Senin, Maret 23

KONSEP DIRI REMAJA



Jumadi Tuasikal
A.    Pengertian Konsep Diri
Konsep diri dapat didefinisikan secara umum sebagai keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang terhadap dirinya.
Definisi yang lebih rinci lagi adalah sebagai berikut:
1.      Seifert dan Hoffnung (1994), misalnya, mendefinisikan konsep diri sebagai “suatu pemahaman mengenai diri atau ide tentang konsep diri.“.
2.      Santrock (1996) menggunakan istilah konsep diri mengacu pada evaluasi bidang tertentu dari konsep diri.
3.      Atwater (1987) menyebutkan bahwa konsep diri adalah keseluruhan gambaran diri, yang meliputi persepsi seseorang tentang tentang diri, perasaan, keyakinan, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan dirinya.
4.      Menurut Burns (1982), konsep diri adalah hubungan antara sikap dan keyakinan tentang diri kita sendiri. Sedangkan Pemily (dalam Atwater, 1984), mendefisikan konsep diri sebagai sistem yang dinamis dan kompleks diri keyakinan yang dimiliki seseorang tentang dirinya, termasuk sikap, perasaan, persepsi, nilai-nilai dan tingkah laku yang unik dari individu tersebut.
5.      Cawagas (1983) menjelaskan bahwa konsep diri mencakup seluruh pandangan individu akan dimensi fisiknya, karakteristik pribadinya, motivasinya, kelemahannya, kelebihannya atau kecakapannya, kegagalannya, dan sebagainya.
6.      Stuart dan Sudeen (1998), konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain.
7.      Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah cara seseorang untuk melihat dirinya secara utuh dengan semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui individu dalam berhubungan dengan orang lain.

B.     Jenis-Jenis Konsep Diri
1.      Menurut R.B.Bums (1993)
Konsep diri terbagi atas konsep diri yang negative dan konsep diri yang positif R.B.Burns,1993 (dalam inge hutagalung,2007). Karakteristik mengenai konsep diri yang negative secara umum tercermin dari keadaan diri sebagai berikut;
a.       orang yang memiliki konsep diri positif menunjukkan karakteristik sebagai berikut:
1.      Merasa mampu mengatasi masalah. Pemahaman diri terhadap kemampuan subyektif untuk mengatasi persoalan-persoalan obyektif yang dihadapi.
2.      Merasa setara dengan orang lain. Pemahaman bahwa manusia dilahirkan tidak denganmembawa pengetahuan dan kekayaan. Pengetahuan dan kekayaan didapatkan dari proses belajar dan bekerja sepanjang hidup. Pemahaman tersebut menyebabkanindividu tidak merasa lebih atau kurang terhadap orang lain.
3.      Menerima pujian tanpa rasa malu. Pemahaman terhadap pujian, atau penghargaan layak diberikan terhadap individu berdasarkan dari hasil apa yang telah dikerjakansebelumnya.
4.      Merasa mampu memperbaiki diri. Kemampuan untuk melakukan proses refleksi diriuntuk memperbaiki perilaku yang dianggap kurang.
b.      Sedangkan orang yang memiliki konsep diri yang negatif menunjukkan karakteristik sebagai berikut:
1.      Peka terhadap kritik. Kurangnya kemampuan untuk menerima kritik dari orang.
2.      Bersikap responsif terhadap pujian. Bersikap yang berlebihan terhadap tindakan yangtelah dilakukan, sehingga merasa segala tindakannya perlu mendapat penghargaan.
3.      Cenderung merasa tidak disukai orang lain. Perasaan subyektif bahwa setiap oranglain disekitarnya memandang dirinya dengan negatif.
4.      Mempunyai sikap hiperkritik. Suka melakukan kritik negatif secara berlebihanterhadap orang lain.
5.      Mengalami hambatan dalam interaksi dengan lingkungan sosialnya. Merasa kurang mampu dalam berinteraksi dengan orang-orang lain.
2.      Menurut Hurlock (1974)
a.       Konsep diri dasar
Meliputi persepsi mengenai : penampilan, kemampuan, peran status dalam kehidupan, nilai-nilai, kepercayaan (serta aspirasinya).
b.      Konsep diri sementara
Konsep diri yang dapat hilang apabila di sikon dan tempat berbeda, konsep diri yang timbul dari interaksi lingkungan, dipengaruhi suasana hati, emosi dan pengalaman baru
Konsep diri berdasarkan cara seseorang mempercayai persepsi orang lain tentang dirinya. Misalnya masyarakat mengatakan dia nakal, maka onsep dirinya akan seperti itu.
d.      Konsep diri ideal
Konsep diri yang terbentuk dari persepsi seseorang dan keyakinannya oleh apa yang kelak terjadi pada dirinya di masa yang akan datang. Berhubungan dengan keadaan fisik dan psikologinya.

