Selasa, Maret 24

PERTUMBUHAN FISIK DAN MOTORIK / INTELEKTUAL REMAJA

Jumadi Tuasikal
 
1.      Pengertian Pertumbuhan Fisik Dan Motorik
         Pertumbuhan fisik adalah perumbuhan struktur tubuh manusia yang terjadi sejak masih dalam kandungan hingga ia dewasa. Proses perubahannya adalah menjadi panjang (pertumbuhan vertikal) dan menjadi tebal atau lebar (pertumbuhan horizontal) dalam suatu proporsi bentuk tubuh.
         Pertumbuhan berarti pula sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik (resam tubuh, keadaan jasmaniah) yang herediter / turun menurun dalam bentuk prosesaktif secara berkesinambungan.
             Hasil Pertumbuhan dapat berwujud:
a.       Badan bertambah besar
b.      Tubuh bertambah berat
c.       Tulang–tulang lebih besar, panjang, berat, dan kuat
d.      Perubahan system persyaratan
e.       Perubahan pada struktur jasmaniah lainnya.
       Pertumbuhan jasmaniah ini dapat diteliti dengan mengukur:
a.       Berat
b.      Panjang dan
c.       Ukuran lingkaran, misal : kepala, dada, pinggul, lengan, dan lain sebagainya.
            Dalam pertumbuhannya, macam – macam bagian tubuh itu mempuyai perbedaan tempo kecepatan.
            Perkembangan motorik adalah perkembangan mengontrol gerakan-gerakan tubuh melalui kegiatan-kegiatan yang terkoordinasikan antara susunan syaraf pusat, syaraf, dan otot. Proses tersebut dimulai dengan gerakan-gerakan kasar (gross movement) yang melibatkan bagian-bagian besar dari tubuh dalam fungsi  duduk, berjalan, lari, meloncat, dan lain-lain. Kemudian, dilanjutkan dengan koordinasi halus (finer coordination) yang melibatkan kelompok otot halus dalam fungsi meraih, memegang, melempar, menulis, menggambar, mewarna, dan lain-lain yang kedua-duanya diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan anak tidak berlangsung secara mekanis – otomatis, sebab perkembangan tersebut sangat tergantung pada beberapa faktor secara simultan, yaitu:
a.       Faktor Herediter (Warisan sejak lahir, bawaan)
b.      Faktor Lingkungan yang menguntungkan, atau yang merugikan
c.       Kematangan fungsi – fungsi organis dan fugsi - fungsi psikis, dan
d.      Aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan, kemampuan seleksi, bisa menolak atau menyetujui, punya emosi, serta usaha membangun diri sendiri.

2.      Kekhasan Pertumbuhan Fisik Dan Motorik Remaja
Faktor-faktor internal dan eksternal yang semuanya ikut memengaruhi pertumbuhan individu mudah dimengerti bahwa pertumbuhan fisik dan motorik akan sangat bervariasi. Perbedaan faktor keturunan, kondisi kesehatan, gizi makanan, dan stimulasi lingkungan menyebabkan perbedaan pertumbuhan fisik individu. Anak yang selalu sehat dengan makanan yang cukup mengandung gizi akan menunjukkan pertumbuhan fisik yang lebih cepat daripada anak yang sering sakit-sakitan dan kekurangan gizi.
3.      Permasalahan Berkaitan dengan Pertumbuhan Fisik
Pada masa remaja ditandai dengan adanya pertumbuhan fisik yang cepat. Keadaan fisik pada masa remaja dipandang sebagai suatu hal yang penting, namun ketika keadaan fisik tidak sesuai dengan harapannya (ketidaksesuaian antara body image dengan self picture) dapat menimbulkan rasa tidak puas dan kurang percaya diri. Begitu juga, perkembangan fisik yang tidak proporsional. Kematangan organ reproduksi pada masa remaja membutuhkan upaya pemuasan dan jika tidak terbimbing oleh norma-norma dapat menjurus pada penyimpangan perilaku seksual.
Karena sedang terjadi perubahan beberapa kelenjar pertumbuhan yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam bentuk ukuran tubuhnya, anak-anak remaja ini secara fisik sering merasa sangat tidak nyaman, sering mengeluh, gelisah, nafsu makan berkurang, mengalami gangguan pencernaan, sakit kepala, sakit punggung, dan sebagainya karena tubuhnya bertambah besar dan panjang. Gangguan ini lebih banyak menghinggapi anak perempuan daripada anak laki-laki.
Anak-anak remaja terlalu memerhatikan keadaan tubuhnya yang sedang mengalami proses perubahan. Tanggapan atas perubahan dirinya itu dapat digolongkan menjadi dua, yaitu mereka yang terlalu memerhatikan normal atau tidak dirinya dan mereka yang terlalu memikirkan tepat atau tidaknya kehidupan kelaminnya. Jika mereka memerhatikan teman sebayanya, kemudian dirinya berebeda dari mereka maka akan muncul pikiran tentang normal tidaknya dirinya. Misalnya, perbedaan dalam hal kecepatan pertumbuhan dapat menimbulkan kekhawatiran dalam dirinya. Anak-anak yang cepat dan lebih awal tumbuh sering merasa khawatir bahwa pada masa dewasanya nanti, tubuhnya akan terlalu besar dan tinggi, sedangkan anak yang mulai tumbuh pendek sampai dewasa akan an kehidupan merasa khawatir pertumbuhan dan kehidupan kelaminnya tidak akan berkembang secara normal.

4.      Usaha-Usaha Sekolah dalam Mengaktivasi Pertumbuhan fisik dan Motorik Remaja
 Dalam batas-batas tertentu, percepatan pertumbuhan fisik dan motorik dapat dibantu dengan berbagai usaha atau stimulasi secara sistematis, antara lain sebagai berikut:
 a.       Menjaga Kesehatan Badan
      Kebiasaan hidup sehat, bersih, dan olahraga secara teratur akan dapat membantu manjaga kesehatan pertumbuhan tubuh. Namun, apabila ternyata masih terkena penyakit, haruslah segera diupayakan agae lekas sembuh. Sebab kesehatan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik.
 b.      Memberi Makanan yang Baik
      Makanan yang baik ialah makanan yang banyak mengandung gizi, segar dan sehat, serta tidak tercemar oleh kotoran atau penyakit. Baik buruknya makanan yang dimakan oleh anak yang akan menentukan pula kecepatan pertumbuhan fisik yang cepat.

Perkembangan Intelektual Remaja
 1.      Pengertian Perkembangan Intelektual Remaja
Istilah intelek berasal dari bahasa inggris intellect yang menurut Chaplin (1981) diartikan sebagai:
a.       Proses kognitif, proses berfikir, daya menghubungkan, kemampuan menilai, dan kemampuan mempertimbangkan;
b.      Kemampuan mental atau inteligensi.
            Menurut Mahfudin Shalahudin (1989) dinyatakan bahwa “intelek” adalah akal budi atau inteligensi yang berarti kemampuan untuk meletakkan hubungan proses berfikir. Selanjutnya, dikataakan bahwa orang yang intelligent adalah orang yang dapat menyelesaikan persoalaan dalam waktu yang lebih singkat, memahaami masalahnya lebih cepat dan cermat, serta mampu bertindak cepat.
            Istilah Inteligensi, semula berasal dari bahasa Latin intelligere yang berarti menghubungkan atau menyatukan satu sama lain (Bimo Walgito, 1981). Menurut William Stern, salah seorang pelopor dalam penelitian inteligensi, mengatakan bahwa inteligensi adalah kemampuan untuk menggunakan secara tepat alat-alat bantu dan pikiran guna menyesuaikan diri terhadap tuntutan-tuntutan baru (Kartini Kartono,1984). Sedangkan Leis Hedison Terman berpendapat bahwa inteligensi adalah kesanggupan untuk belajar secara abstrak (Patty F, 1982).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian intelek tidak berbeda dengan pengertian inteligensi yang memiliki arti kemampuan untuk melakukan abstraksi, serta berpikir logis dan cepat sehingga dapat bergerak dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru.
            Jean Piaget mendefinisikan intellect adalah akal budi berdasarkan aspek-aspek kognitifnya, khususnya proses berfikir yang lebih tinggi (Bybee dan Sund,1982). Sedangkan intelligence atau inteligensi menurut Jean Piaget diartikan sama dengan kecerdasan, yaitu seluruh kemampuan berfikir dan bertindak secara adaptif, termasuk kemampuan mental yang komplek seperti berfikir, mempertimbangkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan menyelesaikan persoalan-persoalan. Jean Piaget mengatakan bahwa inteligensi adalah seluruh kemungkinan koordinasi yang memberi struktur kepada tingkah laku suatu organisme sebagai adaptasi mental terhadap situasi baru. Dalam arti sempit, inteligensi seringkali diartikan sebagai inteligensi operasional, termasuk pula tahapan-tahapan yang sejak dari periode sensorimotoris sampai dengan operasional formal.

