Selasa, Maret 24

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN MENURUT BEBERAPA TEORI


                                                                     Jumadi Tuasikal

Teori belajar adalah teori yang pragmatik dan eklektif, teori yang bersifat seperti ini bisa dipastikan tidak memiliki sifat ekstrim atau yang secara khusus menekankan pada aspek guru, siswa atau kurikulumnya saja. Penggolongan tentang teori-teori belajar sangat bervariasi antara penulis yang satu dengan penulis yang lain. Ada yang mengelompokkan teori belajar menurut berbagai aliran psikologis yang mempengaruhinya. Ada pula yang mengelompokkkan berdasrakan titik fokus dari teori- teori tersebut, sebenarnya berdasarkan apapun penggolongan tersebut tidak lah penting, tapi bagaimana pun juga penggolongan merupakan usaha untuk menyederhanakan permasalahan dan mempermudah pembahasannya. Beberapa aliran atau golongan dari teori belajar:

A.    BEHAVIORISTIK
Mereka berpendapat bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran (reward) atau penguatan (reinforcement) dari lingkungan. Pelopor teori ini adalah Thorndike, Ivan Pavlov, Watson dan Guthrie. Jadi belajar menurut teori ini adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi stimulus dan respon, atau lebih tepat perubahan yang dialami oleh siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon.
1.      Thorndike
Belajar adalah proses interaksi antar stimulus dan respon. Jelasnya menurut Thorndike perubahan tingkah laku itu berwujud konkrit dan non konkrit. 
2.      Watson
Menurut Watson stimulus dan respon haruslah berbentuk tingkah laku yang bisa di amati. Dengan kata lain Watson mengabaikan perubahan mental yang terjadi dalam belajar.
3.      Clark hull
Menurut Hull kebutuhan biologis dan pemenuhan kebutuhan biologis menempati posisi sentral stimulus meskipun responnya dalam bentuk berbeda-beda.
 4.      Edwin Guthrie
Yang terpenting dalam teori Guthrie ini adalah stimulus dan respon cendrung bersifat sementara. Karena itulah stimulus hendaklah diberikan sesering mungkin agar hubungannya dengan respon langsung.
5.      B.f. Skinner
Menurut Skinner untuk memahami tingkah laku siswa secara lengkap kita harus memahami hubungan antar stimulus yang satu dengan stimulus yang lainnya, memahami respon itu sendiri dan berbagai konsekwensi yang diakibatkan oleh respon tersebut.
Aplikasi teori belajar behavioristik
              i.                  Membentuk tujuan instruksional
            ii.                  Menganalisis lingkungan kelas
          iii.                  Menentukan materi pelajaran
          iv.                  Memecah materi pelajaran jadi bagian-bagian yang kecil
            v.                  Menyajikan materi pelajaran

B.     KOGNITIF
Teori ini lebih mementingkan proses belajar dari pada hasilnya. Bagi penganut teori ini belajar tidak hanya proses, interaksi antar stimulus dan respon tapi lebih dari itu, belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Menurut teori ini ilmu pengetahuan di bangun dalam diri seseorang melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkunganya.
Jadi menurut aliran kognitif ini tingkah laku individu senantiasa didasarkan pada kognisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan situasi dimana tingkah laku itu terjadi, dalam situasi belajar individu harus terlibat langsung yang pada akhirnya ia akan memperoleh insight untuk memecahkan masalah. Penganut aliran kognitif
1.      Jean piaget
Tiga tahap proses belajar yakni asimilasi, akomodasi, dan equilibrasi. Asimilasi adalah penyatuan informasi baru ke struktrur kognitif yang sudah ada dalam benak siswa. Akomodasi  adalah penyesuaian struktur kognitif yang sudah ada ke dalam benak siswa. Sedangkan equilibrasi adalah penyesuaian yang berkesinambungan antara akomodasi dan asimilasi.
2.      Ausubel
Siswa akan belajar dengan baik jika pengatur kemajuan belajar (Advance Organizer) didefenisikan dan di presentasikan dengan baik kepada siswa. Advance organizer ini adalah konsep yang mewadahi isi pelajaran. Tiga manfaat Advance Organizer
1.      Menyediakan kerangka konseptual dalam materi pelajaran
2.      Dapat menjadi jembatan penghubung antara yang dipelajari siswa saat itu dan yang akan dipelajarinya
3.      Membantu siswa memahami bahan belajar secara lebih mudah.
b.Bruner
Teori ini disebut juga Free Discovery learning. Menurut teori ini proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menemukan suatu aturan melalui contoh-contoh yang menggambarkan aturan yang menjadi sumbernya.
Aplikasi teori belajar kognitif
              i.                  Piaget
1.      Menentukan tujuan-tujuan instruksional
2.      Memilih materi pelajaran
3.      Menentukan topic yang bisa dipelajari siswa secara aktif
4.      Menyiapkan pertanyaan yang bisa memancing kreatifitas siswa
            ii.                  Bruner
1.      Menentukan tujuan instruksional
2.      Memilih materi pelajaran
3.      Menentukan topic yag bisa dipelajari kelompok atau individu
4.      Mencari ilustrasi yang digunakan
          iii.                  Ausubel
1.      Menentukan tujuan instruksional
2.      Mengukur kesiapan baik melalui tes awal atau interview
3.      Memilih materi pelajaran dalam bentuk konsep-konsep kunci
4.      Mengidentifikasi prinsip yang dikuasai siswa
5.      Mengevaluasi  proses dan hasil belajar


C.    GESTALT
Menurut Slameto (2010: 9) teori ini dikemukakan oleh Kofka dan Kohler dari Jerman, yang sekarang menjadi tenar di seluruh dunia. Jadi dalam belajar yang penting adalah adanya penyesuaian pertama yaitu memperoleh response yang tepat untuk memecahkan prolem yang dihadapi. Sifat-sifat belajar dengan insight ialah:
1.      Insight tergantung dari kemampuan dasar
2.      Insight tergantung dari pengalaman masa lampau yang relevan
3.      Insight hanya timbul apabila situasi belajar diatur sedemikian rupa, sehingga segala aspek yang perlu dapat diamati.
4.      Insight adalah hal yang harus dicari, tidak dapat jatuh dari langit.
5.      Belajar dengan insight dapat diulangi
6.      Insight sekali didapat dapat digunakan untuk menghadapi situasi-situasi yang baru.

Prinsip belajar menurut teori Gestalt
a)      Belajar berdasarkan keseluruhan
Orang berusaha menghubungkan suatu pelajaran dengan pelajaran yang lain sebanyak mungkin. Mata pelajaran yang bulat lebih mudah dimengerti daripada bagian-bagiannya.
b)      Belajar adalah suatu proses perkembangan
Anak-anak baru dapat mempelajari dan merencanakan bila ia telah matang untuk menerima bahan pelajaran itu. Manusia sebagai suatu organisme yang berkembang, kesediaan mempelajari sesuatu tidak hanya ditentukan oleh kematangan jiwa batiniah, tetapi juga perkembangan karena lingkungan dan pengalaman.
c)      Siswa sebagai organism keseluruhan
Siswa belajar tak hanya inteleknya saja, tetapi juga emosional dan jasmaniahnya.
d)     Terjadi transfer
Belajar pada pokoknya yang terpenting pada penyesuian pertama ialah memperoleh response yang tepat.
e)      Belajar adalah reorganisasi pengalaman
Pengalaman adalah suatu interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Anak kena api- kejadian ini menjadi pengalaman bagi anak. Belajar itu baru timbul bila seseorang menemui situasi/ soal baru.
f)       Belajar harus dengan insight
Insight adalah suatu saat dalam proses belajar di mana seseorang melihat pengertian tentang sangkut-paut dan hubungan-hubungan tertentu dalam unsur yang mengandung suatu problem.
g)      Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan dan tujuan siswa
Hal itu terjadi bila banyak berhubungan dengan apa yang diperlukan siswa dalam kehidupan sehari-hari.
h)      Belajar berlangsung terus menerus
Siswa memperoleh pengetahuan tak hanya di sekolah tetapi juga di luar sekolah, dalam perjuangan; memperoleh pengalaman sendiri-sendiri, karena itu sekolah harus bekerja sama dengan orang tua di rumah dan masyarakat, agar semua turut serta membantu perkembangan siswa secara harmonis.
 Menurut gestalt semua kegiatan belajar menggunakan insight atau pemahaman terhadap hubungan-hubungannya, antara bagian atau keseluruhan.

D.    HUMANISTIK
Penganut aliran ini menjelaskan bahwa proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu sendiri. Teori ini mementingkan isi dari proses belajar. Teori ini terwujud dalam teori para ahli sebagai berikut
1.      Bloom dan Krathwohl
Tiga kawasan yang mungkin di pelajari oleh siswa:
1)      Kawasan kognitif yang mencakup 6 tingkatan
a)      Pengetahuan (mengingat, mengahafal)
b)      Pemahaman (menginterpretasikan)
c)      Aplikasi (penggunaan konsep dalam memecahkan masalah)
d)     Analisis (menjabarkan suatu konsep)
e)      Sintesis (mengabungkan bagian konsep jadi suatu konsep yang utuh)
f)       Evaluasi (membandingkan nilai-nilai, ide dan metode)
2)      Kawasan afektif yang terdiri dari 5 tingkatan
g)      Pengenalan (sadar akan adanya sesuatu)
h)      Merespon (aktif berpartisipasi )
i)        Penghargaan (setia pada nilai-nilai tertentu )
j)        Pengorganisasian (menghubungkan nilai-nilai yang di percayai)
k)      Pengalaman (menjadikan nilai-nilai sebagai bagian dari pola hidup
3)      Kawasan Psikomotor yang terdiri dari lima tingkatan
a)      Peniruan (menirukan gerak)
b)      Penggunaan (menggunakan konsep untuk bergerak)
c)      Ketetapan (melakukan gerak dengan benar)
d)     Perangkaian (melakukan beberapa gerakan sekaligus)
e)      Naturalisasi (melakukan gerak secara wajar)
 2.      Kolb
Empat tahapan belajar menurt Kolb
                                    ii.      Pengalaman konkrit (siswa hanya mampu sekedar ikut mengalami suatu kejadian )
                                  iii.      Pengamatan afektif dan reflektif (siswa mampu mengadakan observasi aktif terhadap suatu kejadian )
                                  iv.      Konseptualisasi (siswa mampu membuat abstrak atau teori tentang hal yang pernah diamatinya)
                                    v.      Eksperimentasi aktif (siswa sudah mampu mengaplikasikan suatu akurat umum ke situasi yang baru)
3.      Honey dan Mumford
Empat macam atau tipe siswa
                                      i.      Aktivis (melibatkan diri pada pengalaman baru )
                                    ii.      Reflector (hati-hati sebelum bertindak)
                                  iii.      Teoris (cendrung berfikir rasional )
                                  iv.      Pragmatis (menaruh perhatian pada aspek praktis )
4.      Habermas
Habermas mengemukakan tiga macam tipe belajar
                                      i.      Belajar teknis (menekankan interaksi manusia dengan lingkungan )
                                    ii.      Belajar praktis
                                  iii.      Belajar emansipatoris (menekankan ada transformasi dan perubahan)
 Aplikasi teori humanistik :
o   Menetukan tujuan instruksional
o   Menentukan materi pelajaran
o   Membimbing siswa belajar aktif
o   Membimbing siswa membuat konseptual pengalaman tersebut

 Kepustakaan
 Herman Nirwana, dkk. 2005. Bahan Ajar Belajar dan Pembelajaran. Padang: FIP UN
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TEORI PERKEMBANGAN KARIR: KRUMBOLTZ SERTA APLIKASINYA

Jumadi Mori Salam Tuasikal, M.Pd A.    Konsep Dasar             Jika kita bicara mengenai bimbingan karir melalui pendekatan pemilihan...