C.    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri
Burns (1993) menyebutkan bahwa secara garis besar ada lima faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri, yaitu :
1.      citra fisik, merupakan evaluasi terhadap diri secara fisik.
2.      bahasa, yaitu kemampuan melakukan konseptualisasi dan verbalisasi.
3.      umpan balik dari lingkungan.
4.      identifikasi dengan model dan peran jenis yang tepat.
5.      pola asuh orang tua.
Hurlock (1973) yang mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri di antaranya adalah ;
1.      Fisik.
2.      pakaiannama dan nama panggilan.
3.      Intelegensi.
4.      tingkat aspirasi.
5.      Emosi.
6.      budaya.
7.      sekolah dan perguruan tinggi.
8.      status sosial ekonomi, dan keluarga.
Menurut Lerner dan Spanier (dalam Nuryoto, 1993), perkembangan seseorang selain ditentukan oleh kondisi dirinya, juga dikaitkan dengan kehidupan kelompok dalam lingkungan masyarakatnya pada setiap tahap perkembangan yang dilaluinya.
Garbarino (1992) mengemukakan bahwa pada prinsipnya dalam proses perkembangan manusia bisa dilihat dalam perspektif ekologi. Dalam perspektif ini individu berintraksi dengan lingkungan. Interaksi tersebut mebuat kedua elemen saling memperngaruhi satu sama lain dan membentuk sistem dalam beberapa tingkatan, yang terdiri dari microsystems, mesosystems, exosystems, dan macrosystems.
Mycrosystems adalah realita psikologis dari kehidupan nyata yang dialami oleh individu sehari-harinya.Mikrosistem terdiri dari lingkungan fisik tempat individu berada, lingkungan sosial di sekitar individu, dan interaksi antara kedua lingkungan di mana individu ikut berpartisipasi.Pada anak-anak ukuran mycrosystem relatif kecil karena hanya terdiri dari tempat tinggalnya, dengan siapa orang-orang-orang yang tinggal bersamanya, dan juga bagaimana mereka berinteraksi.
Seiring dengan pertambahan usia anak maka ukuran mycrosystem akan semakin besar dan individu mulai mengenal mesosystems-nya. Mesosystems adalah hubungan antara mikrosistem di mana individu yang sedang berkembang dan mengalami kenyataan hidup. Semakin kuat dan lengkap jaringan di antara setting realita maka mesosistem akan semakin kuat dalam mempengaruhi perkembangan individu.
Di luar mesosistem masih ada exosystems, yaitu situasi yang mempengaruhi orang-orang terdekat anak tanpa melibatkan anak untuk berpartisipasi langsung dalam situasi tersebut.Lingkungan pekerjaan orang tua dan rapat-rapat di sekolah adalah contoh exosystems.Sedangkan sistem dengan tingkat paling tinggi adalah macrosystems yaitu ideologi, budaya, yang melingkupi mesosistem dan exosistem.
Dari uraian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri di atas, dapat disimpulkan bahwa semua faktor tersebut tercakup dalam tiga perkembangan khas pada remaja, yaitu fisik, psikis, dan sosial.Ketiga perkembangan itu saling berkait dalam pembentukan konsep diri.
Menurut Stuart dan Sudeen ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri.Faktor-foktor tersebut terdiri dari teori perkembangan, Significant Other (orang yang terpenting atau yang terdekat) dan Self Perception (persepsi diri sendiri).
1.      Teori perkembangan
Konsep diri belum ada waktu lahir, kemudian berkembang secara bertahap sejak lahir seperti mulai mengenal dan membedakan dirinya dan orang lain. Dalam melakukan kegiatannya memiliki batasan diri yang terpisah dari lingkungan dan berkembang melalui kegiatan eksplorasi lingkungan melalui bahasa, pengalaman atau pengenalan tubuh, nama panggilan, pangalaman budaya dan hubungan interpersonal, kemampuan pada area tertentu yang dinilai oleh diri sendiri atau masyarakat serta aktualisasi diri dengan merealisasi potensi yang nyata.
2.      Significant Other( orang yang terpenting atau yang terdekat )
Dimana konsep diri dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain, belajar diri sendiri melalui cermin orang lain yaitu dengan cara pandangan diri merupakan interprestasi diri pandangan orang lain terhadap diri, anak sangat dipengaruhi orang yang dekat, remaja dipengaruhi oleh orang lain yang dekat dengan dirinya, pengaruh orang dekat atau orang penting sepanjang siklus hidup, pengaruh budaya dan sosialisasi.
3.      Self Perception( persepsi diri sendiri )
Yaitu persepsi individu terhadap diri sendiri dan penilaiannya, serta persepsi individu terhadap pengalamannya akan situasi tertentu. Konsep diri dapat dibentuk melalui pandangan diri dan pengalaman yang positif.Sehingga konsep merupakan aspek yang kritikal dan dasar dari prilaku individu.Individu dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih efektif yang dapat berfungsi lebih efektif yang dapat dilihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan. Sedangkan konsep diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan individu dan sosial yang terganggu.

