkan
pasal 27 Peraturan Pemerintah Nomor 29/90, “Bimbingan merupakan bantuan yang
diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal
lingkungan, merencanakan masa depan.” (Depdikbud, 1994).
Selanjutnya
Prayitno (1983) mendefinisikan bahwa: Bimbingan merupakan bantuan yang
diberikan kepada seorang (individu) atau sekelompok orang agar mereka itu dapat
berkembang menjadi pribadi-pribadi yang mandiri. Kemandirian ini mencakup lima
fungsi pokok yang hendaknya dijalankan oleh pribadi mandiri, yaitu: (a)
mengenal diri sendiri dan lingkungannya, (b) menerima diri sendiri dan
lingkungan secara positif dan dinamis, (c) mengambil keputusan, (d) mengarahkan
diri, dan (e) mewujudkan diri. Dengan pengertian bimbingan di atas maka dapat
disimpulkan bahwa bimbingan merupakan proses pemberian bantuan kepada seseorang
atau sekelompok orang secara terus-menerus dan sistematis yang di lakukan oleh seorang guru pembimbing agar individu atau seseorang menjadi
pribadi yang mandiri dan positif.
Menurut Winkel
(2004) “Pengertian program bimbingan
dan konseling adalah suatu rangkaian kegiatan bimbingan yang terencana dan
terorganisasi dan terkoordinasi selama periode waktu tertentu.
Berdasarkan
pendapat Marsudi (2003) “program bimbingan dan konseling adalah
sederet kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan bimbingandan
konseling. Sederet kegiatan tersebut perlu di rencanakan sesuai dengan situasi
dan kondisi sekolah.”
Sedangkan
Berdasarkan kurikulum 2004 “Program bimbingan dan konseling merupakan
rencana kegiatan layanan dan kegiatan pendukung yang akan dilaksanakan
pada periode tertentu.
(Depdikbud,
2004:19). Menurut SK Mendikbud No. 025/0/1995 butir 1: Berdasarkan pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa program bimbingan dan konseling adalah suatu
kegiatan pelayanan bantuan kepada peserta didik atau siswa disekolah oleh guru
BK atau konselor secara terencana, terorganisir dan terkoordinasi yang
dilaksanakan pada periode tertentu, secara teratur dan berkesinambungan.
Jenis-jenis program menurut satuan waktu yang ada pada bimbingan dan konseling
berjumlah empat (4) program, yaitu: program tahunan, program bulanan,
program mingguan dan program harian. Di bawah ini diuraIkan keempat jenis
program tersebut. Program Tahunan merupakan program yang akan
dilaksanakan selama satu tahun ajaran pada tiap tingkatan kelas. Program ini
mengumpulkan seluruh kegiatan selama satu tahun, yang terbagi menjadi program
semesteran yang kemudian dibagi lagi menjadi laporan bulanan. Program Bulanan
adalah program yang waktu pelaksanaannya selama satu bulan dan
kegiatannya menyesuaikan dengan kebutuhan siswa. Program bulanan ini merupakan
rincian dari program semesteran. Program mingguan adalah kegiatan yang akan
dilakukan selama satu minggu, yang juga merupakan rincian dari program
bulanan.Program harian adalah Program yang akan diberikan guru BK untuk siswa
atau kelas asuh, yang biasanya terinci pada satuan layanan (satlan) dan atau satuan
pendukung (satkung).
C.
PERMASALAHAN DAN HAMBATAN PELAKSANAAN BK DI SD
Adapun permasalahan dan hambatan pelaksanaan BK di SD
adalah
1.
Tidak
adanya tenaga ahli dalam bidang BK
Karena tidak adanya tenaga ahli dalam bidang BK maka
pelaksanaan BK diambil oleh wali kelas, sehingga pelaksanaan pelayanan BK tidak
dapat terlaksana dengan baik.
2.
Kurangnya
pemahaman, pengetahuan dan wawasan guru terhadap karakter anak.
Tidak adanya pengtahuan serta wawasan tentang BK
mengakibatkan pelaksanaan BK tidak dapat berjalan dengan baik. Dan mengalami
berbagai hambatan bahkan tidak terlaksanakanya layanan BK di sekolah tersebut.
3.
Tidak
terfokusnya perhatian pada individu yang membutuhkan bantuan.
Tidak terfokusnya perhatian pada individu yang
membutuhkan bantuan dikarenakan terlalu penuhnya jadwal yang dimiliki oleh wali
kelas, karena segala sesuatunya di SD di tangani oleh wali kelas.
4.
Tidak
terancangnya program yang akan dilaksanakan.
Tidak terancangnya program yang akan dilaksanakan dikarenakan tidak
adanya perencanaan yang terstruktur untuk melaksanakan program layanan secara
terorganisir oleh phak sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar