Jumadi Tuasikal
A.
Pengertian
Konsep Diri
Konsep diri dapat didefinisikan secara umum sebagai
keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang terhadap dirinya.
Definisi
yang lebih rinci lagi adalah sebagai berikut:
1. Seifert dan Hoffnung (1994),
misalnya, mendefinisikan konsep diri sebagai “suatu pemahaman mengenai diri
atau ide tentang konsep diri.“.
2. Santrock (1996) menggunakan istilah
konsep diri mengacu pada evaluasi bidang tertentu dari konsep diri.
3. Atwater (1987) menyebutkan bahwa
konsep diri adalah keseluruhan gambaran diri, yang meliputi persepsi seseorang
tentang tentang diri, perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai yang berhubungan
dengan dirinya.
4. Menurut Burns (1982), konsep diri
adalah hubungan antara sikap dan keyakinan tentang diri kita sendiri. Sedangkan
Pemily (dalam Atwater, 1984), mendefisikan konsep diri sebagai sistem yang
dinamis dan kompleks diri keyakinan yang dimiliki seseorang tentang dirinya,
termasuk sikap, perasaan, persepsi, nilai-nilai dan tingkah laku yang unik dari
individu tersebut.
5. Cawagas (1983) menjelaskan bahwa
konsep diri mencakup seluruh pandangan individu akan dimensi fisiknya,
karakteristik pribadinya, motivasinya, kelemahannya, kelebihannya atau
kecakapannya, kegagalannya, dan sebagainya.
6. Stuart dan
Sudeen (1998), konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian
yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam
berhubungan dengan orang lain.
7. Secara
keseluruhan dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah cara seseorang untuk
melihat dirinya secara utuh dengan semua ide, pikiran, kepercayaan, dan
pendirian yang diketahui individu dalam berhubungan dengan orang lain.
B. Jenis-Jenis
Konsep Diri
1. Menurut R.B.Bums (1993)
Konsep diri terbagi atas konsep diri yang negative dan
konsep diri yang positif R.B.Burns,1993 (dalam inge hutagalung,2007).
Karakteristik mengenai konsep diri yang negative secara umum tercermin dari
keadaan diri sebagai berikut;
a. orang yang memiliki konsep diri
positif menunjukkan karakteristik sebagai berikut:
1.
Merasa
mampu mengatasi masalah. Pemahaman diri terhadap kemampuan subyektif untuk
mengatasi persoalan-persoalan obyektif yang dihadapi.
2.
Merasa
setara dengan orang lain. Pemahaman bahwa manusia dilahirkan tidak
denganmembawa pengetahuan dan kekayaan. Pengetahuan dan kekayaan didapatkan
dari proses belajar dan bekerja sepanjang hidup. Pemahaman tersebut
menyebabkanindividu tidak merasa lebih atau kurang terhadap orang lain.
3.
Menerima
pujian tanpa rasa malu. Pemahaman terhadap pujian, atau penghargaan layak
diberikan terhadap individu berdasarkan dari hasil apa yang telah
dikerjakansebelumnya.
4.
Merasa
mampu memperbaiki diri. Kemampuan untuk melakukan proses refleksi diriuntuk
memperbaiki perilaku yang dianggap kurang.
b. Sedangkan orang yang memiliki konsep diri yang negatif menunjukkan
karakteristik sebagai berikut:
1.
Peka
terhadap kritik. Kurangnya kemampuan untuk menerima kritik dari orang.
2.
Bersikap
responsif terhadap pujian. Bersikap yang berlebihan terhadap tindakan yangtelah
dilakukan, sehingga merasa segala tindakannya perlu mendapat penghargaan.
3.
Cenderung
merasa tidak disukai orang lain. Perasaan subyektif bahwa setiap oranglain
disekitarnya memandang dirinya dengan negatif.
4.
Mempunyai
sikap hiperkritik. Suka melakukan kritik negatif secara berlebihanterhadap
orang lain.
5.
Mengalami
hambatan dalam interaksi dengan lingkungan sosialnya. Merasa kurang mampu dalam
berinteraksi dengan orang-orang lain.