2.      Tahap-Tahap Perkembangan Intelektual
Jean Piaget (Bybee dan Sund, 1982) membagi perkembangan intelek/kognitif menjadi empat tahapan sebagai berikut.
a.       Tahap Sensori-Motoris
      Tahap ini dialami pada usia 0-2 tahun. Pada tahap ini, anak berada dalam suatu masa pertumbuhan yang ditandai oleh kecenderungan-kecenderungan sensori-motoris yang sangat jelas. Segala perbuatan merupakan perwujudan dan proses pematangan aspek sensori-motoris tersebut.
b.      Tahap Praoperasional
      Tahap ini berlangsung pada usia 2-7 tahun. Tahap ini disebut juga tahap intuisi sebab perkembangan kognitifnya memperlihatkan kecenderungan yang ditandai oleh suasana intuitif. Artinya, semua perbuatan rasionalnya tidak didukung oleh pemikiran tetapi oleh unsur perasaan, kecenderungan alamiah, sikap-sikap yang diperoleh dari orang-orang bermakna, dan lingkungan sekitarnya.
 c.       Tahap Operasional Konkret
      Tahap ini berlangsung antara usia 7-11 tahun. Pada tahap ini, anak mulai menyesuaikan diri dengan realitas konkret dan sudah mulai berkembang rasa ingin tahunya. Pada tahap ini, menurut Piaget (Bybee dan Sund, 1982), interaksinya dengan lingkungan, termasuk dengan orang tuanya, sudah semakin berkembang dengan baik karena egosentrisnya sudah semakin berkurang anak sudah dapat mengamati, menimbang,mengevaluasi, dan menjelaskan pikiran-pikiran orang lain dalam cara-cara yang kurang egosentris dan lebih objektif.
 d.      Tahap Operasional Formal
      Tahap ini dialami oleh anak pada usia 11 tahun ke atas. Pada masa ini, anak telah mampu mewujudkan suatu keseluruhan dalam pekerjaannya yang merupakan hasil dari berpikir logis. Aspek perasaan dan moralnya juga telah berkembang sehingga dapat mendukung penyelesaian tugas-tugasnya.

3.      Kekhasan Perkembangan Intelektual Remaja
Secara hereditas, individu memiliki potensi yang dapat menyebabkan perbedaan dalam perkembangan berpikir mereka. Berkembang atau tidaknya potensi tersebut tergantung pada lingkungan. Ini berarti bahwa apakah anak akan mempunyai kemampuan berpikir normal, di atas normal, atau di bawah normal sangat tergantung pada lingkungan.
            Manusia memiliki perbedaan satu sama lain dalam berbagai aspek, antara lain dalam bakat, minat, kepribadian, keadaan jasmani, keadaan sosial, dan juga inteligensinya. Perbedaan itu akan tampak jika diamati dalam proses belajar mengajar didalam kelas. Ada peserta didik yang cepat, ada yang lambat, dan ada pula yang sedang dalam penguasaan materi pelajaran. Ada siswa yang tingkah lakunya baik dan ada pula siswa yang kurang baik.
Perbedaan individual dalam perkembangan intelek menunjuk kepada perbedaan dalam kemampuan dan kecepatan belajar. Perbedaan-perbedaan individual peserta didik akan tercermin pada sifat-sifat atau ciri-ciri mereka dalam kemampuan, keterampilan, sikaap dan kebiasaan belajar, serta kualitas proses dan hasil belajar baik dari segi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

4.      Usaha-Usaha Sekolah dalam Mengaktivasi Perkembangan Intelektual Remaja
             Ikhtiar pendidikan, khususnya melalui proses pembelajaran, guna mengembangkan kemampuan intelektual peserta didik adalah kesadaran pendidikan terhadap kemampuan intelektual setiap peserta didik harus dipupuk dan dikembangkan agar potensi yang dimiliki setiap individu terwujud sesuai dengan perbedaan masing-masing. Menurut Conny Semiawan (1984), penciptaan kondisi lingkungan yang kondusif bagi pengembangan kemampuan intelektual anak yang di dalamnya menyangkut keamanan psikologis dan kebebasan psikologis merupakan faktor yang sangat penting.
            Kondisi psikologis yang perlu diciptakan agar peserta didik merasa aman secara psikologis sehingga mampu mengembangkan kemampuan intelektualnya adalah sebagai berikut.
 a.       Pendidik menerima peserta didik secara positif sebagaimana adanya tanpa syarat.
b.      Pendidik menciptakan suasana di mana peserta didik tidak merasa terlalu dinilai oleh orang lain.
Pendidik memberikan pengertian dalam arti dapat memahami pemikiran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TEORI PERKEMBANGAN KARIR: KRUMBOLTZ SERTA APLIKASINYA

Jumadi Mori Salam Tuasikal, M.Pd A.    Konsep Dasar             Jika kita bicara mengenai bimbingan karir melalui pendekatan pemilihan...