D.    Usaha Guru Dalam Menunjang Perkembangan Konsep Diri Remaja
Situasi sekolah yang dimaksudkan  ditunjukkan oleh ada guru yang menyikapi siswa dengan:
1.      Memberi  penguatan (reinforcement) dan menciptakan situasi belajar  yang member kesempatan bagi siswa memperoleh penguatan.
2.      Memberikan sokongan dan menciptakan situasi yang menyebabkan keputusan atau kegiatan siswa tersokong atau tersetujui.
3.      Selalu berfikir positif tentang penampilan, prestasi belajar dan permasalahan mahasiswa.
4.      Menciptakan situasi yang memungkinkan siswa merasa sukses melalui pengalaman belajar yang sukses yaitu belajar dengan siswa aktif.
5.      Menghargai usaha siswa melebihi hasil, bukan memberikan penghargaan dari apa yang bukan hasil usaha mereka.
6.      Berusaha mngembangkan bakat dan keterampilan siswa, sehingga mereka merasa berguna dan berarti.
7.      Suka menyokong dan memberikan penghargaan bukan mencela dan menyalahkan.
8.      Tidak suka bahkan tidak ingin memberikan penilaian sebelum siswanya memahami dan menguasai berbagai konsep yang diajarkan.
9.      Hubungan social guru dan siswa yang hangat, bukan mengkritik, mencela atau menghukum.
10.  Lingkungan sekolah membuat program-program penampilan fisik yang lebih menarik untuk remaja pria dan wanita.
11.  Lingkungan sekolah yang menimbulkan perasaan sukses dalam diri setiap siswa dengan berbagai cara.
12.  Berfikir positif dalam menilai penampilan fisik dan psikis siswa.
13.  Lingkungan sekolah dapat melakukan terapi psikologis, yaitu membicarakan secra rasional perasaan mereka tentang diri mereka dan menghancurkan irrational-believe mereka tentang diri mereka sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TEORI PERKEMBANGAN KARIR: KRUMBOLTZ SERTA APLIKASINYA

Jumadi Mori Salam Tuasikal, M.Pd A.    Konsep Dasar             Jika kita bicara mengenai bimbingan karir melalui pendekatan pemilihan...