2. Menurut
Hurlock (1974)
a. Konsep
diri dasar
Meliputi persepsi mengenai :
penampilan, kemampuan, peran status dalam kehidupan, nilai-nilai, kepercayaan
(serta aspirasinya).
b. Konsep
diri sementara
Konsep diri yang dapat hilang
apabila di sikon dan tempat berbeda, konsep diri yang timbul dari interaksi
lingkungan, dipengaruhi suasana hati, emosi dan pengalaman baru
Konsep
diri berdasarkan cara seseorang mempercayai persepsi orang lain tentang
dirinya. Misalnya masyarakat mengatakan dia nakal, maka onsep
dirinya akan seperti itu.
d. Konsep
diri ideal
Konsep diri yang terbentuk dari
persepsi seseorang dan keyakinannya oleh apa yang kelak terjadi pada dirinya di
masa yang akan datang. Berhubungan dengan keadaan fisik dan psikologinya.
C.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Konsep Diri
Burns (1993)
menyebutkan bahwa secara garis besar ada lima faktor yang mempengaruhi
perkembangan konsep diri, yaitu :
1. citra fisik,
merupakan evaluasi terhadap diri secara fisik.
2. bahasa,
yaitu kemampuan melakukan konseptualisasi dan verbalisasi.
3. umpan balik
dari lingkungan.
4. identifikasi
dengan model dan peran jenis yang tepat.
5. pola asuh
orang tua.
Hurlock
(1973) yang mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
konsep diri di antaranya adalah ;
1. Fisik.
2. pakaiannama
dan nama panggilan.
3. Intelegensi.
4. tingkat
aspirasi.
5. Emosi.
6. budaya.
7. sekolah dan
perguruan tinggi.
8. status
sosial ekonomi, dan keluarga.
Menurut
Lerner dan Spanier (dalam Nuryoto, 1993), perkembangan seseorang selain
ditentukan oleh kondisi dirinya, juga dikaitkan dengan kehidupan kelompok dalam
lingkungan masyarakatnya pada setiap tahap perkembangan yang dilaluinya.
Garbarino (1992) mengemukakan bahwa pada prinsipnya dalam
proses perkembangan manusia bisa dilihat dalam perspektif ekologi. Dalam
perspektif ini individu berintraksi dengan lingkungan. Interaksi tersebut
mebuat kedua elemen saling memperngaruhi satu sama lain dan membentuk sistem
dalam beberapa tingkatan, yang terdiri dari microsystems, mesosystems,
exosystems, dan macrosystems.
Mycrosystems adalah realita psikologis dari kehidupan nyata
yang dialami oleh individu sehari-harinya.Mikrosistem terdiri dari lingkungan
fisik tempat individu berada, lingkungan sosial di sekitar individu, dan
interaksi antara kedua lingkungan di mana individu ikut berpartisipasi.Pada
anak-anak ukuran mycrosystem relatif kecil karena hanya terdiri dari tempat
tinggalnya, dengan siapa orang-orang-orang yang tinggal bersamanya, dan juga
bagaimana mereka berinteraksi.
Seiring dengan pertambahan usia anak maka ukuran mycrosystem
akan semakin besar dan individu mulai mengenal mesosystems-nya. Mesosystems
adalah hubungan antara mikrosistem di mana individu yang sedang berkembang dan
mengalami kenyataan hidup. Semakin kuat dan lengkap jaringan di antara setting
realita maka mesosistem akan semakin kuat dalam mempengaruhi perkembangan
individu.
Di luar mesosistem masih ada exosystems, yaitu situasi yang
mempengaruhi orang-orang terdekat anak tanpa melibatkan anak untuk
berpartisipasi langsung dalam situasi tersebut.Lingkungan pekerjaan orang tua
dan rapat-rapat di sekolah adalah contoh exosystems.Sedangkan sistem dengan
tingkat paling tinggi adalah macrosystems yaitu ideologi, budaya, yang
melingkupi mesosistem dan exosistem.
Dari uraian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi konsep
diri di atas, dapat disimpulkan bahwa semua faktor tersebut tercakup dalam tiga
perkembangan khas pada remaja, yaitu fisik, psikis, dan sosial.Ketiga
perkembangan itu saling berkait dalam pembentukan konsep diri.
Menurut Stuart dan Sudeen ada beberapa faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan konsep diri.Faktor-foktor tersebut terdiri dari teori
perkembangan, Significant Other (orang yang terpenting atau yang terdekat) dan
Self Perception (persepsi diri sendiri).
1. Teori
perkembangan
Konsep
diri belum ada waktu lahir, kemudian berkembang secara bertahap sejak lahir
seperti mulai mengenal dan membedakan dirinya dan orang lain. Dalam melakukan
kegiatannya memiliki batasan diri yang terpisah dari lingkungan dan berkembang
melalui kegiatan eksplorasi lingkungan melalui bahasa, pengalaman atau
pengenalan tubuh, nama panggilan, pangalaman budaya dan hubungan interpersonal,
kemampuan pada area tertentu yang dinilai oleh diri sendiri atau masyarakat
serta aktualisasi diri dengan merealisasi potensi yang nyata.
2. Significant
Other( orang yang terpenting atau yang terdekat
)
Dimana
konsep diri dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain, belajar
diri sendiri melalui cermin orang lain yaitu dengan cara pandangan diri
merupakan interprestasi diri pandangan orang lain terhadap diri, anak sangat
dipengaruhi orang yang dekat, remaja dipengaruhi oleh orang lain yang dekat
dengan dirinya, pengaruh orang dekat atau orang penting sepanjang siklus hidup,
pengaruh budaya dan sosialisasi.
3. Self
Perception( persepsi
diri sendiri )
Yaitu
persepsi individu terhadap diri sendiri dan penilaiannya, serta persepsi
individu terhadap pengalamannya akan situasi tertentu. Konsep diri dapat
dibentuk melalui pandangan diri dan pengalaman yang positif.Sehingga konsep
merupakan aspek yang kritikal dan dasar dari prilaku individu.Individu dengan
konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih efektif yang dapat berfungsi
lebih efektif yang dapat dilihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan
intelektual dan penguasaan lingkungan. Sedangkan konsep diri yang negatif dapat
dilihat dari hubungan individu dan sosial yang terganggu.
D.
Usaha Guru Dalam Menunjang Perkembangan
Konsep Diri Remaja
Situasi sekolah
yang dimaksudkan ditunjukkan oleh ada guru yang menyikapi siswa dengan:
1. Memberi
penguatan (reinforcement) dan menciptakan situasi belajar yang member
kesempatan bagi siswa memperoleh penguatan.
2. Memberikan
sokongan dan menciptakan situasi yang menyebabkan keputusan atau kegiatan siswa
tersokong atau tersetujui.
3. Selalu berfikir
positif tentang penampilan, prestasi belajar dan permasalahan mahasiswa.
4. Menciptakan
situasi yang memungkinkan siswa merasa sukses melalui pengalaman belajar yang
sukses yaitu belajar dengan siswa aktif.
5. Menghargai
usaha siswa melebihi hasil, bukan memberikan penghargaan dari apa yang bukan
hasil usaha mereka.
6. Berusaha
mngembangkan bakat dan keterampilan siswa, sehingga mereka merasa berguna dan
berarti.
7. Suka menyokong
dan memberikan penghargaan bukan mencela dan menyalahkan.
8. Tidak suka
bahkan tidak ingin memberikan penilaian sebelum siswanya memahami dan menguasai
berbagai konsep yang diajarkan.
9. Hubungan social
guru dan siswa yang hangat, bukan mengkritik, mencela atau menghukum.
10. Lingkungan
sekolah membuat program-program penampilan fisik yang lebih menarik untuk
remaja pria dan wanita.
11. Lingkungan
sekolah yang menimbulkan perasaan sukses dalam diri setiap siswa dengan
berbagai cara.
12. Berfikir
positif dalam menilai penampilan fisik dan psikis siswa.
13. Lingkungan
sekolah dapat melakukan terapi psikologis, yaitu membicarakan secra rasional
perasaan mereka tentang diri mereka dan menghancurkan irrational-believe mereka
tentang diri mereka sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar